Helena melihat dua lorong yang berbeda. Kanan atau kiri. Disana gelap. Disatunya pun juga gelap. Haidar sendiri tanpa berpikir lama memilih jalur kanan, sedangkan bersamaan dengan itu Helena menarik cowok itu ke arah jalur kiri setelah melakukan capcipcup ala Helena.
"Mau kemana sih lo? Arahnya kesini."ucap Haidar menunjuk arah kanan.
"Kesini Haidar."ucap Helena menunjuk arah kiri.
"Yaudah gue kesini, lo aja kesana."ucap Haidar tak acuh, suara cekikikan ala kuntianak membuat Helena merinding kembali, ia pun memilih mengalah dan mengikuti Haidar yang telah berajalan terlebih dahulu.
"Huwa!!!"Helena berteriak histeris ketika tiba-tiba di depannya berdiri sesosok setan dengan wajah serba hitam dan rambut kribo, yang entah keluar dari mana dan tiba- tiba berdiri di depannya dengan kedua tangan terangkat ke atas seperti hendak mencekik Helena.
"Huwa Haidar!!!"Helena berjalan mundur ketika setan itu semakin berjalan mendekati ke arahnya. Mata gadis itu berkaca-kaca.
Helena menutup matanya ketika merasa Haidar tak kunjung datang. Namun, ternyata tangan kanannya tertarik oleh sebuah tangan hangat dan langsung membawanya berjalan cepat. Langkahnya terhenti, Helena yang sejak tadi tetap menutup matanya, takut yang membawanya kini adalah setan lainnya yang mungkin naksir dengan Helena.
"Buka mata lo! Mau tidur disini emang?"ucap Haidar dengan datar, orang yang ternyata menyelamatkan Helena dari setan tadi.
Helena sendiri mengernyitkan keningnya. Suaranya datar khas Haidar, dengan pelan Helena mengerjapkan matanya. Dan bertemu dengan Haidar yang berdiri di depannya dengan wajah datar.
"Ah makasih Haidar!"ucap Helena senang. Ia lalu melihat tangannya yang masih di genggam Haidar, pipinya tiba-tiba merona membuat Haidar bingung dan menegok ke arah mata Helena tertuju. Haidar yang sadar menghentakkan genggaman tangan keduanya hingga terlepas.
"Cie Haidar genggam tangan gue, gak bakal gue cuci nih tangan sampai kapan pun!"ucap Helena sambil memegang tangan kanannya yang di genggam tadi dengan raut bahagia.
"Gila!"
Haidar lalu berjalan kembali. Helena yang kembali di tinggal terburu-buru mengejar Haidar, takut jika ada setan yang tiba-tiba muncul lagi. Helena melihat banyak tengkorak serta tulang-tulang yang tampak mengerikan di gantung di dinding yang bernuansa hitam itu menambah kesan horror.
Ternyata benar jalur yang mereka lewati menuju ke arah jalan keluar rumah hantu tersebut. Helena mendesah lega ketika berhasil melihat kerlap-kerlip lampu di area festival kembali. Ia menengok ke berbagai arah dan menemukan Gilang yang melambaikan tangan kearah mereka. Cowok itu duduk di sebuah kursi panjang tepat di depan jalan keluar rumah hantu tersebut.
"Lama banget lo pada, gue laper nih nungu kalian, Zidan-Anggi mana cuy?" Gilang bertanya ketika Haidar telah duduk di samping Gilang.
"Kagak tau."jawab Haidar.
Gilang terkekeh."Jadi ceritanya kencan kalian di rumah hantu gitu, elo sama si Helena terus Zidan sama si Anggi gitu? Ah untung gue duluan jadi gak jadi obat nyamuk."celoteh Gilang.
"Bacot! No dating! Ngerti lo!"ucap Haidar menoyor kepala Gilang yang terkekeh dan cowok itu lalu menatap jahil Helena yang sekarang duduk di sisi lain Gilang.
"Gimana Na? Berhasil semua modusan elo? Gue liat sih iya, dari wajah lo yang bahagia banget ini."ucap Gilang.
Wajah Helena memerah namun gadis itu berusaha tidak kentara.
"Ih! Kok lo gak di makan kuntilanak aja sih, kenapa bisa keluar dengan selamat gitu!"cibir Helena namun tak menampik dalam hati, ia senang bisa dekat dan dijaga oleh seorang Haidar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [REPUBLISHED]
Teen Fiction"love is meant to be an adventure"- Gordon B. Hinckly so here's Haidan and Helena adventure Copyright © 2017 by astronoux