i/i

588 75 59
                                    

Note : FF ini ditulis dari hasil imajinasi author sendiri. Jika ada kesamaan cerita itu hanya ketidaksengajaan// Maafkan typo dan eyd yang belum benar.
+hati-hati dengan adanya humor tidak lucu dan bahasa kotor.

Author Pov

Sama seperti cantik-cantik lainnya, Junghan pun termasuk yang materealistis. Ia memang bukan pengguna make up; yang murah ataupun branded, karena pada dasarnya ia lebih suka terlihat natural. Namun ternyata sifat materealistis itu bukan dilihat dari make up apa yang ia pakai, namun mobil merk apa yang calon pacarnya gunakan.

Junghan juga salah satu cantik-cantik yang kehidupannya dramatis. Jika dalam fanfiction yang main castnya biasanya dibuat sebagaimana mengenaskan, lain lagi dengan Junghan justru dramatis karena hidupnya lebih mirip kisah-kisah princess disney yang diperebutkan oleh banyak orang.

Dan, dari kisah perkuliahannya yang drama tersebut Junghan dikenal sebagai mahasiswa yang sensasional.

○○○

"Junghan!"

Junghan menoleh ke arah belakang setelah beberapa detik yang lalu mendengar suara pria yang selama ini ia kira seorang duda.

"Seungcheol?"

"Hey..," Seungcheol sedikit terhuyung akibat langkahnya yang ia hentikan secara mendadak, ia pun sedikit mengatur nafasnya yang Junghan pernah cebik "bau sambal hijau". Sedikit flashback, Junghan memang pernah bilang bahwa nafas Seungcheol bau sambal hijau setelah kala itu mereka bercumbu. Merasa malu dan tak mampu menyanggah, Seungcheol pun mengaku bahwa ia baru saja memakan nasi padang. Bukan nasi Seoul atau pun nasi kota-kota di Korea Selatan lainnya. Tentu, latar belakang cerita ini 'kan di Indonesia.
Kembali pada cerita.

"Junghan, kau ingin pulang?"

"Tidak," jawab Junghan singkat lalu mengernyitkan dahi.

"Oh, jadi kau ingin menginap dikampus rupanya," lalu Seungcheol tertawa karena kalimat tidak lucunya sendiri. Junghan terdiam.
Ya tuhan aku tidak ingin menganggapnya mantan gebetanku, bathinnya.

Seungcheol yang mulai menyadari ekspresi datar dari Junghan seketika terdiam dan menggaruk kepala belakangnya yang kini terlihat seperti kepala penis karena potongan rambut barunya.

"Hehe- Junghan, rencananya aku ingin mengajakmu pulang. Tapi sepertinya kau masih ada kelas, jadi mungkin aku akan menunggumu."

"Tentu saja aku ada kelas, bahkan sekarang baru pukul 11 siang. Memangnya kau sendiri tidak ada kelas?"

"Ada.. tapi 'kan kau tahu sendiri. Jadi bagaimana? Kau mau pulang denganku?"

"Tidak, aku ingin pulang dengan Jisoo. Oh ya, aku rasa aku harus memuji kepala penismu, Seungcheol."

Junghan seketika berlalu meninggalkan Seungcheol dengan kepala penisnya. Sementara Seungcheol dengan cepat mengeluarkan ponsel lalu berkaca.

○○○

Sesampainya di kelas, Junghan mendapati kelas yang begitu riuh. Dari sini Junghan prediksi bahwa dosennya takkan hadir untuk mengajar, karena sebenarnya Junghan pun sudah telat 7 menit.

Junghan segera duduk dikursi mejanya, lalu mengeluarkan buku psikologi pertumbuhan yang kemarin ia pinjam dari perpustakaan. Tidak untuk dibaca, melainkan; 1)pencitraan; 2)penutup wajahnya saat tidur; 3)mencari kontak penulisnya untuk dibuat bahan iseng.

Saat matanya baru saja membaca tulisan pada cover buku tersebut, Seokmin -sebelahmate nya- kini telah menggeser kursi miliknya mendekat dengan kursi Junghan.

MUTLAK [hjs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang