Hari ini hari pertama aku menginjakkan kaki di sekolah ini. Sekolah Internasional Erein high school. entah ini sudah yang keberapa kalinya sejak aku smp. Berpindah sekolah kesana kemari sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Jujur aku tidak menyukai kenyataan bahwa aku merupakan penyebab kepindahanku sendiri.
Sifatku yang tertutup menjadikanku bulian teman-teman di sekolah. Jangan kira aku tidak sanggup untuk melawan dengan mengeluarkan mereka dari sekolah yang ku tempati. Aku bisa saja meminta bantuan orangtuaku.
Tetapi menurutku itu hanya menambah masalah. jika membiarkan papa dengan kuasa sebagai donatur terbesar disetiap sekolah yang ku tempati, maka rahasiaku akan terbongkar bahwa selama ini aku menjadi bahan bulian teman-teman dan membuat mama sedih. aku tidak ingin mama sampai sakit jika memikirkan nasibku selama ini. Ya, itu sangat tragis untuk diceritakan.
Selain itu aku juga tidak suka dengan memamerkan harta orangtua ku. Toh, itu bukan milikku, dan bukan hasil jerih payahku. Aku juga tak menyukai jika teman-teman ingin dekat denganku hanya karna harta bukan karna ketulusan. Jadi aku menutupi semua ini.
Hal ini juga sebenarnya yang membuatku dikucilkan mereka menganggapku seorang yang kutu buku, miskin, kampungan, cupu dan berbagai hal untuk menghinaku.
Orang tua ku yang tidak tahu menahu akan masalah yang ku hadapi mengira bahwa aku tumbuh da berkembang seperti anak lainnya. Setiap kali mama dan papa menanyakan hariku di sekolah aku hanya menjawab "semua berjalan sesuai keinginan kalian" atau "seperti biasa" ditambah semyum tulusku agar membuat mereka mempercaiku. Terutama Mama.
Tapi jika aku sudah tidak sanggup meneruskan. Karena hal-hal yang membuatku dipanggil menghadap guru. Dan akhirnya rahasiaku terbongkar. Aku lebih memilih jalan pindah sekolah dengan alasana "tidak menyukai bangunan dan fasilitas sekolah", "bosan", "tidak bisa mencerna pelajaran dengan baik karna guru yang tak kusuka" dan hal yang mungkin masuk akal lainnya. Dan syukur mama dan papa tak curiga.
Tetapi.... sekarang mungkin aku kena batunya. Dan sekarang... orangtuaku malah memindahkanku ke Erein dan memaksakan bahwa erein adalah sekolah SMA terakhirku. Dan sekolah ini jelas sangat ku hindari. Memang sekolah swasta ini sekolah terbaik di kota bahkan negaraku. Dengan fasilitas berkelas, guru yang ahli, dan murid yang berprestasi bahkan ke tingkat internasional.
Aku sangat mengagumi sekolah ini tetapi, kau tau dengan fasilitas dan segala hal tadi. Sekolah ini juga merupakan sekolah elit. Tempat anak berkelas tinggi yang harga kehidupannya selalu dikelilingi kata "MAHAL"! dan lagi kakak dan adikku ada disekolah ini! Apa yang harus ku lakukan jika nanti kak Sya tau?! Dan marcel adikku itu.. sudah tak usah pedulikan cowok kulkas satu itu dia takkan peduli -_-"
"oh tuhan... bantulah aku... semoga hariku tenang " Doaku nyaris tak terdengar.
"nona Saira... semua sudah saya tangani. Anda dapat mengikuti guru atau ibu meriska ini. Beliau akan mengantar anda kekelas" terang Av orang kepercayaan sekaligus tangan kanan papa.
Aku hanya mengangguk pelan.
"saat pulang pak malik akan menunggu anda di gerbang" ucapnya lagi memastikan.
" eits.. um.. Av tolong katakan pada pak Malik tunggu aku di depan supermarket yang ada di depan saja aku ada keperluan nanti" sergahku cepat. Seperti biasa takut akan ada yang mengetahui identitasku.
"baikalah akan saya sampaikan" jawab Av mantap.
" permisi... maaf mengganggu, buk saya letakkan di mana buku ini? Soalnya kaki saya pegel terus-terusan berdiri nunggu ibuk hehehe..." ujar seorang gadis sepertinya seumuran denganku. Dia sempat melihatku seperti menilai. Dan membuatku merinding dengan tatapannya.
" taruh saja di atas meja ibu seperti biasa" jawab guru tersebut.
"mari shaira.. saya antarkan ke kelasmu""baiklah" jawabku setengah hati karna merasa akan mendapat masalah yang besar mulai sekarang.
***"anak-anak perkenalkan ini Syaira berliana murid baru pindahan dari Alpha school. Mulai hari ini kalian harus berteman baik dengannya jangan membuat masalah. terutama kamu David" ucap Bu Meriska. Seperti biasa perkenalan ku sebelum-sebelumnya aku selalu menundukkan kepalaku dan terus membenari letak kacamata besarku, yang akan jatuh jika tak ku benarkan. Dan ini menjadi poin pertama aku dicap neard!
"saya aja bu yang kena" ucap David tak terima namanya disebut seolah seperti preman pembuat onar.
"belum nyadar juga ternyata. Shaira... ayo sapa temannya"
"salam kenal, dan mohon bantuannya" Aku mencoba tersenyum dan mengangkat kepalaku. Omg, apa yang kudapat hanya tatapan mengintimidasi dan remeh dari mereka. ini baru pertama kalinya aku mendapatkan tatapan ini saat aku baru saja memperkenalkan diri. Biasa nya mereka akan memasang senyum palsunya sementara sampai guru yang mengantarku pergi.
" shaira.. pilihlah tempat dudukmu di tempat yang masi kosong. baiklah anak-anak ibu pamit. Oh.. satu lagi, kebetulan Mr. James hari ini tidak bisa mengajar jadi kalian diberi tugas untuk membuat suatu cerita dan akan ditampilkan dalam story telling pada pertemuan selanjutnya. Ibu permisi"
"yah.. yah... gak bisa gitu dong bu.. jyah si ibu"
"Yaampun si botak ga datang tugasnya ngalir terus" kata-kata dan ucapan protes terus terdengar setelah pengumuman dari bu Meriska selesai.
"boleh aku duduk disini?" tanyaku ramah pada seorang perempuan yang tampaknya seorang kutu buku tapi.. tidak culun sepertiku mungkin
"duduk saja ia tak akan terganggu, dan tak akan menganggapmu. Kecuali kau mencaci, merusak, serta kekerasan pada buku dan mencoba mengganggunya membaca. Maka bisa saja dia membunuhmu" jawab seorang dari arah belakang perempuan kutu buku tadi duduk.
"benarkah? Kalau begitu terima kasih" akupun langsung duduk di bangku kosong yang akan menjadi tempat dudukku ini.
"hei.. namamu tadi shaira berliana kan?" tanya seseorang dari belakangku. Dapat kuketahui namanya adalah karen dari badname yang terjaid di bajunya.
"ya, tapi kalian bisa memanggilku aira agar lebih mudah"terangku
"oh.. baiklah Aira, perkenalkan aku Karen sianak keren" ucapnya pd
"cih.. keren, alay begitu" sanggah teman sebelahnya. Kali ini aku tidak tau siapa namanya. Karna ia tidak memakai pin namaya. Tetapi..
"kamu yang tadi pagi ngantar buku ke ruang bu meriska kan?" tanya shaira memastikan
"hmm.. namaku meira bebyna drake. Kamu bisa manggil aku mera, meira, atau beby" ucapnya sambil tersenyum formal
"tumben sopan, dan lagi aira kamu bisa panggil dia drake hahaha..."
"itu nama bokap gue karen. Untung temen kalau ngak udah gue pites lo"
"ok. Kalau gitu karen dan mera aja. Salam kenal" ucapku sambil tersenyum. Mereka tersenyum ramah menandakan mereka setuju.
"ok. Dengan begitu sekarang kita teman"
Shaira benar-benar bahagia akirnya ia memiliki teman yang menganggapnya teman saat hari pertama masuk sekolah, membuatnya tidak berhenti tersenyum.
by: vi
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD!!!
Teen Fictionmengisahkan tentang kehidupan sma seorang shaira yang berkali-kali pindah sekolah karna tanggapan murid lain yang buruk kepadanya. sampai pada titik terakhir keputusan orang tuanya menempatkan shaira di sekolah kedua saudaranya berada dan sekolah pa...