Hujan terus mengguyur sejak sore, membuat udara terasa dingin dan lembab. Keadaan di luar sana memang bising akan gemercik hujan, namun terasa mencekam. Seohyun hanya memandangi keadaan di luar dari kaca jendela kamarnya di lantai dua. Sesekali dia melihat ponselnya, menanti sebuah pesan ataupun kabar dari orang yang di tunggunya.Dia memeluk dirinya sendiri, dan mengusap-usap kedua lengannya. Entah mengapa dia memang tak suka bila suasana seperti ini dirinya tinggal sendirian di rumah besar itu. Kedua orang tuanya sering berada di luar negeri, para pelayan tinggal terpisah dari bangunan rumah utama.
"Jam berapa dia akan pulang?" Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri sambil mondar-mandir gelisah.
Kreeekkk....
Dia terlonjak kaget. "Suara itu..." bisiknya pelan, namun tersirat rasa takut pada suaranya.
Kreeekkk....
Merasa penasaran, dia membuka pintu kamarnya sedikit. Mengintip keluar. Namun hanya ada lorong yang sepi. Dia menelan ludahnya sendiri, ketika bulu kuduknya mulai meremang. "Tenang Seohyun." Ucapnya menyemangati diri sendiri.
Kini Seohyun memberanikan diri melangkah keluar dari kamarnya.
Krauk Krauk....
'Bunyi apa itu sebenarnya?' Jantungnya berdetak sangat cepat, telapak tangannya kini terasa dingin.
Karuk Krauk...
Dia berhenti di depan kamar tamu yang tepat berada di samping kamar adiknya -Sehun-. Dengan sangat perlahan dia menempelkan telinga pada pintu kamar itu.
Hening.
'Mengapa tiba-tiba tak ada suara apapun?' Tanyanya dalam hati. Bermodalkan tekad, Seohyun menarik daun pintu dan mendorongnya sangat perlahan. Kamar itu gelap. 'Apakah tadi hanya suara tikus?'. Karena kamar tamu memang sangat jarang di pakai, mungkin saja ada tikus ataupun kecoa yang tinggal. Pikirnya, mencoba berfikir positif. Akhirnya Seohyun memilih untuk menutup saja pintu itu.
Krauk krauk...
Suara itu terdengar jelas, membuatnya berhenti seketika, dengan pintu yang sejengkal lagi akan tertutup. Dia mulai merasa ketakutan merambati tubuhnya. 'Suara apa tadi? Mengapa begitu jelas? Tentu suara tikus tak akan sejelas itu.' Pikirnya. Kali ini dia benar-benar ketakutan, bahkan tubuhnya tak mau bergerak untuk menutup pintu itu.
"Noona, apa yang sedang kau lakukan?"
"Astaga!" Pekiknya kaget ketika Sehun kini berdiri tak jauh darinya. Tentu saja pertanyaan adiknya membuatnya begitu kaget. "Sehun, kau mengagetkanku."
Sehun hanya mengangkat sebelah alisnya, tak mengerti mengapa kakaknya itu begitu kaget dengan kehadirannya.
"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di depan kamar itu, noona?" Sehun mendekati Seohyun, dan menarik pintu kamar itu agar tertutup.
"Tadi aku mendengar suara aneh dari dalam sana, dan membuatku penasaran."
"Mungkin hanya suara tikus." Jawaban Sehun sama seperti yang tadi di pikirkannya. Dia mendesah lega, memang itu mungkin hanya tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER
HorrorSetetes air mata mengalir di pipinya, ketika memikirkan takdir yang sangat kejam untuk kedua kakaknya. Dan hanya inilah yang bisa dia lakukan sebagai seorang adik. "Aku akan tetap membantumu menjadi sempurna, hyung. Aku berjanji, kalian akan bahagi...