8. ] Kebiasaan

624 34 8
                                    

Hari ini Naura sudah kembali bersekolah setelah kemarin ia tidak masuk sekolah karena sakit. Naura yang baru saja memasuki kelas langsung disambut oleh Putri.

"Naura! Akhirnya lo masuk juga!" seru Putri menyapa Naura.

"Yaelah kayak nggak ketemu gue berapa lama aja lo, Put. Kemarin juga lo ke rumah gue," sahut Naura menimpali omongan Putri.

Putri hanya terkekeh lalu mengikuti Naura yang berjalan ke arah tempat duduk mereka berdua.

Biasanya, setelah Naura datang, ia akan segera pergi keluar kelas dan menuju ke kelas Valdo untuk memastikan apakah Valdo sudah datang atau belum. Tapi, tidak untuk saat ini. Putri yang melihat keadaan tersebut hanya bisa mengernyitkan kening.

"Lah? Ga ke Valdo lo, Ra?"

Naura menggeleng. "Nggak. Masih sakit hati nih, sama yang kemarin."

"Aduh maaf ya, Ra. Gara-gara gue cerita Valdo yang nyebelin kemarin, ya? Maaf banget, Ra. Gue nggak maksud, sumpah." Putri meminta maaf sambil mengatupkan kedua telapan tangannya di depan dadanya.

Naura menghela nafas. "Iya-iya, Put. Gue nggak marah karena lo kemarin, kok. Gue cuma sebel aja gara-gara yang dari pameran itu, dia ninggal gue. Padahal sih, cuma gue aja yang gede rasa berharap di anter sama Valdo."

Putri menatap Naura sedih.

Putri tau bahwa sesungguhnya Naura sakit hati gara-gara Valdo yang semacam meninggalkan Naura di halte sendirian dalam keadaan hujan. Padahal, dari jawaban Valdo kemarin, Putri tau bahwa Valdo memang tidak akan mengantar orang yang tidak kenal dekat dengannya. Walau Putri emosi, tapi jawaban Valdo sangat masuk akal. Lagian Valdo dan Naura hanya sekedar tau satu sama lain, belum sepenuhnya kenal.

"Udah lah, Put. Nggak usah mandang gue dengan tatapan sedih lo. Gue nggak apa-apa, kok," ucap Naura menanggapi Putri yang diam sambil menatapnya sedih.

"Iya-iya, Ra. Yang sabar, ya. Mungkin masih belum saatnya lo kenal sama Valdo, tapi percaya sama gue, deh. Pasti ada saatnya modus lo bakal dilancarkan."

Naura tersenyum mendengar ucapan Putri. "Haha, dilancarkan bahasa lo! Tapi, bener juga, kok, Put."

Putri hendak membuka mulut untuk menjawab omongan Naura saat tiba-tiba ponselnya bordering tanda telepon masuk.

"Halo?"

"Siapa, Put? Kenapa?" tanya Naura kepada Putri.

Putri yang melihat Naura hanya bisa menjawab lewat telunjuk yang diletakkan di bibirnya, alias menyuruh Naura diam.

"Kenapa? Oh, lo ngajak temen. Gue? Sama Naura nggak pa-pa kan ya?"

Dan Naura yang mendengar namanya disebut-sebut hanya bisa diam sambil menatap Putri bingung.

=====

Hai, ada trailer Nauracamera untuk kalian semua. Setelah sekian lama edit trailer dan nggak di post juga, akhirnya di post. Maaf kalau kualitas videonya kurang bagus soalnya waktu itu aku bisanya download yang flv:( tapi nggak apa-apa, enjoy it!

maaf kalo masih banyak typo di bab ini maupun bab-bab sebelumnya. udah kayaknya itu aja, thx:)

-IGN-
[24/06/16]

NauracameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang