Sinar mentari menyusup diantara tirai kamar seolah memberi tanda hari sudah pagi.
Hinata POV
Ku buka mataku perlahan. Sudah pagi ya..
Aku harus bangun, meski berat karna semalam aku belajar mati-matian untuk ujian pagi ini.
Aku bangkit perlahan menuju kamar mandi. Bersiap dengan seragam sekolahku.
Rapi. Aku turun ke bawah menuju meja makan.
" Hinata-sama "
" Ohayo "
Okaa-sama sudah berada disini bersama Otou-sama. Tapi seperti biasa, Otou-sama selalu sibuk dengan urusan kepala keluarga.
Klan Hyuuga yang melekat padaku ini, dipimpin oleh Otou-sama. Sebagaimana pimpinan, Otou-sama slalu sibuk mengurus para pengikutnya. Anggota klan.
Jujur, jika aku lulus sekolah nanti aku tak ingin menjadi pemimpin seperti Otou-sama. Meski aku adalah anak pertama dari kepala keluarga. Karna pasti akan.. Membosankan.
" Okaa-sama, aku berangkat sekarang "
" Sudah selesai sarapannya? "
" Hm.. Itekimasu "
" Iterasai "
Aku segera meluncur ke sekolah, diantar Neji-san.
" Arigatou Neji-san "
" Hn "
Dia berlalu usai menurunkanku di sekolah.
" Ohayo Hinata "
" Ohayo "
Ini Sakura, sahabatku di sekolah.
" Kau kelihatan bahagia sekali pagi ini Sakura "
" Ah benarkah? "
" Hm "
" Itu karna semalam aku kencan dengan Sasori-san "
" Huh? "
" Ya, dia begitu romantis " kenangnya sambil tersenyum. Akupun ikut tersenyum melihatnya.
Seleranya pada orang yang lebih tua tak berubah. Dia tak pernah sekalipun tertarik pada pria seusia kami.
" Baiklah buka halaman... "
Dan kegiatan sekolah pun di mulai.
" Nee.. Hinata, kenapa kau belum juga mau mencari kekasih, usia mu kan sebentar lagi 17 tahun "
" Uhuk.. Uhuk... "
Sukses membuatku tersedak makan siangku sendiri.
" Daijoubu? "
" Ke-kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu Sakura? "
" Karna ku pikir kau harus merasakan itu "
" A-aku tidak berpikir tentang hal itu "
" Kau slalu begitu "
Aku hanya memberi senyum garing padanya.
" Bagaimana kalau kau ikut goukon? "
" Heh? "
" Ya, aku yang menentukan jadwalnya nanti "
" Sa-Sakura aku.. "
" Kau tak boleh menolak Hinata "
Sakura kalau sudah memaksa begini susah tuk menolak. Yang sudah-sudah tiap kali ku tolak, berakhir dengan perang dingin selama 2 hari. Dan aku tak mampu menahannya.
Lusa adalah ulang tahunku yang ke 17. Tak ada perayaan apapun. Mungkin mereka lupa karna ini hal sepele.
Dan akupun tak boleh menuntut lebih.
Hari semakin dingin, salju juga mulai mewarnai kota ini.
" Tadaima "
" Okaeri nasai Hinata-sama "
" Okaeri Hinata "
Aku berjalan perlahan menuju Okaa-sama yang tengah sibuk merangkai bunga.
" Dousta Hinata? "
" Hm "
Aku duduk bersandar di pundak Okaa-sama. Meski aku tak menuntut apapun tuk hari ulang tahun ku. Tapi nyatanya jauh di lubuk hatiku ada pertanyaan besar menggangguku.
Apa mereka ingat hari ulang tahunku?
~Skip~
YOU ARE READING
SasuHina - Let me be with you
FanfictionSikapnya mendadak aneh. Jujur aku sendiri bingung dengan perubahannya. Tak pernah ada jawaban meski ku coba tanya beberapa kali. Hanya diam dan mengikuti kata-kataku. Ini membuatku senang, tapi disaat yang sama aku juga merasa jengkel. Ada apa denga...