PART 4

21 9 1
                                    

Edward membawaku masuk ke tokonya. Perlahan ia membantuku turun dari mobil dan membantu menunjuk jalan. Sepertinya tokonya tidak terlalu ramai. Aku melewati sebuah pintu dan akhirnya duduk disebuah sofa yang empuk.

"Ibu, ini Emily Grace, Wanita yang sering kuceritakan."

"Wah, cantik sekali. Kau mau minum apa?"

"Tidak perlu repot-repot,Bu"

"Emily, kau........"

"Iya,bu. Aku buta."

Tiba-tiba aku tidak mendengar suara apapun. Sepertinya Edward dan ibunya sedang tidak berada didekatku dan berbincang secara privasi. Entah apa yang mereka bicarakan.

"Emily, disini tidak ada Edward. Ibu ingin berbicara berdua denganmu."

"Oh bisa,bu. Ada apa?"

"Kau mencintai Edward?"

"Mungkin aku mencintainya. Tapi aku tidak terlalu yakin dengan perasaannya padaku."

"Edward sangat mencintaimu,Emily. Edward tidak pernah mencintai seorang wanita seperti ini. Dia menceritakan semua tentangmu padaku. Tapi soal buta, dia tidak pernah mengungkapkan itu sama sekali. Aku kaget ketika tau bahwa kau buta. Apa kau ingin melihat Edward bahagia?"

"Tentu, bu. Edward pria yang baik dan dia harus bahagia."

"Kau harus jauhi dia."

"Kenapa,bu?"

"Emily. Ibu minta maaf sebelumnya. Tapi kau buta! Bagaimana seorang wanita buta bisa membahagiakan anakku? Edward anak kami satu-satunya dan dia berhak mendapatkan wanita yang lebih baik. Ayahnya sudah pergi dan aku sendiri harus merawatnya"

"Okay, aku mengerti."

"Seharusnya kau memang mengerti"

Taklama kudengar ibu Edward memanggil Edward kembali. Aku meminta Edward untuk mengantarku pulang. Pada saat dimobil, aku menjelaskan semua kepada Edward.

"Edward, mulai hari ini kau jangan mendekati aku lagi. Aku mohon."

"Kenapa? Aku membuatmu sedih? Atau aku melakukan kesalahan? Katakan padaku."

"Tidak,Edward. Aku sadar yang aku lakukan ini salah. Kenapa salah? Aku hanyalah seorang gadis buta yang berharap mendapatkan pasangan normal yang tampan, menginginkan pernikahan mewah, memakai gaun pengantin yang cantik tapi apa? Aku tidak pernah menyadari kalau aku BUTA! Kau pria yang baik dan berhak mendapatkan wanita yang lebih baik."

"Aku tidak ingin yang lain,Emily. Aku sudah pernah menjalin hubungan dengan 3 wanita dan semuanya tidak ada yang sebaik dan setulus dirimu. Kau berbeda. Masalah buta aku tidak pernah peduli. Dimataku, kau adalah seorang Emily Grace yang cantik dan berbakat."

"Apa!? Coba ulangi perkataanmu? Barusan sepertinya aku mendengar sebuah kebohongan besar! Tolong jangan mendekat lagi!"

"EMILYY.. Kumohon! Kau menyiksaku dengan caramu seperti ini!"

"Terakhir kalinya, tolong antar aku pulang dan jangan temui aku lagi. Silahkan cari wanita lain yang lebih pantas untukmu."

"Aku akan mengantarmu pulang tapi ini bukan yang terakhir kalinya. Aku akan buktikan padamu kalau aku mencintaimu!"

Aku mengabaikan Edward. Air mataku sudah mulai mengalir. Yang kali ini rasanya sangat sakit melebihi rasa sakit yang paling sakit. Bukan soal dihina ibu Edward, tetapi harus jauh dari Edward. Saat itu aku sadar kalau aku juga mencintai Edward. Walaupun berkenalan dengannya hanyalah seumur jagung, tapi aku mencintainya! Mencintai seseorang tidak perlu mengenalnya dalam waktu yang lama dan aku percaya itu!
Mobil Edward sudah berhenti dan sepertinya aku sudah sampai di butik. Edward membukakan pintu mobil untukku dan membantuku turun tetapi aku mencoba untuk melakukannya sendiri.

"Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu, Emily Grace!"
Teriak Edward didepan butik saat aku berjalan masuk ke butik.
Kemudian ibu menghampiriku.

"Kau ada masalah dengan Edward?"

"Aku tidak mungkin bersama dia."

"Kenapa?"

"Ibunya tidak menyukaiku"

"Apa ibunya mengatakan sesuatu yang membuatmu terluka,sayang? Katakan pada ibu."

"Aku tidak pernah peduli dengan pandangan orang tentangku,bu. Itu tidak penting dimataku. Yang membuatku sedih, aku mencintai Edward dan harus kehilangan dia."

"Kau tidak kehilangan dia,sayang. Dia selalu ada didalam hatimu."

"Aku harus melupakan dia,bu. Kalau dia datang lagi, katakan kalau aku tidak ingin bertemu dengannya."

Inilah Emily Grace yang sudah terbiasa dengan hujatan orang. Berusaha tidak peduli. Lagipula, aku ini wanita yang hebat. Aku bisa mandiri. Tidak ada gaun putih cantik, tidak ada pernikahan mewah. Apa arti semua itu kalau yang dapat kusaksikan hanya gelap?
Tidak! Tidak! Aku tidak boleh putus asa! Suatu saat, semua itu akan terwujud! Pasti dan harus!

Let me to be your eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang