[3]

197 11 4
                                    

"MIIIIAAAAAAAAAAAAAA!!! WOOYYYY BANGUUNN WOOOOOOYYYYYYYYYYYYY! MIIIAAAAA MIIIIAAAAA MIIIIIIAAAAA MIIAAAAAA MIIIIIIIIAAAAAA MIIAAA MIA MIA MIA MIA, mia."

"ARGH LO GILA KAK?!" Kutuk Mia padaku. Alhasil ia mengubah posisinya menjadi duduk, ia melirik ku dengan sinis, amarahnya meluap-luap.

Aku cekikikan tertawa saat melihat ekspresi Mia saat itu, "Lucu lo Mia," aku menutup mulutku saat tertawa.

"Eh bang*at diketawain lagk dasar gila." Mia membuang muka dan meninggalkan ku masih dengan amarah.

"Ahelah lu mah, gue kan ngebangunin lo. Dasar tikus."

"Serah." Jawabnya singkat.

"Ye serah, gue mau berangkat dulu. Tiati di pojok." Ucapku menakuti Mia lalu pergi dengan tawa.

____________________

Lagi-lagi sepi, tak ada satu nyawa manusia pun di sini. Terkecuali dengan Pak Satpam di gerbang dan ibu kantin.

Mereka-makhluk halus- menatapku dengan muka datar yang selalu mereka banggakan. Aku berdecih malas melihatnya

Kini aku sudah sampai di ruang kelasku. Aku hanya bisa duduk menopang daguku mendengarkan ocehan dari Om Cowboy dan seorang lagi yang tak ku tau dan tak mau tau namanya.

Aku hanya duduk dengan malas di sini, sesekali aku merebahkan kepalaku ke meja.

"Ck! Sepi banget, ga seru. Mending gue keluar beli snack ajalah."

Aku mulai meninggalkan kelas ku, berjalan dengan santai dan sesekali bersenandung kecil. Kini aku sudah berada di kantin, aku mulai memilih beberapa makanan ringan yang menurutku cukup enak.

"Segini berapaan bu?" Aku mengangkat makanan ringan yang ku pilih.

Ibu kantin pun dengan segera mengambil kalkulator dan tampak menghitung satu-persatu.

"16.500 aja neng." Ucapnya, dan tak lupa menyisipkan senyum.

Aku merogoh saku ku. "Nih bu."

"Makasih ya neng."

"Iya bu."

Aku meninggalkan kantin dan berjalan menuju ruang kelas. Tak terasa para mahasiswa pun silih berganti berdatangan.

Sesekali aku menyapa beberapa dari mereka dan tak lupa mereka membalasnya. Ada juga yang berbisik-bisik sambil melirik ku dengan sinis, aku menghiraukan mereka.

Aku telah berada di depan ruang kelas ku, aku melihat segerombolan mahasiswa yang tertawa. Dengan segera aku menerobos segerombolan itu dan masuk ke dalam kelas.

'Ya Tuhan.'

Aku terjatuh dengan lunglai, tungkai kaki ku tak dapat lagi menopangnya. Lututku menyentuh tanah dengan kasar, aku terduduk melihatnya. Dengan segera air mataku mengalir dengan deras, sangat deras. Tas jinjing yang ku beli dengan menabung selama satu setengah bulan, dihancurkan oleh mereka sesuka hati.

"Anne, apa.."

"Apa hah apa?" Mereka tertawa melihat ku. Mata biru jernih Anne menatapku dengan tatapan meremehkan lalu ia menyeringai kecil.

"Tas gue.. hiks, lo apain?"

"Cuma disobek, ga masalah kan? Eleh cuma tas jinjing murahan kayak gini." Anne memasang wajah sombongnya.

Aku berjalan gontai menuju Anne yang memegang tasku pada tangannya. Aku mengambil tasku lalu menunduk tak percaya, air mataku semakin deras mengalir.

"Hiks, tega banget lo sama gue Anne."

"Hiks, tega banget lo sama gue Anne." Anne mengulangi perkataan ku dengan gaya mulutnya yang dibuat-buat, mereka semakin menertawakan ku.

psikopatxx-slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang