Part 2

57 4 0
                                    

Mobil mewah berwarna silver nya melaju dengan kecepatan sedang.
Membelah kota Jakarta yang penuh dengan hiruk piruk penduduknya.

Banyak sekali orang-orang yang pulang kerja menggunakan mobil,ada yang menunggu di halte bus,ada juga yang berjalan di atas trotoar menggunakan payung karena cuaca memang sedang tidak mendukung.

Sedangkan di dalam mobil itu,dua insan yang saling diam tidak berani berkutik.Entah mengapa.

Hanya lagu Jai Waetford mengalun indah di telinga mereka.

Pikiran Vidi saat itu hanya tertuju pada perempuan yang sedang duduk di sampingnya.Sherina.

BRUKK.

Tiba-tiba mobilnya itu menabrak sebuah tiang di pinggir jalan.

Setir yang dipegang Vidi entah kenapa bisa terbanting ke sebelah kiri,tepatnya pada tiang itu.

"Aww!aduuh".Suara Sherin membuat Vidi tersentak kaget.

Vidi langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Ternyata kepala bagian depan Sherin sedikit terbentur ke daskboard mobil.

"Sher?lo baik-baik aja?YaTuhan gue gak fokus tadi,sampe mobil gue nabrak tiang!".

Vidi memperhatikan Sherin yang masih menutupi dahi dengan tangan nya.

Akhirnya Vidi pun memberanikan diri untuk memegang dahi nya Sherin.

"Gu-gue gakpapa kok!cuma kebentur doang."Sherin menjawab pertanyaan Vidi dengan sedikit gugup.

Jangan baper Sher,jangan!Dia cuma khawatir doang sama lo,gak lebih.Sherin membatin.

"Eh tapi dahi lo merah tuh!gue obatin tunggu!."Sergahnya pada Sherina.

Vidi membuka tas hitamnya,sibuk mencari obat merah yang diberikan Mamanya agar selalu dibawa.

"Sini deh dahinya gue mau kasih lo obat merah!"Vidi menyuruhnya sambil mencari cari kapas.

"Vidi!gue tuh cuma memar doang kok,gak berdarah."jelasnya.

"Gak usah bawel!"

"Lagian gue gak suka pake obat merah!"

Akhirnya Vidi mengalah pada perempuan itu.Menyimpan kembali obat merah dan kapasnya ke dalam tas.

"Satu hal yang gue gak tau tentang lo,lo takut sama obat merah?"selidiknya.

"Hahaha Vidi Vidi!gue tuh bukannya takut,tapi gak suka aja sama baunya!."Sherin tertawa terbahak bahak melihat ekspresi wajah Vidi yang terlihat polos

"Salah ngomong deh gue!".jawabnya datar.

"Lo mau anterin gue pulang?atau mau terus disini?pinggir jalan?".Cerocosnya.

"Pulang kok tuan putri!".Vidi mencubit ujung hidung Sherin,dan tersenyum menang.

Tidak banyak bicara Vidi melajukan mobilnya ke daerah Jakarta Timur.Tepatnya rumah Sherin.

Saat perjalanan Sherin hanya memandang keluar jendela mobil,pikirannya kalut.Suatu saat dia akan merindukan sosok lelaki yang ia sayangi,merindukan semua kenangan yang telah mereka jalani.

Sedangkan Vidi membuka iphone untuk menghubungi Mamanya.

Mencari cari kontak bernama Mama.

Dan tut..tut..tut..

"Assalamualaikum Ma?"

"....."

"Lagi di jalan,mau nganterin pulang Sherin"

"....."

"Iya Mama sayang,Vidi pulang gak terlalu malem kok"

"....."

"Wassalamualaikum Ma"

Vidi memutuskan telpon nya.Tak terasa sekitar setengah jam mereka melakukan perjalan,cukup cepat.Karena sore itu sedang tidak macet.

Dan,sampailah di sebuah rumah mewah bergaya eropa.

Dengan halaman yang luas,dan terdapat beberapa mobil mewah di halamannya.

Vidi memarkirkan mobilnya dengan cepat.Lalu turun untuk ikut masuk ke dalam rumah.

Sherina membuka pintu besar itu,dan mengajak Vidi agar masuk ke dalam.

"AYAHHHHHH!".

Sherina berteriak girang dan langsung memeluk sang Ayah yang sejak tadi siang baru pulang dari New Zeland.

"Iya sayang".Ardam mencium ujung kepala Sherin dengan lembut.

"Kangen yah".Tambah Sherina dan melepas pelukannya.

"Ayah juga kangen sayang".

"Eh ada Vidi ya?kalo gak salah ini Vidi?Sini duduk nak".Ajak Ardam pada Vidi yang sedari tadi berdiri di hadapan mereka.

"Iyaa om,ini Vidi".Jawabnya dan memberikan salam kepada Ardam.

Tiba-tiba datang seorang laki-laki bertubuh tinggi,berambut pendek,menggunakan T-shirt Polo berwarna coklat,ditambah celana jeans pendek.Tidak lupa dia membawa semangkuk mie instan kesukaannya.

Siapa lagi kalo bukan kakak dari Sherina,ya.Dia Fero.

"Hai semua,ada yang mau?".Tawarnya pada orang-orang yang sedang ngobrol di ruang tamu itu.

"Waw,pengen dong kak!"Rengeknya pada kakak laki-lakinya itu.

"Masak aja sendiri haha!".

"Dasar pelit!".

"Udah ah,kalian emang kebiasaan kayak gitu.Malu tuh sama Vidi".Ucap Ardam pada mereka berdua.

Vidi hanya tertawa melihat kelakuan mereka berdua.

"Ayah mau ke ruang kerja dulu,kalo mau makan suruh aja Bi Ina,Bunda lagi keluar bentar".Tambah ayahnya pada mereka sambil meninggalkan mereka.

"Iya yah".

Mereka bertiga akhirnya berkumpul di ruang keluarga.

"Vid?ikut gue yuk".Ajak Sherin pada Vidi yang sedari tadi mengobrol dengan Fero.

"Kalian pacaran mulu ah".ucap Fero diselingi tawa khasnya.

"Gak kok".Ucap Sherina dan Vidi berbarengan.

"Tuh kan ngomongnya aja udah bareng gitu."Ledek Fero pada adiknya.

"Apaan sih kak?sirik ye?sono pacaran sama mie tuh!keburu basi!".Sherina tak ingin kalah mencibir kakaknya itu.

Vidi tertawa lagi,entah ke berapa kali dia tertawa melihat kelakuan konyol antara adik dan kakak itu.

Sherin pun menarik tangan Vidi agar mengikutinya.

"Awas aja lo de,pembalasannya!".Fero berteriak pada adiknya dan diakhiri dengan cekikikan nya.

Sherin tidak memperdulikan kakaknya yang sibuk bicara sendiri itu,haha.

Sorry baru di next guys.

FORGET & REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang