Part 6

82 4 0
                                    

Arie berjalan pasti menyusuri koridor kampus tempat ia kuliah. Airmuka nya masih sama seperti biasa "Dingin" dan sangat sulit diartikan. Tak diperdulikannya mahasiwi2 yg sedari tadi ramai dan ramah menyapa Arie. Yang ia cari saat ini siapa lagi kalau bukan gadis yg sedari kemaren nembuatnya berdecak kesal karena pergi begitu saja tanpa memberitahu Arie bahkan sekedar untuk menjawab telpon dari Arie, yaa Puri.

"Woi rie dari mana aja loe ?" Cercah jarot langsung begitu dilihatnya Arie dimuka pintu sekret PPK aka Putra Putri Kampus.

"Dari luar mau kedalem" jawab Arie enteng seraya melepas sepatu safety nya lalu masuk ke dalam ruang sekret PPK.

Pletaaaak. Tak ayal sebuha jitakan mendarat si kepala lagi, siapa lagi kalau bukan jarot yg kesal dengan jawaban Arie demikian.

"Gue juga tau pe'a dimana2 kalau mau masuk ya dari luar. Maksud gue dari mana itu lebih spesifik ketempat loh, ya misal loe dari gedung kulia kek, dari wc abis boker kek, dari depan gedung kulia nya Puri kek atau...."
"Udah deh rot loe ngomong udah kayak emak2 deh. Panjaaaang gak ad putus kayak babaranjang " potong Aya pada omongan jarot langsung.
"Yee lagian sih nih anak gitu amat dah"balas jarot lagi pada omongan aya barusan sambil menunjukkan jarinya ke arah Arie. Sementara Arie hanya menatap kearah jarot dengan mengerut kan dahinya seolah berkata "apaan sih loe".

"Yaudah deh loe tau kan kita disini tu udah ngabisin waktu lewat 10menit dari yg kita jadwalin sebelumnya karena Arie terlambat dateng. Kalo lo ngoceh terus gitu, kapan kita mulai nih meeting. Atau gak loe sendiri aja deh yg ngomong kita semua yg dengerin" giliran anggi bersuara yg sontak membuat seluruh anak PPK yg ada disekret terdiam mendengar perkataan anggi barusan, termasuk jarot dan arie.

"Yaudah kalo gini. Sekarang gue mau ngomong tentang rencana kita ngadai acara amal dikampus yg hasilnya nanti bakal di sumbangin ke panti asuhan dan pantu jompo yg ada di jakarta, terus........."

Omongan dari anggi menguap begitu saja di telinga Arie, ia masih memutar2 iphone ditangan kanannya dengan mata yg masih tepat mengarah ke arah anggi yg sedang berbicara seolah memperhatikan. Tapj yg ada dipikirannya kini tetapla puri, puri, puri. Arie benar2 geram sedari tadi ia tak mendapat kabar apapun dari puri, terlebih meeting PPK kali ini menganggu rencana Arie untuk mencari puri yg mungkin sana berada disalah satu sudut kampus.

"Woyy rie.. rie. Woy RENALDI ARIVIAN KURNIAWAN !! Loe kesambet apa budeg !" Teriak seseorang yg langsung memecah lamunan Arie tentang Puri.

Arie menatap anak2 PPK yg sudah melotot kearahnya dengan tatapn horor, tapi Arie tetap santai melihat sekelilingnya dan malah balik melotot.

"Gue nggak lagi kesambet dan gue nggak budeg. Gue denger semua yg loe bilang nggi, dan gue sih setuju2 aja sama rencana kita, gue harap sih hasil yg kita dapet nnti gak hanya di sebarin kepanti asuhab atau panti jompo aja, kalo bisa sih ke orang2 kurang mampu disekitar wilayah kampus kita juga yg jarang banget diperhatiin". Ujar Arie tenang lalu berdiri dan meninggalkan sekret PPK tanpa memperdulikan teman seangkatannya yg menatapnya heran.

***
Puri dan Fio sedang duduk manis disalah satu bangku yg berada dikantin sembari menimbang2 makanan yg akan mereka pesan. Puri yg sedang asik menikmati es krimnya hanya mengangguk2 dengan apa yg dikatakan fio.

"Makan apa ya kita hari ini ri ?" Tanya fio bingung dan berulang2 melihat menu yg ada diatas meja kantin.

"Mmm.., serah deh fi. Gue samain aja kayak loe ya cmcm" jawab puri asal dan terus menjilati es krim banana di tangannya.

"Loe buat gue bingung deh. Coba deh kalo Sandy gak keterima kerja di Yogya sana pasti dia udah bantu gue nentuin menu dari tadi" dengus fio

"Hmm iyaaa " jawab puri sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Fio hanya manyun mendapaftkan respon  yg sangat tidak membantu dari Puri. Puri masih saja menjilati eskrim kesukaannya, tak ia pedulikan orang2 disekitarnya yg mengganggapnya seperti anak kecil yg sedang menikmati eskrim. Ia hanya sesekali melirik dan kembali menjilati eskrimnya nikmat.

Namun ketenangan yg puri dapat berubah begitu ia melihat seorang anak laki2 yg duduk tiba2 dihadapannya dan melihat kearah Puri sembari tersenyum manis. Mata Puri membulat, dan memberhentikan aktivitas menjilati eskrim yg sedari tadi ia lakukan.

"Gak apa2 kan kalo gue duduk disini, habis udh gak ada bangku yg kosong" ujar anak laki2 itu sembari tersenyum dan mengusap -usap tengkuknya.

"Yaa ampun kak Natan" batin Puri.

"Ehh iya iya gak apa kok kak" jawab Puri kikuk. Dan menundukkan kepalanya dan senyum2 sendiri tanpa natan sadari.

"Loe sendiri aja dit ?" Tanya natan lagi

Dengan kepala yg masih tertunduk, Puri mengernyitkan dahinya mendengar hal yg baru saja disebut Natan. "Dit ?" Batin puri lagi lalu mengangkat kepalanya sehingga ia kembali berhadapan jelas dengan Natan sekarang.

Seolah mengerti dengan diamnya Puri, Natan pun angkat bicara usai menyeruput capucino yg telah sampai duluan beberapa saat lalu.

"Nama loe Anandita Puri Pratami kan ?" Tanya Natan sambil mengaduk2 capucinonya.

"Loe biasanya dipanggil Puri, tapi kalau gue manggil loe Dita gpp kan ? Biar beda gitu dari yg lain. Hehehe " lanjut Natan lagi dan menunjukkan deretan gigi rapinya saat ia tersenyum lebar kearah puri.

Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang