Setelah kejadian 'ciuman' di pesta kebun kerabat Justin tadi mereka berdua pulang ke rumah Justin. Selama diperjalanan tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Suasana di dalam mobil sangat hening,awkward.
Ariana sedari tadi mencoba mencerna apa yang terjadi. Ia masih tidak percaya apa yang terjadi. Dan jantungnya berdegup kencang. Sementara Justin sibuk memainkan iPad yang ada ditangannya mengurusi urusan bisnisnya. Ariana berharap semoga Justin yang duduk disebelahnya tidak mendengar suara degupan jantungnya yang keras.
"Tuan kita sudah sampai" ujar supir Justin.
"Okay baiklah terimakasih. Kau boleh pulang"Mereka pun keluar dari mobil tersebut. Dan Ariana langsung berlari kedalam rumah dan langsung menuju kamarnya tanpa menghiraukan Justin yang memanggil namanya. Ia tidak mau melihat wajah tampan Justin. Dia belum siap menatap mata hazelnya yang setiap kali ia melihatnya membuat dirinya tenggelam di dalamnya.
****
Terdengar ketukan di pintu kamar Ariana.
"Ariana kau sudah tidur?" tanya Justin dari luar kamar.
Ariana yang daritadi sedang melamun sambil mengeringkan rambutnya yang basah setelah mandi,tampak kaget. Dia masih belum punya keberanian bertemu Justin. Tidak sekarang. Tidak pada saat jantungnya masih berdetak keras atau pada saat otaknya masih belum bisa menghilangkan bekas ciuman tadi. Not.now.
Dengan panik ia melempar handuk yang dipegangnya secara asal dan langsung menarik selimut dan membaringkan diri. Ariana menutup matanya rapat-rapat. Ia mendengar pintu kamarnya terbuka dan diikuti dengan langkah kaki. Dan langkah kaki itupun semakin lama semakin dekat. Ariana semakin merapatkan matanya dan berusaha agar tubuhnya tidak tegang dan kaku.
Sementara Justin,ia menatap Ariana sambil menghela nafasnya. Gadis itu luar biasa sekali. Bisa-bisanya dia tidur setelah apa yang terjadi diantara mereka. Sedangkan Justin,setiap kali ia mencoba menutup mata,ciuman itu melintas lagi.
"Kau benar sudah tidur?" Tanyanya ragu.
"Kau pasti lelah karena pesta tadi. Bahkan kau tidak sempat mengeringkan rambutmu yang basah. Kau bisa sakit" keluh Justin.Justin pun pergi dari sisi tempat tidur. Ariana yang merasa kepergian Justin,perlahan membuka sebelah matanya. Mengintip. Ia melihat Justin berjalan memungut handuk yang tadi dilempar olehnya kemudian kembali ke tempat tidur.
Justin kembali duduk disisi tempat tidur Ariana dan penuh kelembutan mengeringkan rambut Ariana yang basah menggunakan handuk. Ariana terpaku.
"Kau ini. Kenapa sama sekali tidak bisa menjaga diri. Apa salahnya mengeringkan rambutmu dulu" omel Justin lembut sambil masih dengan hati-hati agar tidak membangunkan Ariana.
Setelah selesai mengeringkan rambut Ariana,ia membelai pipi Ariana. Seakan Ariana merupakan barang yang gampang pecah jika disentuh sembarangan.
"Sekarang aku akan pergi dulu. Goodnight babe" pamitnya. Dan detik berikutnya,Ariana merasakan sebuah kecupan lembut di dahinya. Justin membenarkan selimut Ariana dan menatap gadis itu sambil tersenyum.
"Lain kali,kalau pura-pura tidur. Cobalah berakting lebih alami lagi. Aktingmu sekarang ini kaku sekali"
Ariana terpaku. JUSTIN MENGETAHUINYA? GOSH. STUPID ARIANA. Justin tertawa kecil,sebelum akhirnya beranjak menuju pintu kamar. Sebelum menutup pintu,ia memutar badannya menatap Ariana lagi,yang masih menolak bahwa akting tidurnya sudah gagal. Oh damn you idiot.

YOU ARE READING
Their Curse | jariana [COMPLETED]
FanfictionWhen they are stuck in a stupid curse and at the same time love grows between them but only one is aware of it. "Are you a cigarette? Because the more I smoke the more my heart will get sick. It's like loving you. The more I love you,the more my he...