2. Second Day with Junior Rese

15.2K 1K 16
                                    

Cerita sudah tamat. Tapi tolong, jangan lupa vote dan comentnya, ya?
Hargailah karya orang. Jangan menjadi pembaca gelap, jadilah pembaca yang pintar, guys:)

-

Hari kedua MOS bukan hal yang membosankan lagi bagi (Namakamu). Sebelumnya ia membayangkan bahwa MOS yang ia jalani ini sangat membosankan, kegiatannya itu-itu saja, dan isinya hanya diceramahi oleh guru-guru di sekolahnya. Namun, MOS di SMA yang kini ia tempati ini lebih berbeda dan lebih asyik menurut (Namakamu).

Karena banyak game yang diadakan, acara sharing, dan perkenalan demi perkenalan yang kemarin sempat diikuti (Namakamu) di hari pertama, membuatnya banyak dikenal orang hanya dengan semudah membalikkan telapak tangan. Menurut (Namakamu), untuk apa harus malu-malu jika ingin dikenal banyak orang dan menjadi murid terfavorit di MOS kali ini. Petjaaah!

(Namakamu) melebarkan senyumnya yang menjadikan pipi tembemnya terangkat lebih tinggi. Niatnya untuk berangkat lebih awal karena ia tidak mau terlambat lagi, dan juga ada kepentingan lain yang akan membuat perutnya sakit. Niatnya yang ingin terus-terusan mengerjai dan membangkang kepasa senior bernama Iqbaal itu sudah paten. Tak bisa diganggu gugat!

(Namakamu) berjalan ke arah Iqbaal. Suasana sekolah masih sepi. Ini kesempatan emas baginya untuk membuat Iqbaal naik pitam lagi walaupun hari masih pagi. "Selamat pagi senior galak! Gimana pagi ini udah sarapan kan? Berapa banyak? Aku usulin, Kakak makan yang banyak, biar kuat menghadapi aku," celotehnya.

Iqbaal melirik (Namakamu) sepintas.

(Namakamu) menahan tawanya karena melihat ekspresi datar Iqbaal. Mungkin saja Iqbaal mengira ekspresi itu akan membuat (Namakamu) takut, padahal yang ada, dia semakin geli. "Eh, ada gitu ya? Senior yang disapa sama juniornya cuma ngelirik. Dasar sok ganteng!" gumamnya. Karena tak mendapat balasan, (Namakamu) berlalu.

"Punya tata krama ngga sih lo hah!" seru Iqbaal.

(Namakamu) berbalik, ia memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi dan mempunyai gingsul. Itu menambah point kemanisan tersendiri bagi gadis ini.

"Eh Kak, tiati lho ntar dihukum lagi sama senior lain. Hayolooo," ledek (Namakamu).

"Kenapa sih lo rese banget jadi orang!"

"Yeuh, siapa yang rese? Aku kan ngomong bener-bener. Nyapa ke senior, eh ngga direspon. Yaudah, berarti situ sok ganteng kan? Dikatain malah sewot. Berarti ngerasa?" celoteh (Namakamu) lagi.

Iqbaal berusaha menahan emosinya, namun wajahnya masih saja tak bisa dibohongi, seperti biasa memerah seperti tomat. "Pergi lo sana! Masih pagi ngga usah bikin masalah sama gue!"

(Namakamu) menyilangkan tangannya di depan dada. "Siapa juga yang mau bikin masalah sama senior galak yang sok ganteng,"

Iqbaal berdiri dari perapiannya. Ia membanting buku yang tadi dibacanya. "Kok lo berani sih sama gue!"

(Namakamu) berkacak pinggang. "Apa? Dikira takut gitu? Sama-sama makan nasik kan? Kalo situ makan batu, baru saya takut!"

"Lo jadi adik kelas ngga bisa gitu ya sopan dikit sama kakak kelas!" omel Iqbaal.

"Yaelah, ngapain sopan sama kakak kelas galak sok kecakepan kaya situ,"

Iqbaal mengepalkan tangannya. Wajahnya kembali memerah, ia tak bisa lagi menahan emosinya. Namun sesaat kemudian ia kembali tenang, ia harus bersabar.

"Kenapa? Ngga jadi mukul aku? Cowok kok beraninya adu bacot. Adu otot dong!" ujar (Namakamu).

Iqbaal melototkan matanya. Gadis ini benar-benar menyebalkan. "Lo pergi ngga! Sekali lagi lo ngoceh, gue laporin ke guru biar nama lo dicoret dari nama peserta MOS!"

1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang