"Wake up sweetie." Ucap seseorang sambil membelai lembut rambutku. Oh Tuhan tak terasa hari ini dalah hari dimana aku akan berdiri dipelaminan bersamanya.
Akupun segera bangun dan mensejajarkan posisiku dengan mom yang duduk dipinggir kasur "Mom haruskah?" Tanyaku dengan ekspresi sedih.
"Kau tidak perlu ragu. Mom yakin Harry adalah lelaki yang baik." Ucap mom lalu mendekapku.
Akupun membalasnya "Aku takut mom. Aku takut masa laluku akan terulang. Aku takut Harry akan melakukan hal yang sama seperti dia. Aku-
"Tenanglah Cecil. Percayalah pada mom. Kau tidak perlu mengingat bajungan itu lagi okay? Dia tak pantas kau ingat. Kau harus melihat ke masa depan tidak bisa terus melihat masa lalu. Jangan menangis sweetheart." Ucap mom menghapus air mata di pipiku. Ini pertama kali aku menangis didepannya.
"Mom kau harus berjanji kau akan selalu ada bersamaku. Walaupun nanti aku pisah rumah denganmu. Walaupun kita akan dipisahkan oleh jarak yang begitu jauh. Kau harus selalu memberiku kabar. Okay mom? Aku sangat takut kehilangan mu. Aku tidak mau kau meninggalkan aku seperti dia meninggalkan aku." Ucapku dengan isakkan tangis yang sedikit nyaring.
"Mom berjanji. Sudah sekarang kau tidak usah sedih lagi. Ini hari specialmu. Jadi tidak boleh ada isak tangis. Jadi segera bersihkan tubuhmu dan bersiap. Mom mau turun dulu." Ucap mom lalu meninggalkanku.
***
Harry's pov"Dengan ini kalian resmi menjadi sepasang suami istri. Dan sekarang kau boleh mencium mempelai wanita."
Dengan begitu akupun mendekati Cecil lalu menciumnya lembut.
Tak lama Cecil menyudahi ciuman kami. Dan semua orangpun bertepuk tangan.
Setelah itu aku dan juga Cecil menyambut para tamu yang datang "Happy wedding Harold." Ucap Zayn padaku lalu beralih pada Cecil "Happy Wedding juga untukmu Mrs. Styles." Ucapnya sedikit menggoda Cecil yang menbuatku sedikit, cemburu? Mungkin.
"Sebentar lagi aku akan punya keponakan kedua." Ucap Niall.
"Iya sebentar lagi akan ada yang memanggilku uncle." Ucap Liam dengan tawanya.
"Lihatlah guys mukanya memerah. Seperti kepiting rebus." Ucap Zayn sambil menunjuk Cecil. Cecil yang menyadarinya hanya bisa menunduk malu.
"Guys dia milikku kalian tidak boleh menggodanya." Ucapku seraya merangkul pinggangnya.
"Sepertinya ada yang jealous." Ucap Lou dengan muka konyolnya.
"Lou.." Geramku.
"Iya Har iya maaf." Ucapnya sambil menyengir.
"By the way aku punya pertanyaan untuk kalian berdua." Ucap Liam tiba-tiba.
"Apa itu?" Tanya Cecil.
"Aku tau kalau kalian menikah karena perjodohan. Yang ingin aku tanyakan adalah apa sesungguhnya kalian saling mencintai?"
Seketika aku dan Cecil terdiam.
"Emm... Ten-
Belum aku menyelesaikan kalimatku. Seorang lelaki datang menghampiri kami- lebih tepatnya Cecil "Hey putri tidur. Happy Wedding." Ucapnya lalu menyodorkan tangannya pada Cecil.
Namun Cecil bukan membalasnya dengan jabatan tangan malah memeluknya. Siapa dia?
"Ge i miss you so much." Ucap Cecil dengan sedikit terisak.
Sebegitukah? Kurasa hatiku mulai memanas. The boys yang melihatpun hanya bisa terdiam.
"I miss you too my lovely Cecil. Jangan menangis kumohon. Ini hari specialmu." Ucap si pria menghapus air mata Cecil. Aku yang melihat hanya bisa menahan amarah.
"Aku hanya terlalu bahagia bisa bertemu denganmu. Aku sangat, sangat, sangat merindukan mu. Aku selalu menunggu kepulanganmu." Ucap Cecil dangan wajah bahagianya yang membuatku sedih- maksudku aku belum pernah melihat ia sebahagia ini saat bersamaku. Apakah dia akan merasa bahagia bersamaku nanti?
Karena sudah tak tahan melihat kemesraan mereka aku memutuskan untuk membuka suara "Ekhmm.." Dehemku.
"Oh aku sampai melupakanmu. Happy wedding bruh." Ucap pria ini memberikan tangannya padaku. Namun aku masih menaruh kedua tanganku di saku celana.
"Harry." Ucap Cecil padaku.
"Apa?"
"Kau mengerti apa maksudku." Ucapnya lagi.
Okay baiklah "Terimakasih." Ucapku menjabat tangannya.
"Tak apa Cecil aku mengerti kenapa dia seperti itu padaku. Kau pasti jealous?" Ucap pria menyebalkan ini.
"Tidak."
"Harus kau ketahui kau tidak pelru jealous. Karena aku ini kakaknya." Ucapnya. Seketika Cecil, pria ini, dan juga the boys tertawa puas.
"Jadi kau benar-benar jealous huh?" Tanya Cecil padaku "Baiklah maafkan aku karna tidak memberitahumu tentangnya. Dia Gemie Larsen kakak sekaligus sahabat laki-laki terbaikku."
Akupun hanya membalasnya dengan ekspresi dingin "Aku akan memaafkanmu. Tapi kau harus memberikanku satu ci-
CUP..
Bibirnya mendarat tepat di bibirku yang membuatku tersentak. Bagaimana bisa dia mengetahui apa yang aku inginkan? Itu tidak penting. Lupakan.
"Cukup bukan?" Tanya Cecil padaku. Wajahnya kembali merah. Tuhan dia sangat menggemaskan.
"Baiklah aku memaafkanmu." Ucapku tersenyum manis dan mentapnya.
"Ekhem... Maaf tapi acaranya masih belum selesai. Masih banyak tamu yang harus kalian sapa." Ucap Gemie yang membuatku dan Cecil tersentak lalu tersenyum kikuk. "Guys aku permisi dulu. Aku ada urusan." Lanjut Gemie lalu melenggang pergi.
"Harry kalau begitu kami juga pamit pulang." Ucap Liam.
"Kenapa cepat sekali?" Tanyaku.
"Kami tidak ingin mengganggu kalian. Jadi nikmati hari Harold and you Mrs. Styles." Jawab Zayn.
"Selamat menikmati malam pertama!!!" Ucap Niall.
"Shut up Ni!" Ucapku.
"Sudahlah. Ayok kita pulang. Bye Harold, Cecil." Ucap Liam lalu melenggang pergi yang disusul oleh yang lain.
Tak terasa waktu berlalu dan acarapun selesai. Aku dan Cecilpun segera pulang. Untuk malam ini kami tidur dirumah Cecil. Karena kondisi rumah baru kami yang belum terisi barang apapun tidak memungkinkan untuk kami pulang kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fuckin Destiny
FanfictionHae gaezz. So this is my second story. But my first story was deleted. Jadi kemungkinan ceritanya bakalan abal-abal. Terus pastinya bakalan banyak typo. Jadi yaudahlah. HAPPY READING GAEZ JANGAN LUPA VOMENT OK?!?! Tq❤️❤️❤️