Bel waktunya pulang sudah berbunyi, semua siswa Gwanghan berhamburan ke luar kelas dengan bersemangat, termasuk Taehyung yang segera membereskan buku-buku nya dan berpamitan pada teman barunya, Jimin.
Sedangkan Jimin sendiri, ia membereskan semua bukunya dengan lesu. Ia seperti itu karena percuma saja terburu-buru, dia juga akan berjalan pincang nantinya.Jungkook di sampingnya, memang selalu tenang. Meski begitu, Jungkook tetap selesai lebih dulu dan meninggalkan Jimin yang masih mengeluh itu sendirian di dalam kelas nya.
Ia harus berjalan kaki hingga rumah sepupunya, yang biasanya hanya di tempuh dengan waktu singkat, mungkin kali ini ia akan berjalan seperti siput.
"Sial!" Umpat namja manis itu.Ia memakai ranselnya dan mulai melangkah dengan hati-hati, sialnya ia baru ingat jika ia juga harus menuruni tangga terlebih dahulu, karena kelas dua memang berada di lantai dua. Ia berdecak dan melangkah begitu hati-hati dengan terus berusaha menguatkan dirinya. Lututnya memang sudah tidak terlalu sakit karena terjatuh tadi, tapi rasanya jika di pakai berjalan kakinya menjadi kaku dan sesekali terasa kembali sakit.
Ia menyesal telah berlarian saat berangkat tadi. Seharusnya ia tak perlu mempedulikan Jungkook. Ia kembali menggerutu tentang ikatan tali sepatunya yang tidak benar hingga membuatnya tersungkur.
***
"Haah~ , akhirnya!" Ia baru saja menyelesaikan langkahnya di tangga. Ia menggerutu lagi, kali ini tentang begitu besar dan luasnya sekolah barunya itu, membuatnya benar-benar lelah sekarang. Apa harus ia memaksakan kakinya untuk berlari ?
Mungkin jika aku berlari, meskipun sakit tapi tidak akan memakan waktu banyak? Pikirnya.
Karena sekarang ia harus menyeret langkahnya untuk melewati halaman sekolah yang terhampar luas menuju gerbang sekolahnya. Belum lagi ia harus berjalan ke rumah sepupuya.
Omong-omong sepupunya. Jimin ingin sekali menghubungi Hoseok, tapi sialnya Gwanghan tidak memperbolehkan siswanya membawa ponsel di hari senin hingga rabu. Entah lah peraturan seperti itu kenapa bisa ada. Jimin merengut, karena hari ini adalah hari selasa, ia jadi tidak membawa ponselnya.
"Sial! sial!" ia kembali menggerutu. Meski begitu akhirnya ia mengepalkan tangannya untuk menyemangati dirinya. Ia memutuskan untuk berlari saja."Fyuhh~" bibir nya mengerucut lucu, menghembuskan nafas gusar nya untuk menguatkan diri sebelum ia berlari.
"Jimin ! Fighting ! Kau pasti bisa!" teriaknya berapi-api pada diri nya sendiri. Ia pun memulai ancang-ancang sebelum berlari, bahkan ia menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu hingga kedua pipi nya mengembung sempurna. Ia juga menggerakkan kaki kanan nya yang terasa kaku karena luka di lututnya. Tingkah nya benar-benar terlalu berlebihan. Nampak seperti seorang atlit yang akan memulai ancang-ancang saat mengikuti perlombaan lari."Ready.. Go!"
Teriaknya lantang dan mulai berlari.
"Hyaaaaaaa"
Ia berteriak sepanjang larinya."Ah,appha~" ringis nya sembari menyentuh pinggiran luka di lutut nya saat sesekali terhenti karena terasa terlalu sakit, namun selanjutnya ia kembali berteriak.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriakan nya semakin melengking saat ia berlari kembali meski ia melakukan nya sambil meringis dengan mata yang sudah membendung air matanya karena merasakan lutut nya jauh lebih terasa perih.
Hingga akhirnya ia sampai di depan gerbang, masih dengan pekikan nya. Bahkan satpam sekolah sempat terkejut karena teriakan Jimin yang maha dahsyat saat berlari melewati gerbang.
***
Jimin merasa kakinya sudah sangat sakit hingga ia tak dapat menahannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL ENEMY
FanfictionJeon Jungkook | Park Jimin [OOC] •boys love• JIKOOK/KOOKMIN