Chapter 14
----------
Emily's Point Of View
Aku terus memandangi selebaran yang diberikan tadi pagi. Selebaran berisi pemberitahuan acara prom night yang akan diadakan pada tanggal 5 Oktober, atau bisa dibilang 2 minggu mendatang.
Aku menghela nafas panjang, kemudian melompat ke atas kasur. Prom night lagi, ya?
Bulan Februari yang lalu, aku diundang ke acara prom night untuk pertama kalinya. Namun sayangnya, tidak ada yang ingin berpasangan denganku. Dan aku juga yakin, prom night kali ini akan sama seperti sebelumnya. Aku tetap tidak akan memiliki pasangan, yang berarti akan lebih baik jika aku tidak perlu datang.
Aku merobek selebaran tersebut, kemudian memutuskan untuk menjenguk ibuku yang, tentu saja masih terbaring lemah di atas bangkar rumah sakit.
Aku menuruni tangga, kemudian mengambil sepatuku. Belum sempat aku membuka pintu, aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumahku.
"Tunggu sebentar!" Teriakku dari dalam rumah.
Aku berjalan menuju pintu depan, kemudian membukanya. Bukannya manusia yang muncul, tapi malah sebuah paket yang kutemukan tergeletak di depan pintu.
Aku menolehkan kepalaku ke kanan dan kiri, mungkin saja ada yang melihat siapa yang menaruh paket ini. Tapi pada kenyataannya, jalanan benar-benar sepi.
Daripada aku meninggalkan paket itu di depan pintu rumah, lebih baik kuambil saja. Mungkin memang benar itu untukku.
Aku membuka bungkus paket tersebut, dan menemukan sebuah kotak berwarna hitam polos. Tanpa rasa ragu lagi, aku pun membukanya.
Astaga.
Aku mengambil gaun yang dilipat di dalam kotak tersebut, kemudian mengamatinya dengan seksama. Cantik sekali...
Dan kemudian, aku tersadar. Siapa yang mengirimkan gaun secantik ini padaku? Dari tampilannya pun, aku sudah bisa menebak bahwa ini adalah gaun bermerek yang harganya tidak murah sama sekali.
Aku merebahkan gaun itu di atas sofa, kemudian menemukan sebuah amplop di dalam kotak tersebut.
Aku mengambilnya, dan mengeluarkan sepucuk surat dari dalamnya.
Pakailah pada saat prom night nanti, kau akan terlihat cantik dalam balutan gaun ini. Aku yakin seratus persen.
Love, Harry
Oh, baiklah. Ini jelas saja menunjukkan bahwa Harry memintaku untuk menjadi pasangan prom-nya, walaupun tidak secara langsung ditulis olehnya.
Aku harus mengaku bahwa sejujurnya, aku sangat ingin menerima gaun pemberian dari Harry. Tapi apa boleh buat, aku harus mengembalikannya. Apa-apaan, memangnya dia pikir aku tidak punya gaun sendiri? Dan apa dia pikir aku akan pergi ke pesta bersamanya?
Ah. Memang. Seharusnya aku tidak perlu jual mahal seperti ini. Sudah untung yang mengajakku adalah Harry Styles, pangeran pujaan sekolah nomor 2 setelah Zayn Malik. Bahkan kalau misalnya aku menolak ajakan Harry, dengan siapa lagi aku akan berpasangan?
Ya, mungkin aku hanya perlu mengembalikan gaun pemberiannya. Gaun ini tidak cocok dan sama sekali tidak pantas untuk dipakai oleh seseorang yang berkekurangan sepertiku. Seharusnya, Harry memberikan gaun ini pada gadis lain. Masih banyak gadis berkelas di luar sana yang dengan senang hati akan menerima tawaran seorang Harry Styles untuk menjadi pasangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)
RomanceCerita tentang siswa terpopuler, Zayn, dan Jade si murid pindahan. Tentang Harry yang menyebalkan dan begitu percaya diri, dengan Emily yang selalu menentangnya tentang segala hal. Tentang Liam yang terlalu setia, dan Sharon si pejuara renang. Ten...