Angelina tengah merajut sebuah kaos tangan kecil disebuah bangku taman di halaman depan rumahnya yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga yang sedang mekar, dengan lincah jemari Angelina barkutat pada jarum dan benang wol berwarna biru donker ditanganya yang sebentar lagi akan menjadi kaos tangan yang lucu,
Dengan penuh semangat Angeline terus merajut benang tersebut dengan dihiasi senyum yang tak henti-hentinya terlukis di wajah wanita cantik itu sambil sesekali mengelus-ngelus perutnya yang mulai agak membesar
Perasaannya saat ini tak bisa tergambarkan oleh apapun, perasaan penuh kebahagiaan dan rasa syukur karena tuhan telah memberinya kepercayaan untuk menjadi seorang ibu
Angelina mendongakkan kepalanya lalu menarik nafas dalam-dalam untuk menghirup udara segar disekitarnya
Tanpa sadar jarum yang ia pakai masuk kedalam selah kukunya "Oucchh" teriak Angeline sambil menekan jari tengahnya yang berdara karena tertusuk jarum, walaupun jarum itu tumpul tetapi masih tetap bisa melukai jari Angeline karena jarum tersebut mengenai daerah bawah kuku
Angeline terus menekan jemarinya sambil sesekali dihisapnya tetapi darah itu tak kunjung berhenti, darah yang keluar semakin lama semakin banyak membuat Angeline panik dan segera meraih kain putih yang ada disampingnya untuk menghentikan pendarahan dijarinya tetapi hal itu percuma saja, darah terus mengalir dan mengalir tiada henti
Kain yang Angelina gunakan sudah basah berlumuran darah dan ia memutuskan untuk membuka kain tersebut, begitu kain tersebut Angelina buka, darah langsung memancar dari jarinya, membasahi badannya, Angeline berdiri dari tempat duduknya seketika itu juga ia merasakan sakit yang teramat diperutnya ia melihat kearah kakinya, disana terlihat sepasang kakinya yang berlumuran darah, darah yang keluar begitu banyak hingga membuat tanah tempatnya berpijak berlinang darah, Angelina berteriak minta tolong, rasa sakitnya begitu menyiksa, ia meraba perutnya yang kini terasa datar
"Tidaaaakkkk" Angeline berteriak dan langsung terduduk ditempat tidurnya, nafasnya memburu dan seluruh badannya berkeringat dingin
Mimpi itu lagi, mimpi yang selalu datang menghampiri tidur Angeline disetiap malamnya, mimpi yang terus mengingatkannya atas hilangnya binar cahaya didalam rumah tangga kecil Angelina yang bahkan baru saja mulai
Angelina mengambil gelas yang berisi air putih diatas nakas lalu meminumnya dengan sekali teguk, ia mulia menetralkan nafasnya yang sedari tadi memburu
"Kenapa?" Tanya Luke yang baru terbangun dari tidurnya karena pergerakan Angeline disampingnya
"Tidak, tidak apa-apa" jawab Angelina
"Mimpi yang sama?" Luke ikut duduk di samping Angelina ia mengangkat tangan kirinya untuk merengkuh badan mungil istrinya tetapi ia mengurungkan niatnya lalu menurunkan tangannya kembali
Angelina menatap Luke sejenak lalu menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan suaminya
"Tidurlah, mimpi hanya bunga tidur kau tak perlu memikirkannya lagi" bujuk Luke yang hanya di balas dengan tatapan senduh Angelina
*****
Suara dentingan garpu dan sendok diatas piring terdengar begitu nyaring menunjukkan kesunyian yang teramat, pagi itu seperti biasa Angelina sarapan bersama Luke sebelum suaminya berangkat ke kantor, dan seperti biasa pula tidak ada percakapan yang sanggup membelah kesunyian diantara mereka setiap paginya
Kejadian 3 bulan yang lalu, ketika Angelina keguguran dan menyebabkan salah satu saluran ovumnya tersumbat oleh darah yang membeku sehingga Angelina harus di operasi dan membuat saluran tersebut ditutup karena infeksi, sekarang Angelina hanya memiliki satu saluran ovum yang menyebabkan meraka akan kesulitan mendapatkan momongan dan setelah kejadian itu sikap Angelina maupun Luke berubah drastis dan mempengaruhi rumah tangga kecil mereka, tak ada lagi candaaan Luke yang selalu menjahili istrinya dan tak ada lagi teriakan-teriakan Angelina karena perbuatan Luke
YOU ARE READING
My One Shoot Stories
RandomKumpulan cerita pendek seorang pemula Semoga tidak membosankan