Part 6

368 17 0
                                    


Pagi yang cerah secerah hatiku, cahaya sang surya mulai menerobos masuk kedalam kamarku, kini wajahku terkena sorotan sinar sang mentari. Mataku masih remang-remang memandang ke sekeliling kamarku. Burung-burung berkicau seperti hendak membangunkan ku lebih cepat, namun aku tak begitu memperdulikan nya.

Hari ini aku merasa sedikit malas, jam beker yang sedari tadi berbunyi hanya ku anggap sebagai lagu dipagi hari yang indah, hingga akhirnya ia pun menyerah karena tidak ku respon. Getar handphone diatas nakas mampu membuatku membuka mata sejenak, sekilas ku lihat Salma yang menghubungiku, tak ada jawaban dariku hingga akhirnya getaran itu terjadi beberapa kali yang akhirnya membuat ku terbangun.

"Assalamualaikum Ra, lama banget sih jawabnya jangan bilang kalau masih tidur ya" suara Salma yang cukup keras dibalik telfonnya.

"Wa'alaikumsalam,, ada apa Sal pagi-pagi udah nelfon, kangen ?" jawabku dengan nada datar.

"Hmm aku sedang menuju rumah mu Ra, ya sudah Assalamualaikum" jawab Salma yang langsung memutuskan sepihak.

"Ya terserah" gumamku yang langsung merebahkan tubuhku lagi.

Tiba-tiba ketukan kencang terdengar dibalik pintu kamarku, namun tak ku hiraukan.

"Selamat pagi sweatheart, kak Rey masuk ya" suara kak Rey berhasil membangunkan aku.

"Iya kak" ucapku lirih.

"Kok masih tidur dek, cepat bangun sudah siang lho, mau ikut kak Rey nggak ?" Suara kak Rey yang membuatku mendongak.

"Ikut kemana kak ?" jawabku dengan datar.

"Hmm rahasia. Sekarang mandi dulu sana !"

"Iya kak ini Rara bangun, trus mau mandi,, kak Rey cepetan keluar" ucapku dengan sedikit malas.

"Oke, kak Rey tunggu dibawah ya" balas kak Rey dengan senyum manisnya.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, aku pun siap dengan gamis yang ku kenakan. Tiba-tiba terdengar ketukan keras dibalik pintu kamarku lagu.

"Sebentar kak" balasku yang terdengar cukup keras.

"Ra, ini Salma" suara Salma yang membuatku teringat bahwa ia mau kesini.

"Ehh iya Sal, masuk aja" jawabku lirih, yang diikuti oleh suara pintu terbuka.

"Ra, mau kemana ?" ucap Salma yang sedari tadi mengerucutkan bibirnya.

"Mau keluar sama kak Rey" balas ku dengan pipi mengembang.

"Kak Rey ?"

"Iya Salm, kak Rey udah balik ke Indonesia" jawabku dengan lirih.

"Trus aku gimana ?, kamu tega ninggalin aku sendiri ?"

"Ya udah ikut aja, lagi bad mood kan ?" ucapku sambil melirik Salma yang masih mengerucutkan bibirnya.

"Hmm tapi--

"Nggak usah pake tapi, ayok berangkat" sela ku sambil menarik tangan Salma.

***


Disini aku duduk di kursi belakang sama Salma. Suasana hening pun terjadi cukup lama, semenjak kejadian 2 tahun silam hubungan kak Rey dan Salma cukup terganggu.

"Kita mau kemana sih kak ?" ucapku yang berusaha memecah keheningan.

"Hmm ke Bogor dek" balas kak Rey yang fokus dengan jalan didepan.

Sesekali kulihat sahabatku yang duduk disebelah ku, sedang asik melihat sekeliling jalan dari balik kaca mobil. Tak butuh waktu lama, akhirnya kita sampai juga di Kebun Raya Bogor.

Takdir IlahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang