Embusan angin pagi menerpa wajah Reina, dinginnya cuaca pagi ini membuatnya harus memakai pakaian serba tebal, serta tidak lupa dengan syal warna pink yang merupakan syal favoritnya.
Tidak perlu memakan waktu lama untuk ia sampai di supermarket, jarak antara supermarket dan apartemennya sangatlah dekat, karena itu ia memilih untuk berjalan kaki.
Reina duduk disalah satu kursi yang tersedia di supermarket, sambil membawa satu hot coffee yang tadi ia beli.
Satu gelas hot coffee di pagi ini sangat terasa nikmat, dan begitu menghangatkan. Reina sangat menikmati momen seperti ini. Apalagi dengan pemandangan jalanan yang terlihat sepi, belum banyak kendaraan yang keluar, hanya orang-orang saja yang sedang berlalu lalang.
Ponselnya berdenting saat ia hendak menghabiskan suatu kenikmatan yang menghangatkan tubuhnya. Ia meronggoh saku jaket, lalu mengecek ponselnya.
John E : Morning^ where are you?
Ia sedikit tersenyum melihat pesan dari kekasihnya tersebut. Sudah satu tahun ini ia menjalin hubungan dengan John.
Reina : Morning too/ as always in here :D
John E : Oh god, ok see u there!^
Reina : Ok/
John adalah teman kuliahnya dulu, mereka berbeda kampus, namun sering bertemu. Awal kedekatannya saat mereka telah lulus kuliah, pada saat itu Reina mendaftar disalah satu perusahaan terbesar di kota ini, yang kebetulan John juga mendaftar kerja disana.
Awalnya hanya biasa saja, sering bertemu, bertegur sapa, lalu bertukar nomor ponsel. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka terjebak dalam satu ikatan cinta, perasaan itu memang tidak bisa ditolak.
Cinta memiliki energi. Yaitu sebuah rasa yang tak tampak namun sangat terasa. Sebuah emosi yang paling dasar namun sangat sulit dikendalikan. Sebuah ekspresi yang mudah dibaca namun sulit untuk dipahami. Dan, sebuah ukuran tak bernominal namun bernilai tinggi.
Bagaimana lagi jika seseorang sudah terpikat oleh cinta? Yang mereka lakukan yaitu saling menerima dan menjaganya. Dan pada saat itu, resmi sudah hubungan mereka berganti menjadi 'pacaran'.
Sepasang tangan tiba-tiba melingkar dipundak Reina, "Hello sweety."
Reina menoleh lalu mendapati John tengah memeluknya dengan mesra, seketika udara dingin menjadi tidak terasa.
"Morning kiss for you," John mengecup sekilas pipi Reina, lalu beralih duduk disampingnya.
"Nggak kerja?" Tanya Reina, kembali menyesap minumannya.
"No, hari ini nggak ada rapat penting, jadi aku nggak perlu pergi ke kantor." Cara berbicara John sangat lucu menurut Reina, ia memakai bahasa Indonesia tetapi menggunakan aksen barat.
"Enak jadi bos, go to office just for meeting, right?" Reina sedikit tertawa, dan itu membuat John mengerucutkan bibirnya.
"Didn't mean too. Aku cuma bingung aja kalau pergi ke kantor tanpa ada rapat, yah, untuk apa?" John mengangkat bahunya tidak peduli.
"Ya, I know." Reina pun melakukan hal yang sama.
"Kamu nggak ke kantor hari ini?" John merangkul pundak Reina dengan mesra.
Reina mengangkat bahunya, "Lagi nggak pengen pergi ke kantor."
"Why?"
"I don't know," balas Reina acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [4/4 End]
ChickLit17++ Bagaimana jadinya hidup Reina setelah berhubungan dengan Raffael? Sang pemilik perusahaan terbesar di Australia. Dan bagaimana cara ia menutupi hubungannya dengan Raffael dari John? Ini kisah cinta segitiga antara Reina, John dan Rafael. Copy...