4. Dan, Apakah Ini Perdamaian Sesungguhnya?
"jadi intinya, Peradaban Inka terletak di dekat pegunungan.." Ucap Bu Ainun sambil menutup bukunya dan mengambil tas jinjingannya menandakan pelajaran geografi kali ini sudah selesai
"Pegunungan Andes!" Ucap sekelas serempak
"Bagus, Ibu rasa kalian sudah mengerti tentang peradaban peradaban." Ucap Bu ainun tersenyum simpul
"Abis ini kalian pelajaran siapa?" Lanjut Bu ainun
"Pak agus, bu!" Ucap ketua kelas
"Oh pak agus tidak hadir hari ini, saya rasa dia akan menitipkan tugas ke kalian." Ucap Bu ainun
"YEEEEY"
"ALHAMDULILLAH"
"SUJUD TILAWAH GUE."
"HEH APAANSIH KALIAN, KALIAN DISINI INGIN MENUNTUT ILMU TAPI KELAKUANNYA SEPERTI TIDAK INGIN MENUNTUT ILMU YA!" Ucap Bu Ainun
Sekelas langsung hening, lupa kalau didepan masih ada guru saking kelewat senangnya. Siapa sih, yang tidak senang free class?
"gausah langsung takut gitu, saya juga jadi kalian seneng kok free class." Ucap Bu ainun
Kami langsung tertawa lepas
"Yaudah, Ibu keluar dulu—eh." Bu Ainun melihat beberapa LJK jatuh bersebaran dan karna aku berada dekat Bu Ainun aku membantunya.
"Makasih ya, Aeliyn." Ucap Bu Ainun
"Iya sama-sama bu." Ucap Aeliyn tersenyum simpul
"Aeliyn tunggu sebentar, Ibu boleh minta tolong?" Ucap Bu Ainun menginterupsi langkah ku untuk berhenti.
"Minta tolong apa, Bu?" Ucap Aeliyn menoleh kearah bu Ainun yang masih sibuk membereskan berkas-berkasnya
"Ini, tolong kasih LJK sama buku paket mereka yang udah saya nilai ke anak kelas ipa berapa ini—oh ini ipa 3." Ucap Bu Ainun sambil menyodorkan beberapa lembar jawaban dan buku paket.
"Kamu minta bantuan daffa tuh kaya nya kamu kesusahan kamu bisa kan da— Engga bu, saya bisa sendiri." Ucap Aeliyn memotonng cepat perkataan bu Ainun daripada harus meminta bantuan daffa yang selalu minta imbalan saat setelah dimintai pertolongan seperti menemani; makan malam dll. Lebih baik aeliyn mengerjakan sendiri.
"Yakin? Kalo gitu makasih ya Aeliyn." Ucap Bu Ainun sebelum pergi sudah dapat anggukan dariku.
Entahlah, Sebenernya aeliyn juga tidak yakin bisa membawa seberat ini. Tapi tak apalah, Kelas IPA 3 juga tidak terlalu jauh, Ayolah lyn. Apa susahnya?
Akhirnya, Aeliyn mencoba berjalan membawa semua bawaan yang disuruh oleh Bu Ainun, Aeliyn berusaha menjaga keseimbangannya.
"Bu Ainun, kenapa nyuruhnya gue sih. Udah tau badan gue kecil ngasih barang yang segambreng-gambreng." Batin Aeliyn
Saat sudah didepan pintu IPA 3, Aeliyn berusaha mengambil gagang pintu dengan susah payah
"Susah banget sih ini – BUK." Gumam Aeliyn tetapi tidak lama entahlah apa itu yang mengenai jidat Aeliyn seperti disambar oleh gluduk mengenai pas jidat Aeliyn membuat kedut-kedut didaerah dan sekitarnya, membuat Aeliyn tersungkur kebelakang dan buku paket dan LJK jatuh berhamburan
"Aduh!" Pekik Aeliyn
"Eh! Sorry gue ngga sengaja sini gue bantuin, sumpah gue minta maaf banget gue ngga ngeliat lo depan pintu jadi—Aeliyn?" Ucap Revaldy matanya membulat melihat gadis yang dikuncir pony tail berusaha mengamit tangan yang tadi dia ulurkan mencoba untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revaldy & Aeliyn
Novela JuvenilEntahlah, Kita bertahan selama ini untuk memperjuangkan suatu hubungan atau tidak.... Kita sedang menunda sebuah perpisahan yang nyata?