Part 2

153 8 0
                                    

Puri masih saja diam tak bersuara, dari air mukanya tampak sekali bahwa mood nya sudah sangat buruk pagi ini,semua rencana yang sudah ia siapkan sepertinya menguap begitu saja.

"yuukkk...." ajak arie sembari menarik tangan kanan Puri dan sontak saja membuat Puri bergidik dan beusaha melepas genggaman Arie dari tangan kanannya.

"loe apa-apaan sih.. main narik tangan gue segala. Jangan mentang-mentang depan Bunda ya loe bisa seenaknya sama gue.."

"jangan GR loe mbakk, kalau gak gue pegang tangan loe, loe pasti gak bakal jalan, dan kita bakal telat.!!!."

"salah loe sendiri, siapa juga yang suruh loe dateng kerumah gue dan pegi bareeng gue,, gue sih ogah !! udah lepasin gak tangan gue..!! gue bisa jalan sendiri !!!" balas Puri sengit pada ucapan Arie barusan, dengan kasar ia menarik tangannya dari genggaman Arie dan berjalan sendiri menuju motor Arie yang sudah terparkir didepan pagar rumahnya sejak tadi pagi, sekali lagi Puri menarik nafas panjang mencoba menetralisir emosinya barusan , Puri terlihat ragu begitu ia melihat motor besar Arie yang berwarna Merah Hitam itu,ragu apakah ia yakin ia akan naik kemotor itu ?

"apes bangett gue hari ini.."baitn Puri meratapi nasibnya.

"ngapain loe liatin motor gue ?? keren yaa. Ala –ala motor pembalap Motor GP gitu , siapa tu namanya ?? ahh Marc Marques .. iya gak ??" goda Arie pada Puri

"terserah loe deh, gue udah capek ri.. loe gak kasian apa ama gue ??" Puri menunduk dan membalas ucapan arie dengan lemah.

Arie menjadi tak enak hati melihat Puri yang tertunduk lemah seolah menyerah dari perang sengit melawannya , ia lebih suka melihat Puri yang meletup-letup amarahnya ketimbang melihat Puri yang seperti barusan.

"bagus deh, kalo loe udah capek , jadinya loe bakal nurutin mau gue dong ? hehehe.."

Tak ada jawaban dari Puri , ia masih saja tertunduk ... tapi bukan karena ia menyerah dan tak menghiraukan ucapan Arie barusan, ia ingin sekali membalas nya. Tapi yang sedang ia lakukan saat ini adalh memikirkan cara apa yang akan ia lakukan selanjutnya untuk bisa kabur dan menang telak melawan Arie. Darah Puri seolah meninggi, dunia dan semua rencananya seolah-olah menguap begitu saja ketika ia sadar bahwa sosok Arie telah berdiri tepat dihadapannya kini dan memasangkan helm di kepala Puri, mata puri membulat begitu jarak yang diciptakan arie sangat lah dekat dengannya kini, jantungnya berdegup tak beraturan, nafasnya seolah tercekat.

"heiiii.. loe kenapa sih ?? aneh banget " Arie terheran-heran melihat Puri yang berdiri mematung dihadapnnya.

"ihhh... loe mikir jorok yaa ?? ayo ngaku.."

"arrgggggghhhhhhhhhhhhhh........" Puri berteriak histeris

"waaahhhh.. kumat ni anak"ujar Arie sembari menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kemudian dikenakannya helm dan dinaikinya motor kebanggannya itu."nihh, jaket buat loe , udara masih dingin , gue tahu loe sering mabuk perjalanan kan ? gue Cuma gak mau ntar loe muntah-muntah pas gue bonceng..nih.." arie melemparkan jaket yang sudah ia siapkan khusus untuk Puri.

"sialan loe,.."umpat Puri sembari mengenakan jaket yang diberi arie itu, sesaat kemudian ia sudah duduk tepat di belakang Arie yang bertindak sebagai kemudi. Dilihatnya kembali pintu rumah yang masih terbuka, ternyata bunda masih berdiri disana menunggu Puri dan Arie benar-benar berangkat. Puri terlihat ngeri menatap bunda, pasti bunda melihat dan mendengar semua ulah Puri dan Arie pagi ini. Dilambaikannya tangan pada bunda, dan kembali dibalas bunda dengan lambaian tangan pula. Arie meemencet klakson motornya tanda pamitan darinya, sesaat kemudia kedua anak manusia itu telah melaju pergi dari tempatnya semula.

*****************************************

Matahari masih juga belum bangun sepenuhnya, tapi jalanan kota Jakarta mulai bangkit dan dipenuhi sesak berbagai macam kendaraan. Saling adu kebut-kebutan,saling potong jalan, saling selip tak mau kalah semata mereka lakukan tak lain hanya untuk terbebas dari kemacetan kota Jakarta yang sudah seperti penjara di setiap harinya,rambu lalu lintas dan polisi yang berjaga tak lagi diperdulikan oleh mereka... prinsip utama mereka adalah Maju dan langgar peraturan,atau taati peraturan tapi diambang Kemelaratan ??.

Diantara lautan kendaraan beserta pemegang kemudi yang ada di Jalanan Kota Jakarta itu kini pula lah Arie dan Puri tengah berjuang seperti lainnya mencapai ketempat tujuan mereka yang sama, Kampus !!! Arie yang bertindak sebagai kemudi menatap serius kedepan , selip sana – selip sini,terobos sana –terobos sini, dan tetap memperhatikan kecepatan dan keselamatan dirinya dan nyawa orang yang duduk dibelakangnya kini,Puri. Sesekali Arie melihat keadaan Puri lewat kaca spion motornya , memastikan bahwa ia baik-baik saja karena tak ada sedikitpun suara yang keluar dari bibir Puri sejak mereka berdua terjebak diantara kemacetan.

"Loe kenapa ?? udah mau muntah gitu ? aduhhh.. loe katrok banget yaakk , naik motor aja pakek mabuk perjalanan. " tanya arie dan terus mengawasi puri lewat kaca spion motornya.

"hmmm ?? apa loe bilang ? enak aja... gue gak suka aja liat kendaraan segitu banyaknya berceceran disini, gak rapi !!"

Arie tersenyum tipis mendengar penjelasan Puri barusan "Loe kira ini kamar loe ? kudu rapi dan teratur semua gitu ? lagian namanya ini tempat umum Puriii...loe mau teriak-teriak buat nyuruh mereka berbaris rapi dan teratur gitu gak bakal mereka dengerin !!!" arie meninggikan nada suaranya agar bisa terdengar jelas oleh puri dan memiringkan kepalanya sedikit kearah belakang. Tapiii...... cliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttttttttttt, Arie mengerem mendadak , ketika hampir saja motornya mencium bagian belakang motor matic yang dikendarai oleh seorang perempuan yang berjalan di tengah dan sangat lambat, hal itu pula yang membuat suara yang terdengar tercipta dari bunyi gesekan paksa ban motor arie dan aspal barusan. Kontan saja tubuh Puri pun ikut maju kedepa akibat pengereman mendadak tersebut.

"Loe kenapa ?"tanya Puri khawatir. Jantungnya masih berdegup kencang karena kaget.

"sialan tu cewek, emang ini jalan punya nenek nya apa !. Udah jalan lambat nengah pula, gak tau apa ini jalan lagi macet.." protes Arie geram.

"namanya juga orang, udahlah rie....."redam Puri

"loe pegangan ke gue sekarang, peluk gue kalau loe masih mau selamat sampai kampus.. atau minimal kalau loe gak mau loe pegang jaket gue aja deh, ntar kalo ada apa-apa ke loe gue juga yang repot "

"ihhhh ,modus loe ! ogah ahh.. bilang aja loe mau minta gue peluk ,iya kan? mending gue meluk tas gue aja gini, emang loe mau ngapain sih ? mau ngebut ? loe gak liat apa ni macetnya udah kayak apa, yang bisa ntar loe ditangkep polisi loh ri karena udah nabrak pengendara disini.."

"kalo gue gak ngebut, kita gak bakal sampai Purii.."

"Loe mau mati ? pelan-pelan aja rie yang penting selamat .. gue gak mau mati konyol !!!"

"teserah loe deh , awas kalau loe teriak ..." sesaat kemudian arie menutup kaca pelindung helmnya dan menarik gas motornya lebih kuat sehingga kecepatan motor pun naik drastis dan hampir mencapai titik Kecepatan Maksimum.

"ariieeee...........loe mau bunuh gue ?!!"

Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang