22 - Tarts

122 20 4
                                    

"Apapun yang mereka katakan, kau bukan Alice."

Setelah itu, memorinya melompat ke tempat lain, meninggalkan jarak menganga lebar seolah apapun yang membuat ingatannya kembali hanya sanggup mengembalikan beberapa kenangan saja, bukan seluruh masa lalunya seperti yang gadis itu harapkan sebelumnya.

Kenangannya hanya berputar di tempatnya terbangun. Menghabiskan waktu dengan Kuroki Nanami atau terseret ke dalam kelakuan Hasegawa Aoi. Dari situ, gadis itu perlahan mengingat hal penting; keduanya adalah seorang dokter, seorang penemu, atau apalah. Tetapi ia masih tidak dapat mengingat apa kaitannya dengan kedua orang itu, dan bagaimana ia bisa sampai di sana. Di mana keluarganya? Mengapa hanya masa lalu yang ini yang muncul?

Di mana orangtuanya? Apakah ia tidak memiliki masa lalu lain selain ini? Sebelum ini?

Hari itu, Nanami menghilang entah kemana. Agak terburu dengan monitor hologramnya yang mengendalikan pintu masuk besi yang terbuka dan tertutup secara otomatis. Pendar cahaya terang dari langit-langit sudah memudar ketika Hasegawa—Alice membuka kedua matanya.

Alice mengira kala itu, ia sendirian. Tetapi nyatanya, Aoi bergerak ke sana dan kemari dengan monitor hologramnya sendiri yang memendarkan cahaya biru. Langkah pemuda itu hampir tanpa suara, dan gumamannya tak lebih dari bisikan tanpa nada. Monitornya menampakkan sebuah grafik dan tulisan yang tak dapat Alice baca dari tempatnya.

Aoi terlihat sibuk, jadi gadis itu diam.

Tidak, bila ia mau berkata juga, ini bukan tubuhnya. Hanya imaji masa lalunya.

Sulit rasanya tidak membayangkan seorang Hasegawa Aoi dengan pakaian Mad Hatter miliknya. Memori tentang pemuda dengan topi tinggi ala gentleman dan jas berekor ala abad pertengahan sudah lama terpatri di dalam ingatan Alice. Otaknya berkeras bahwa itu adalah kenyataan; namun dengan masa lalunya yang hilang, ia tidak yakin mana yang nyata lagi.

Yang mengingatkan Alice, bila Hatter di dalam masa lalunya adalah Aoi, dan The Duchess sesungguhnya adalah Nanami, bagaimana dengan yang lainnya? Chesire Cat? Knave of Heart? Queen of Heart? Hare dan Rabbit? Dormouse? Mereka pasti juga di sini, kan?

Namun bila demikian, mengapa Alice tidak melihat mereka?

"Ah, kau sudah bangun. Apakah kau lapar?" Aoi mematikan monitor hologramnya dengan sekali kibasan tangan, kemudian tersenyum. Sebuah senyum lembut yang membuat sesuatu di dalam diri Alice tersentak karena begitu familiar, seolah gadis itu selalu melihat senyum itu jauh sebelum ia terbangun di dalam sebuah akuarium vertikal.

Jauh sebelum Aoi adalah Hatter terukir di dalam kepalanya.

Tubuh Alice mengangguk sendiri, Aoi mengangguk lalu berbalik, mengubek isi laci yang paling dekat dengannya. "Kamar mandi ada di sudut kanan, Kuroki-san sudah menyiapkan pakaian untukmu. Apakah kau bisa melakukannya sendiri?"

Hening sejenak, sebelum Aoi mulai merasa kalimatnya sangat salah.

"Tidak, tidak, tidak, itu terdengar sangat salah, aku tidak akan membantumu, maksudku aku akan memanggilkan Kuroki-san atau Lucille itu ke sini bila kau tidak bisa sendiri!" sebuah rona merah meledak di dalam wajah Aoi, menyambar leher dan telinganya dengan cepat.

Alice berkedip—nama asing lagi, siapa Lucille?

Gadis itu tahu Hisato dan Miyamura kemungkinan besar adalah nama asli Knave of Heart dan Chesire Cat, Kuroki Nanami adalah The Duchess, dan Hasegawa Aoi adalah Mad Hatter. Alice juga tahu March Hare dan White Rabbit adalah anak kembar. Tetapi Lucille?

"Aku bisa sendiri," suara Alice serak dan hampir tak terdengar, Alice sendiri terkejut dengan suaranya. Gadis itu bergerak berdiri, oleng sejenak, membuat Aoi meluncur mendekatinya hampir seketika. Tetapi tubuh Alice mengulurkan tangannya menghentikan Aoi, kemudian berjalan perlahan menuju pintu di sudut yang terbuka secara otomatis ketika Alice mendekat.

Project AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang