Tujuh

6.8K 118 0
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan dering ponselku yang memekakan telinga. Dengan terpaksa akupun melepas rangkulan Tony, mengambil kemeja Tony yang berada didekatku dan segera keluar kamar untuk mengangkat telfon.

"Hallo?" ucapku setelah keluar dari kamar menuju ruang tengah.

"Lily? Bagaimana liburanmu, sayang?"

"Baik. Bagaimana kabar mom dan dad?"

"Kami baik. Dimana Tony?"

"Dia masih tidur mom"

"Hahaha baiklah mom mengerti. Aku menganggu tidurmu?"

"Tidak. Aku baru saja bangun untuk memesan sarapan"

"Ah, baiklah kalau begitu. Oh ya, aku harus segera pergi. Sampaikan salam kami pada Tony. Have fun, sweety"

"Oke. Bye, I love you mom"

***

"Jadi hari ini apa yang ingin kau lakukan?"

"Entah, aku sedang malas melakukan apapun"

"Bagaimana jika ke pantai?"

"Tony kita selalu kepantai setiap pagi dan sore"

"Club?"

"Sudah ada kau saat ini untuk ku ajak bercinta"

Tony menaikkan alisnya menandakan ia bingung saat ini, namun beberapa saat kemudian seringai cabulnya menggantikan eskpresi sebelumnya.

"Apa?"

Ia terkekeh sambil berdiri dari kursinya dan menghampiriku.

"Ayolah kau sudah sangat paham bukan. Aku merindukan surgamu" ucapnya ditelingaku dengan suara yang rendah.

Oke untuk sesaat aku hampir saja termakan rayuan cabulnya yang secara jelas menginginkan kami bercinta dimeja ini. Namun kewarasanku masih berguna dan segera mendorongnya pelan untuk menolak secara halus.

"Tony dengar, untuk saat ini aku benar-benar merasa tubuhku hampir rontok. Selama disini aku selalu mengikuti kemanapun kau pergi dan malamnya kita selalu berakhir saling menelanjangi karna kau selalu bilang aku terlihat lebih sexy setelah kita kembali dari pantai. Jadi untuk saat ini biarkan aku istirahat sebelum kita kembali ke rumah"

"Jadi tidak ada hadiah bercinta untukku dihari terakhir kita di Lombok?"

"Tidak. Kau bisa menunggu saat kita sampai rumah jika kau ingin"

"Kau punya hutang bercinta denganku, nona manis"

"Dan aku akan selalu menepati janjiku, tuan cabul"

"Hei!"

Akupun terbahak melihat aksi protesnya saat aku memanggilnya cabul. Oke aku tidak salah bukan?

***

"Pergilah Britney, aku ingin pulang"

"Ayolah Alex aku ini tunanganmu, jadi aku bisa bukan ikut denganmu"

"Kau tidak lebih dari sekedar wanita seksku berhentilah bermimpi"

Sebuah tamparan mendarat dengan mulus dipipiku tepat saat aku baru saja menutup mulut.

"Kau brengsek"

"Aku sudah mengingatkanmu sejak, awal bukan?"

"Kau akan menyesal Alex" iapun bergegas keluar dari ruanganku dengan matanya yang berkaca-kaca. Masa bodoh jika ia sakit hati yang terpenting saat ini adalah Lily.

Melihat tanggalan hari ini akupun tersenyum, ini adalah hari kepulangan Lily dan Tony dari Lombok dan tandanya adalah hari kejutan untuk Lily.

***

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang