Bagian 1

19.7K 1.1K 12
                                    

Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan jadikan kelebihanmu keangkuhan, dan jangan jadikan kekuranganmu alat untuk menjatuhkan dirimu sendiri..
___

Lelaki itu berjalan gontai menuju pintu utama rumahnya yang besar. Ralat, rumah orang tuanya yang besar. Dia mengetuk dengan tak sabaran pintu besar itu. Sesekali mengusap matanya yang terasa berat.

"Buka! Bibik! Buka pintunya!"Teriak pria itu.

Tak lama, pintu pun terbuka. Menampakkan seorang pria paruh baya yang menatapnya garang.

Dengan emosi yang meluap, lelaki paruh baya itu menarik kerah baju si pemuda tadi dan menyeretnya memasuki rumah.

"Sampai kapan kamu begini, Ali?!"Geram lelaki paruh baya itu kepada Ali.

Bukannya takut, Ali malah tertawa keras. Semakin marah dengan sifat Ali, pria paruh baya itu mendorong tubuh Ali hingga pemuda itu tersungkur dan meringis. Namun ringisan itu tak bertahan lama. Ali kembali tertawa sambil mengusap pinggangnya yang sedikit sakit.

"Papa kenapa sih, Ah? Gak suka banget lihat Ali seneng"

Ayah Ali yang bernama Gibran Leonardo itu menggeram kesal sambil mengacak rambutnya. Frustasi dengan sikap anaknya yang tak tahu aturan.

"Terserah kamu, Li. Papa capek"Ucap Gibran dingin lalu beranjak dari itu.

Ali yang melihat ayahnya menjauh hanya mengedikkan bahunya acuh, lalu bangkit berdiri. Ikut meninggalkan ruang tamu.

Rendall Aliando Malvin. Terlahir didalam keluarga yang kaya sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya adalah pengusaha dibidang properti yang sangat terkenal. Ali pun lahir dengan wajah yang begitu tampan, hingga semua wanita pasti takhluk padanya. Namun sayangnya sifat dan perilakunya sangat buruk. Nilai akademinya sangat buruk. Hampir setiap hari dia membolos sekolah. Dan pada saat malam hari, dia akan pergi ke club untuk bersenang-senang.

Bahkan ibunya saja sudah tak tahan melihat perilaku Ali. Ibunya memilih mengurus kakak Ali yang ada di London yang sedang menjalankan sekolah tingkat akhirnya disana.

Ali tak mempermasalahkan dengan keputusan ibunya itu. Yang ada dipikirannya hanyalah bersenang-senang tanpa ada yang mengusik. Dia tak peduli apapun yang terjadi. Yang terpenting dia mendapat uang yang cukup atau bahkan lebih untuk membuatnya senang.

Ali disekolah sangat dikenal sebagai playboy. Dia memang sangat sering berganti pasangan. Itu semata-mata hanya untuk membuat hidupnya bahagia, dan dia sama sekali tak peduli dengan hati perempuan yang dia mainkan seenaknya.

.....

"Hallo, ada apa?"

"I’m sorry. Are you Jessica Adeline Milana’s mom?"

Wanita paruh baya itu sedikit menjauhkan telephone rumahnya lalu menatap benda itu dengan tatapan kaget. Dia tak tahu jika yang menelpon adalah orang luar.

"Yes. I’m"

"Sorry, Madam. I have a bad news for you. Jessica had an accident. She is being treated at Orthopedic hospital now"

Kaki wanita itu terasa tak bertulang tiba-tiba. Berusaha dia menjaga kesadaran agar tak terjatuh pingsan. Dengan perasaan kalut, wanita paruh baya itu menarik nafas untuk menguatkan dirinya sendiri.

"T-hanks for your information, Mr. I will going to London, soon"

Wanita paruh baya itu meletakkan telephone rumahnya kembali setelah sambungan terputus. Tangannya beralih menghapus air mata yang entah sejak kapan mengalir. Kalut dan khawatir itulah perasaannya sekarang setelah mendengar bahka putrinya kecelakaan di negeri orang. Dia meretuki dirinya sendiri. Seharusnya dia tak mengijinkan putrinya bersekolah di negeri orang.

Baby Sitter In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang