Bola mata Nina menelusuri setiap sudut aula. Disana sangat ramai dipenuhi pria dan wanita yang mengenakan warna baju yang senada.
Dia tidak menemukan sosok yang ia cari dengan nada malas dia bertanya kepada siapa saja yang ada di dekatnya tapi semua menjawab tidak tahu.
Karena merasa lelah diapun mencoba menelusuri tempat itu dengan mata yang bekerja keras mengenali postur tubuh pria yang dicarinya.
Setelah hampir mengelilingi aula yang cukup besar itu, pandangan Nina tertuju pada satu titik dimana Zayn sedang duduk sendirian dikoridor sekolah.
"Hey aku mencarimu" sapanya.
Suara Nina yang lembut dibuat-buat membawa Zayn keluar dari dunia khayalannya.
"Kau sudah datang" Zayn menatap gadis yang ada di hadapannya dengan tatapan kaget dan kagum secara bersamaan.
"Bagaimana ? Kau terpesonakan dengan kecantikanku malam ini ?" goda Nina.
"Tidak ! kau terlihat sama saja" ucap Zayn datar menyembunyikan perasaan bergetar dalam dadanya. Kau sama saja selalu cantik batin Zayn.
Perkataan Zayn yang dingin tidak sedikitpun mengubah senyum indah yang mengembang pada wajah manis Nina. Rambutnya yang sebahu dibiarkannya terurai dan sebuah bando yang indah menambah anggun penampilannya malam ini.
"Ayo kita ke aula, buat apa kita datang ke pesta jika hanya ingin menyendiri seperti ini?" sindir Nina. Zayn bangkit dan mengembangkan senyum manisnya lalu menggenggam tangan Nina menuju aula.
Semua siswa terlihat sangat menikmati pesta itu. Beberapa dari mereka membentuk forum sendiri-sendiri mengabaikan MC yang asik di atas panggung.
Begitupun dengan Nina, dia terlihat asyik ngobrol dengan beberapa teman perempuannya. Zaynpun juga sama dia terlihat asyik dengab teman-teman lelaki yang lainnya namun sesekali dia memperhatikan Nina dari kejauhan.
"Guys ! Apa kalian siap dengan acara selanjutnya ?" Teriak MC dari atas panggung. semuanya serentak mengatakan siap.
"Well ! semuanya harus punya pasangan masing-masing lalu berdansa di lingkaran itu"
Alunan musik lembut memenuhi semua udara di aula itu, sudah ada beberapa pasangan yang berdansa.
"Ayo kita coba" ajak Zayn
"Tidak Zayn itu bukan aku banget !" Tolak Nina.
Nina menegukkan segelas cola berembun ke dalam mulut kecilnya, sedang Zayn menatapnya dengan seksama.
Setelah minumannya habis dengan satu tegukan, Nina menatap Zayn dengan seribu maksud
"Apa ?" tanya Zayn
"Ayo kita coba !" katanya lalu melangkah ke arah lingkaran besar yang di kelilingi lilin kecil.
"Tapi tadi kau menolak ajakanku"
"Aku berubah pikiran !"
"Secepat itu ya" Goda Zayn.
Mereka terlihat enjoy. goyangan mereka senada dengan irama musik yang dimainkan oleh anak kelas musik.
Mata coklat Zayn menatap lembut wajah Nina, keduanya mengembangkan senyum satu sama lain.
Saat ini pernapasan Zayn sangat terganggu akibat gadis di hadapannya namun dia berusaha setenang danau.
Shit ! seandainya tadi aku tidak mengajaknya berdansa mungkin saat ini aku bisa bernapas dengan entengnya
batin Zayn.
"Aku tidak tahu kau bisa berdansa seperti ini" Zayn angkat bicara mencoba mencairkan suasana yang sangat dingin tercipta diantara mereka.
"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa berdansa seperti ini" kata Nina sambil tertawa kecil.
..........................................................................
"Menurutmu apa kita berhak mendapatkan ini?" tanya Nina sambil memegang mahkota yang tadinya terpasang indah dikepalanya.
"Raja dan Ratu dansa tidak terlalu buruk"
"tidak nyambung"
Zayn hanya tertawa kecil.
Hening..
Nina menghentikan langkahnya lalu menatap tubuh sahabatnya itu. Zayn yang menyadari itu juga ikut menghentikan langkahnya, namun sebelum bertanya kenapa dia telah didahului oleh Nina
"Aku ingin memberitahumu sesuatu" kata Nina dengan nada yang penuh keraguan.
"Ada apa dengan wajahmu ? aku tidak pernah melihat wajahmu sejelek itu" goda Zayn.
"Aku serius Zayn tolong dengarkan aku!" suara nina meningkat satu oktaf
"Baik, sekarang bicaralah!" Zayn menghadapkan wajahnya ke Nina. Gadis itu menatap lekat-lekat mata coklat Zayn yang sangat menggoda.
"Aku akan pindah Zayn" wajah Nina berubah menjadi sedih
"Pindah?" tanya Zayn meyakinkan
"Iya aku akan pindah ke London" mata Nina memanas.
Deg ! jantung Zayn seperti terhenti sesaat seakan tak percaya apa yang ia dengar barusan.
"Kapan kau pindah ?" tanyanya lirih
"Minggu depan"
Zayn lalu memegang kepalanya.
"Aku lelah aku mau pulang dulu" kata Zayn lalu berbalik menjauhi Nina.
Sedetik kemudian air mata Nina jatuh membasahi pipinya, diapun menggigit bibir bawahnya agar tak mengeluarkan suara isakan yang keluar tiba-tiba.
"Kau melakukannya dengan baik Nina" ucapnya disela-sela tangisannya.
Hati Zayn remuk seremuk-remuknya.
Matanya tak mampu lagi menahan air yang tertahan disana, dia berjalan secepat mungkin agar Nina tak menyadari bahwa dia telah menangis.
*Gimana ceritanya ? jangan lupa vote ya*
KAMU SEDANG MEMBACA
I Would
FanfictionZayn dan Nina adalah dua sahabat aneh asal Irlandia. Sebagai sahabat Nina selalu berbagi cerita kepada Zayn, begitupun dengan Zayn. Namun, ada rahasia kecil Zayn yang tak diketauhi Nina. Sampai pada saat Nina pindah ke London Zayn tak pernah memberi...