Rintik air hujan perlahan menapaki bumi. Jemari lentik namja manis itu mengetuk-ngetuk meja kayu, helaan nafas terdengar dari bibir tebalnya membuat atensi namja tampan di sampingnya terusik.
Sebetulnya bukan karena ia tak menyukai rintik air yang turun. Tapi dia hanya malas pulang basah kuyup.
Jungkook masih memandangi wajah lesu Jimin yang sama sekali tak ada niat untuk mendengarkan pelajaran yang di sampaikan di depan kelas, maka begitupun dengannya.
Ia malah sibuk menatap Jimin dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Ini sangat sulit untukku" gumamnya. Dan pikirannya kembali pada saat pagi tadi.
.
.Jungkook berbelok di persimpangan dan terkejut saat Hoseok melambai padanya di depan sana. Sebenarnya yang membuatnya terkejut adalah Park Jimin. Ia masih belum bisa mengendalikan diri karena kejadian memalukan itu. Kejadian saat ia tak bisa mengendalikan diri dan mencium Jimin.
Dan sepertinya Jimin juga bersikap sama dengannya. Sebetulnya Jungkook hanya ingin pergi sendiri sekarang tapi Hoseok di depan sana menghentikan langkahnya, menunggunya. Bahkan Jimin juga ikut terdiam.
Hingga ia sampai Hoseok dengan akrabnya segera merangkul pundak Jungkook dan berkata bahwa ia senang bertemu dengannya.
Tanpa sepengetahuan Hoseok ataupun Jimin Jungkook mendengus. Ia tau jika sebenarmya Hoseok tak suka akan keberadaan nya di sini.
Jungkook masih ingat percakapan atau mungkin-- perdebatan Hoseok dengan Yoongi saat ia sedang berkunjung ke rumah Yoongi untuk mengantarkan makanan yang dibuat ibunya.
Memang saat itu sore hari dan saat itu pula Hoseok tengah berada di rumah Yoongi. Sebetulnya ia berharap jika Jimin juga ada di sana entah karena alasan apa ia mengharapkan musuh bebuyutannya itu berada di sana.
Tapi saat ia memasuki kamar Yoongi ia melihat jika Hoseok dan Yoongi tengah duduk bersantai di balkon kamar milik Yoongi.
Ia sebetulnya sudah akan pergi dan tak ingin mendengar atau mengetahui apapun yang dibicarakan kedua mahasiswa tersebut tapi saat nama Park Jimin disebut. Demi apa Jungkook langsung menajamkan pendengarannya.
Ternyata dalam percakapan tersebut Yoongi dan Hoseok sama-sama mengatakan ketertarikan nya pada Jimin.
Jungkook sedikit mendekat dan mendapati kedua namja itu tengah merokok di sana. Jungkook mendengus. Mungkin ini kebiasaan mereka yang belum diketahui Jungkook. Ia memang jarang datang ke rumah sepupunya ini.
Paling hanya jika sedang mengantarkan makanan. Meski akhir akhir ini ia memang agak sering datang setelah Jimin tinggal di rumah Hoseok.
"Aku serius dengan ucapanku" Yoongi menghembuskan nafas membuat kepulan kecil asap rokok keluar dari mulutnya.
Hoseok terkekeh "Lalu kau pikir aku bercanda, hyung?"
"Begini saja, kita lakukan secara adil. Biarkan Jimin memilih sendiri siapa yang disukainya. Berjuanglah masing-masing secara adil" Hoseok kembali bersuara.
Yoongi hanya menimpali dengan mengangguk seadanya.
Dan di dalam sana Jungkook mengepalkan kedua tangannya. Entah karena hal apa perasaannya terasa sulit. Ada perasaan tersaingi dan tak rela.
Tapi karena apa?
Ia segera pergi setelah perbincangan itu beralih ke topik yang lain.
***
Saat melewati rumah Hoseok, Jungkook sempat terdiam menatap gerbang rumah itu. Dan sekali lagi kejadian memalukan itu terulang di otaknya. Jadi ia segera pergi menuju rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL ENEMY
Fiksi PenggemarJeon Jungkook | Park Jimin [OOC] •boys love• JIKOOK/KOOKMIN