Dedicated to my friend.
Friend? I think it's no longer for you after all you hurt me like this. :)
Dia yang membuat hari-hariku lebih bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Dia yang membuat senyumku mengembang setiap ia tersenyum dengan kawan-kawannya.
Dia...hanya dia yang ada di otak-ku sekarang ini.
***
Merasa bosan, di jam-jam istirahat seperti ini dan aku merasa malas untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Lebih baik aku diam di kelas dan bermain games atau mengobrol bersama sahabatku, Jasmine.
Kami larut dalam obrolan sampai ada seseorang mendekati meja kami berdua, pertama aku lihat wajahnya lumayan tampan dan oh...ia duduk bersama Ezra, but.... I don't know his name yet. "Uhm.. boleh pinjam sisirnya?" tanyanya membuat kami berdua tergelak dan teman-temannya menertawakannya, mungkin mereka sedang bermain truth or dare, mungkin.
Sisir?
He must be kidding?
Jasmine meng-iyakan lalu ia menyisir rambutnya lalu mengembalikannya, "Thanks" ucapnya dan memberi senyuman kepada kami.
Dan dihari itu aku tahu,
Aku menyukainya di pandangan pertama kami bertemu.
.
Jadi namanya, Fariz. What a good name?
Akupun tahu namanya dari absensi yang beredar, hmm he must be a good man.
.
Mereka semua, sahabatku dan teman sekelasku mengerjaiku habis-habisan di hari ulang tahunku. I'm so happy anyway! Dan ya, aku mengundang Fariz untuk datang ke rumahku but.. he didn't come. Seperti ada yang kurang. Actually aku tidak memberi tahu terang terangan aku menyukainya tetapi mereka seperti tahu gerak gerikku.
And then.. he comes with a cake and three candles I just shock oh-my-god-how-can?
'Makasih ya buat surprise nya :)'
'Pleasure, beautiful'
God. Apa ini mimpi? Jika iya, tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini...
.
Why I overthinking?
Dia itu, harkos.
But he is actually a good man.
Take it easy lah, he is very kind.
Tapi, sekalinya ia marah... ia bisa sangat marah.
Pendiem kok.
Dia menghargai perasaan perempuan, just calm down.
Oh my mind can't stop thinking about him. "Jasm, what should I do?" tanyaku dengan muka pasrah
"Maksudmu?" aku diam memainkan kuku jariku, "Oh I know.."
Menghela nafas berat, "So?"
"Take it easy, ann. Kalau ia jodohmu, he'll comes to you."
.
"Sar..." I came to my bestfriend, I hug her and cried.
"Hey.. you okay?" aku menggelengkan kepalaku dan mencoba menceritakan semua dari awal hingga akhir.
"Sheera, kau tahu kan perlakuannya di handphone ku?" sarah mengangguk mengingat kejadian tadi di jam istirahat aku menceritakan kepada kedua sahabatku karena satu lagi tidak masuk, "Dan sekarang sangat keterlaluan, he is mad at me Sar.. I don't know what should I do!" aku berbicara sangat emosi ditambah tangisan yang keluar sangat deras. Aku menyerahkan handphoneku kepadanya, dan membaca conversation antara aku dan Fariz dan ia sama kagetnya denganku.
"Minta maaf,"
Apa?
Maaf?
Seharusnya bukan aku yang meminta maaf, tapi Sheera! Ia yang telah berbuat. But why I have to apologize to him??!! It's not fair.
.
Dan setelah kejadian di hari itu, everything has changed.
Dia, berubah menjaadi dingin. Oh mungkin sangat dingin.
Dia, mungkin masih marah denganku? I don't know.
Dan kenapa harus aku yang terkena semua akibat dari perbuatan Sheera?
Minta maaf. It's that enough?! NO. She was destroyed my relationship with him!! Kau tahu apa rasanya jika sudah ada lampu hijau dari your crush dan tiba-tiba ada yang merusaknya??!!! Dan temanmu itu adalah teman yang baru kita kenal selama beberapa bulan. It's hurts man.
***
"Perhatiin aja sampai mampus, ann." Ujar suara yang timbul disebelahku.
"I'm not." Sergahku lalu melanjutkan tugas Trigonometriku yang belum selesai.
Jasmine menghela nafas panjang, "Jangan mengelak." memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan ucapannya, "Mau sampai kapan?" Ujarnya menatapku prihatin, hey aku tidak suka tatapan itu!
Aku tersenyum singkat.
.
Nasi sudah menjadi bubur. Semua tidak bisa di putar ulang, semua tidak bisa dirubah. Kebaikan darinya sudah hilang, senyuman untukku sudah hilang. How a good friends.
A very very thankyou for you.