Chapter 5
.....
Hari itu terasa berbeda bagi Jungkook. Setelah segala kebingungan dan kenangan tentang Jihae yang kembali menghantuinya, ia memutuskan untuk kembali ke tempat yang sedikit memberinya kedamaian-kafe tempat Taehyung bekerja. Jungkook memang sering datang untuk bekerja paruh waktu, sekaligus membantu sahabatnya. Ada semacam rasa nyaman yang selalu ia temukan di sini, meski hanya sekadar membagi waktu dan bekerja di belakang meja kasir.Taehyung menyambut kedatangan Jungkook dengan senyum tipis, meski ia tahu bahwa sahabatnya masih memikirkan tentang Jihae. Sudah lima tahun sejak Jihae pergi, tetapi seolah-olah kenangan itu kembali dengan hadirnya Hani dan Hana. Sesekali, mereka berbincang dengan pelan, membicarakan hal-hal kecil untuk mengalihkan pikiran mereka.
Namun tiba-tiba, bel pintu kafe berbunyi, menandakan adanya pelanggan baru. Jungkook dan Taehyung menoleh ke arah pintu, dan mata mereka terbelalak saat melihat siapa yang baru saja masuk. Hana. Ia masuk seorang diri, tampak tenang, tetapi kehadirannya mengingatkan mereka pada sosok yang sudah lama mereka rindukan, sekaligus menyakiti hati mereka.
Hana berjalan menuju kasir dan memesan minuman tanpa sedikit pun rasa canggung. Jungkook yang melayaninya, berusaha tetap tenang meskipun jantungnya berdetak cepat. Ia tidak bisa menahan tatapan singkat yang ia lontarkan pada gadis itu. Wajah Hana begitu mirip dengan Jihae-terlalu mirip, sampai rasanya sulit untuk membedakan.
"Latte, tolong," ujar Hana singkat.
Jungkook hanya mengangguk dan mulai menyiapkan pesanannya. Taehyung berdiri di sebelahnya, juga terdiam, merasa suasana menjadi canggung. Mereka berdua saling bertukar pandang tanpa bicara, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Setelah pesanannya selesai, Hana mengambil cangkirnya dan menuju meja dekat jendela. Ia membuka laptopnya dan mulai mengerjakan sesuatu, seolah tak ada yang aneh. Namun, Jungkook dan Taehyung tidak bisa melepaskan pandangan dari gadis itu. Rasanya seperti mereka melihat hantu dari masa lalu, namun dengan kepribadian yang berbeda.
"Ini aneh," bisik Taehyung sambil mencuci gelas di dapur. "Rasanya seperti kita kembali ke lima tahun lalu, tetapi ada sesuatu yang tidak sama."
Jungkook mengangguk pelan. "Iya, aku tahu apa yang kau maksud. Dia terlihat seperti Jihae, tapi... dia bukan Jihae. Ada yang berbeda."
Hana yang duduk di mejanya sesekali menatap ke arah Jungkook dan Taehyung. Ia merasakan tatapan mereka, meskipun berpura-pura sibuk dengan laptopnya. Di dalam hatinya, ada keinginan kuat untuk berbicara dengan mereka, untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu yang pernah ia alami bersama Jihae dan keduanya. Namun, ia tahu bahwa dirinya tidak bisa begitu saja kembali ke masa itu.
Saat menyesap latte-nya, pikiran Hana terus dipenuhi dengan kekhawatiran akan masa depan. Kehadirannya di sini, di Seoul, mungkin membawa lebih banyak masalah daripada yang ia perkirakan. Apalagi sekarang dengan perhatian yang sudah tertuju padanya dan Hani, ia mulai bertanya-tanya apakah keputusan mereka untuk kembali ke Korea adalah sebuah kesalahan besar.
Jungkook dan Taehyung tetap memandangi Hana dari kejauhan, merasa terperangkap dalam kebingungan antara rasa rindu dan rasa sakit yang sama-sama menghantui mereka. Hana, meskipun terlihat tenang di luar, merasakan hal yang sama. Ada sesuatu yang mengikat mereka, dan semuanya dimulai dengan sosok yang sudah pergi-Jihae.
-
-
-Hana tidak pernah menyangka hari itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Ia berjalan sendirian di koridor kampus menuju kelasnya, setelah Yoongi dan Hani mengatakan akan menyusul dari belakang. Pikiran Hana dipenuhi oleh rasa khawatir yang tak bisa ia hilangkan sejak kembalinya ke Korea. Namun, sebelum ia bisa merenung lebih jauh, tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
PLAK!
Dunia seakan berhenti sejenak. Orang-orang di sekitar mereka langsung berhenti berjalan dan memandang ke arah Hana yang memegang wajahnya, masih syok. Tatapan bingung bercampur amarah terpancar dari matanya saat ia melihat siapa yang baru saja menamparnya. Di depannya, berdiri Jiyoon dengan wajah penuh kebencian dan amarah membara.
"Kau... berani-beraninya kembali setelah semua yang terjadi!" seru Jiyoon dengan suara gemetar, tetapi penuh amarah.
Orang-orang mulai berbisik-bisik, menyaksikan kejadian yang tiba-tiba terjadi di tengah kampus. Beberapa dari mereka mengeluarkan ponsel, merekam insiden yang tidak biasa ini. Dari kejauhan, Jungkook yang kebetulan berada di sana melihat kerumunan tersebut. Begitu ia melihat sosok Hana di tengah kekacauan, darahnya mendidih. Ia berhenti sejenak, memandang ke arah mereka, hatinya langsung berdebar kencang. Apa yang sebenarnya terjadi?
Jiyoon, masih marah, tidak memberi Hana kesempatan untuk bicara. "Bagaimana bisa kau hidup setelah semua ini? Jihae seharusnya sudah mati! Kau menghancurkan keluargaku! Kau menghancurkan semua orang di sekitarmu!"
Hana, yang masih memegang pipinya yang memanas akibat tamparan itu, hanya bisa menatap Jiyoon tanpa berkata apa-apa. Semua kata-kata terjebak di tenggorokannya. Ia tidak pernah ingin semua ini terjadi. Bagaimana ia bisa menjelaskan semua kebohongan yang terjalin selama bertahun-tahun?
Dari kejauhan, Hani dan Yoongi yang baru tiba di kampus melihat kejadian tersebut. Begitu mereka menyadari Hana sedang diserang, Hani langsung berlari secepat mungkin menghampiri saudara kembarnya, diikuti oleh Yoongi yang tampak khawatir.
"Hei! Apa yang kau lakukan?" teriak Hani begitu tiba di sana. Ia berdiri di antara Hana dan Jiyoon, berusaha melindungi saudarinya. "Apa yang salah denganmu? Kau tidak bisa menyerang orang seperti ini!"
Jiyoon, yang kini tampak bingung, mundur perlahan. Matanya bergerak cepat dari Hana ke Hani, melihat dua wajah yang identik. Kebingungan menghampirinya secepat amarah yang tadinya mendidih di dalam hatinya. "Kau... dua orang?" katanya lirih, suaranya mulai goyah. "Siapa di antara kalian yang sebenarnya Jihae?"
Hani, yang juga tampak bingung, menatap Hana dan kemudian kembali ke Jiyoon. "Apa yang kau bicarakan? Mengapa semua orang yang kami temui selalu mengaitkan kami dengan seseorang bernama Jihae?" tanya Hani, nada suaranya lebih terdengar bingung daripada marah.
Namun, sebelum Hani bisa berpikir lebih jauh atau bertanya lebih banyak, Hana mengambil langkah maju. Wajahnya tampak tegang, seolah telah mencapai batas dari apa yang bisa ia simpan. Ia menarik napas panjang, lalu berkata dengan suara yang tegas namun penuh beban.
"Aku... Aku adalah Park Jihae."
Seketika, keheningan menyelimuti tempat itu. Yoongi dan Hani langsung membeku, tak bisa berkata apa-apa. Kebenaran itu begitu mengejutkan, lebih dari apapun yang bisa mereka bayangkan. Jiyoon menatap Hana dengan pandangan penuh kebingungan dan campuran antara kelegaan dan amarah. Di kejauhan, Jungkook yang mendengar pengakuan itu merasakan dadanya berdegup begitu keras, seolah jantungnya ingin meloncat keluar.
Jadi... selama ini dugaan mereka benar. Jihae, yang mereka pikir telah mati, masih hidup. Tapi bagaimana mungkin?
Yoongi tampak sangat terguncang, mulutnya terbuka namun tak ada kata-kata yang keluar. Hani, yang masih memproses semua yang terjadi, hanya bisa berdiri diam, tidak mampu berkata apa-apa. Perasaan campur aduk meliputi hatinya-kebingungan, marah, tapi juga sedikit rasa lega bahwa akhirnya semuanya terungkap.
Namun, ini baru permulaan. Jika Jihae masih hidup, apa yang sebenarnya terjadi? Apa alasan di balik semua kebohongan ini? Dan lebih penting lagi, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Jungkook, yang berdiri agak jauh, tak mampu bergerak. Kata-kata Hana-atau lebih tepatnya, Jihae-masih menggema di telinganya. Sesuatu yang selama ini ia cari, jawaban yang ia dambakan, kini hadir di hadapannya. Namun, ia tahu, ini baru awal dari misteri yang jauh lebih rumit daripada sekadar pertemuan kembali.
Jihae, atau Hana, menghela napas panjang dan menunduk. Ia tahu, keputusan untuk mengungkapkan kebenaran ini akan membawa konsekuensi besar. Tapi ia sudah lelah bersembunyi. Kini, ia harus menghadapi masa lalunya-dan semua orang yang terseret dalam pusaran itu.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae (미안해) 2
FanfictionMIANHAE SERIES II [END] 🚫[PROSES REVISI]🚫 Sosok Park Jihae yang sudah pergi lima tahun lalu membuat banyak orang menderita karnanya. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya, rasa sakit, penyesalan itu tetap datang. Bagaimana cara menebusnya? Bagaima...