Night Game

1.9K 49 4
                                    

📣📣📣📣 NC.. NC.. NC..📣📣📣📣
21+

Ini semua hanya imajinasi Author yg kelewat ekstrim. Sebelumnya author minta maaf sudah menistakan bias sendiri.

PLEASE.!!
BE SMART READER

------------------

"Yoongi'ya, bagaimana kau bisa masuk kesini.?" aku terkejut saat Yoongi tiba-tiba masuk ke dalam kamarku melalui balkon.

"Aku punya akses sendiri untuk menemuimu." ujarnya mendekatiku yg berdiri mematung.

"B-bagaimana kalau ada yg mengikutimu kemari. Appa dan Eomma tidak ada dirumah. Hanya ada Han.. seol.." ucapku sadar dengan kata-kata ku sendiri. Apakah yg dimaksud Yoongi dengan akses itu adalah adiknya sendiri, Hanseol.?!

"Bukankah itu bagus. Tidak akan ada yg mengganggu kita." ujarnya semakin mendekatiku.

Aku berjalan mundur, sedikit takut dengan tatapan tajam seorang Min Yoongi yg seperti ingin menerkamku kapan saja.

"Arrghhh noona.. kenapa kau menjauh seperti itu. Apa kau tidak merindukanku eoh.?!" ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Yoongi terus berjalan kearahku, sampai-sampai jalanku untuk menghindarinya telah habis dan aku terduduk di pinggir tempat tidur. Ku genggam erat kerah dress tidurku yg jelas mengekspos belahan dadaku. Sial kenapa aku memakai baju ini.!

"Aku sangat merindukanmu, harusnya noona tau itu." ujar Yoongi tepat berdiri didepanku.

"Ya, aku tau Yoongi'ya. Justru itu yg kutakutkan sekarang." kataku mendongakkan kepalaku menatap namja yg digilai banyak yeoja ini. Aku gugup dan susah bernafas melihat seringai Yoongi yg semakin mendekat.

Yoonggi membungkukkan badannya mensejajarkan wajahnya dengan wajahku dengan tangan kiri menumpu di tempat tidur sedangkan tangan kanannya menyelipkan rambut panjangku ke telingaku. Jantungku berdegub kencang hanya dengan perlakuan Yoongi seperti itu.
"Noona.. hampir 2 minggu aku keliling eropa. Selama itu tidak ada yeoja lain yg bisa kusentuh. Mataku selalu terbayang-bayang dengan wajahmu."

"Dasar pembual." ucapku menatap manik hitam yg bersinar terkena cahaya lampu kamar yg redup. Aku juga merindukannya, tapi aku takut mengatakannya, aku takut mati.

"Aku sangat rindu dengan semua yg ada pada dirimu."

"Yoon..." aku tercekat saat perlahan jari jemari Yoongi menyentuh wajahku.

"Mata ini.. Hidung.. Bibir.." lama Yoongi mengusap kedua belah bibirku yg merah. Hatiku berdesir, seluruh tubuhku memanas, aku menginginkan sentuhan namja berkulit putih ini.

Jari-jari Yoongi kembali membelai dagu dan leherku. Entah sejak kapan, Yoongi telah mengikat rambutku, walau kurasa ikatannya tidak sempurna.

"Noona terlihat menggairahkan bila seperti ini." bisiknya tepat didepan wajahku.

"Dasar namja mes-mmmpphhh" belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, bibir Yoongi melumat bibirku lembut. Kubelai punggung Yoongi dan membantu melepaskan kemeja yg dia pakai. Beruntung Yoongi tidak mengancingkan kemejanya hingga aku mudah melepaskannya dan hanya tertinggal kaos ditubuhnya. Perlahan aku beringsut ke atas tempat tidur tanpa melepaskan ciuman kami. Yoongi mendorong tubuhku dan mengambangiku.

"Aku tidak akan membuat noona tidur nyenyak malam ini." senyumnya menyeringai.

'Sial, semoga aku masih bisa melihat mentari esok', batinku.

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang