- Author's note -
Yo,izanagi's here • -•)/
Selamat datang di 'A Little Longer' chapter 04 *bow*
Author minta maaf bagi yang nunggu update sampe nagih ke author belakangan ini Author belon update :v *ehemYahh sampe situ aja deh pesan pembukanya,enjoy ( • ו)/
___________________________________A Little Longer - Chapter #04
___________________________________Akane terkejut,ia membeku di tempat.
"Nenek akan jemput kamu di sekolah,kita harus ke rumah sakit sekarang,ya? Tunggu di halte dekat sekolah" Suara neneknya masih terlihat bergetar sampai di akhir kalimat,Akane juga bisa mendengar jelas suara isakan neneknya tersbut.
Sampai neneknya mematikan telefon Akane masih terkejut dan terdiam. "Akane?" Tanya Sheeline bingung,Akane mematikan telefon,Ia perlahan meneteskan air matanya dan memeluk erat Sheeline. Sheeline masih tidak mengerti kenapa Akane memeluknya tiba-tiba.
"Ibuku.." suara Akane serak mengeluarkan semua perasaannya,seperti suara tangisan yang amat mendalam. "Ibuku kecelakaan.." Akane melanjutkan kata-katanya,ia masih menangis di pelukan Sheeline. Sheeline membalas pelukannya,ia tersenyum kasihan. "Sabar" suara lembutnya membuat tangisan Akane semakin menjadi-jadi.
"Aku akan ikut menjenguk ibumu,ya?" Tawar Sheeline lembut,Akane mengangguk cepat dan mulai melepas pelukannya,ia mengusap air matanya. "Sudah,ayo kita pergi" ajak Sheeline. Setelah mengambil tas mereka segera keluar kelas,kali ini Sheeline tidak berlari,ia tau apa yang terjadi pada Akane jika ia berlari.
×
Mereka menunggu di halte seperti apa yang sudah di perintahkan neneknya,tidak lama setelah mereka sampai,mobil yang di kendarai oleh kakeknya itu datang. "Kek,hari ini aku bawa teman untuk ikut menjenguk ibu" ucap Akane sambil masuk kedalam mobil bersama Sheeline,Sheeline mengangguk memberi isyarat seperti menyapa. Neneknya membalas anggukan Sheeline dengan senyuman ramah.
Mobil pun melaju ke rumah sakit.
×
Sesampainya di rumah sakit,neneknya bertanya kepada suster nomor ruangannya,setelah itu mereka bergegas menaiki lift dan mencari ruangan tersebut.
"Disini" kakeknya sontak berucap ketika menemukan nomer ruangan ibunya,kakeknya melihat kedalam ruangan lewat jendela di pintu,lalu membuka pintunya.
"Ibu!" Akane berlari menghampiri ibunya yang tergeletak di kasur rumah sakit dengan lemas. Ibunya membuka mata perlahan dan menoleh ke wajah Akane dengan perlahan pula. Akane menangis dan memegang tangan ibunya,ibunya meraba pipi Akane dengan lembut dan tersenyum tulus.
"Akane.." ucap ibunya lemas. "Ibu,tidak akan di operasi seperti Akane kan??" Tambah Akane,volume suaranya sedikit di naikkan. Sheeline yang melihat dari belakang Akane membelalak setelah mendengar kata-kata Akane,batinnya terus berkata 'Akane pernah sakit parah?' Ia terus memikirkan kata-kata itu. Ibunya membelai rambut belakang Akane,ia hanya mengangguk.
"Ibu baik-baik saja.." jawab ibunya lembut,Akane masih menangis dan masih menggenggam tangan ibunya yang lemas. "Akane," ibunya mulai berbicara,Akane mulai tenang sedikit,ibunya mendekat ke telinga Akane. "Apapun yang terjadi,kamu harus sembunyikan masalahmu dengan senyuman,apapun rasa sakitnya,kamu harus simpan," bisikkan ibunya tergantung,ibunya menunjuk ke dada Akane. "Disini." Lanjut ibunya tersenyum tipis,Akane mengangguk cepat,ibunya mendekatkan telunjuknya ke mulut Akane. "Rahasia.." bisik ibunya.
"Akane" panggil neneknya,neneknya menggenggam pundak Akane dari belakang,Akane menoleh,neneknya mengangguk sekali mengisyaratkan 'sekarang saatnya untuk pergi'. Akane menoleh ke arah Sheeline,Sheeline tersenyum dan mengangguk juga. Akane mulai melepas genggamannya,ia menatap ibunya sendu lalu pergi meninggalkan ruangan bersama kakek,nenek dan Sheeline.
Saat mereka beberapa langkah menjauh dari ruangan,para dokter dan suster berlari berlawanan arah dari mereka,mereka berlari terburu-buru,kamu tidak akan menyangka seberapa paniknya mereka berlari berlawanan arah di depanmu,Akane,nenek dan kakeknya serta Sheeline menyingkir ketika seorang suster berteriak "minggir",ada suster yang membawa alat-alat operasi di sebuah keranjang dorong besi.
Akane membelalak kaget,para dokter dan suster itu memasuki ruangan ibunya,Akane meneteskan air mata usai membeku melihat dokter dan suster itu memasuki ruangan ibunya. "Tidak!!" Akane berteriak mencoba berlari kearah ruangan itu tetapi Sheeline menahannya. "LEPASKAN AKU" Akane berteriak sangat kencang,membuat orang-orang yang lewat di lorong itu menatap Akane,ada tatapan heran dan ada tatapan aneh,ada pula yang berbisik-bisik. Sheeline memeluk Akane,Sheeline berbisik serak "sudah.." Sheeline ikut menangis saat Akane menangis dengan kencang.
Nenek dan kakeknya tentu ikut menangis dan membelai punggung dan rambut Akane. Akane masih menangis sangat kencang.
× to be continued ×
- Author's note -
Yo,izanagi's here • -•)/
Akhirnya chapter 04 selesai juga (= × =),makasih udah baca 'A Little Longer' chapter 04,makasih juga buat kalian yang setia membaca cerita ini *bow*,kalian yang vote juga makasih banyak,kalian yang nagih juga maaf ya :v.Jika ada typo,kata-kata yang sulit di mengerti/gajelas,Author mohon minta maaf ya,sekali lagi makasih udah setia membaca cerita ini.
Sampai ketemu di chapter berikutnya,minna (•×•)/
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Longer
Romansa'Ia' membuat perjanjian kepada dokter dan berbohong di depanku,semuanya 'ia' sembunyikan dengan sempurna,kesedihannya,air matanya,senyumannya bagaikan topeng pemain drama.