New Story

11 2 7
                                    

Segelas road bir a&w yang ada di atas meja belajar gue dan sebungkus pillows cokelat teronggok penuh. Mata gue terfokus ke depan namun pikiran gue melesat bagai komet. Kata kata dia selalu terngiang di pikiran gue.
Lo tuh lebih mentingin lukisan lo yang gak guna itu dibanding gue!
Ingin gue menamparnya saat itu juga tapi hanya air mata yang mewakilinya.
Seberapa pentingnya dia buat gue, dia gak pernah ngertiin hobi gue, toh buat apa gue pertahanin.
Gue bangun dari kursi "malas" dan  menatap sekeliling.
"NIA!!!"
Sontak lamunan gue buyar
"Iya ma"
Kakiku dengan cepat menuruni tangga.
"Astaga Nia, muka kamu kucel amat, baju kusut, bau lagi"
Mulai deh rempongnya emak emak.
"Di rumah juga, gak papa kali Ma"
"Gak boleh Nia, hari ini kan kamu mau ketemu kolektor seni, masa jelek gini"
"Turunan kali ma" gue jawab asal.
"Heh sembarangan, mamamu ini kan gini gini dulunya kembang desa"
Yo wes daripada dengerin cerita mama yang pd level 99+, gue langsung ke atas.
Sial! Gue gak punya baju formal lagi
17.00
Sip masih sempet buat ke butik.
"Ma aku pake mobil"
"Lah kamu mau kemana?! Nia!Niaaaaa"
Sebodoamat deh. Cao mama.

Butik Labeel
Kalo menurut info yang gue dapet, nih butik gak mahal mahal amat, terjangkau deh pokoknya. Gak heran pengunjungnya membludak gini.
Kebiasaan gue, setiap masuk ruangan apapun, gue bakal natap sekeliling dinding sambil ngeliat lukisan disana dan kadang kadang gue komentari kalo gue gak sreg.
Setelah berputar putar, pilihan gue jatuh ke dress pink selutut dengan tambahan cardigan.
Line!
Lo masih seneng ke sini? Gak nyangka gue
Gue menatap sekeliling, gak ada orang "itu".
Lo tau gue masih suka kangen jalan bareng lo apalagi semenjak lo jadian sama Gio, lo gak pernah jalan bareng gue lagi.
Gue tersenyum senang. Pikiran gue melayang ke 6 bulan silam.

"Ri, gue gak mau tau lo harus temenin gue jalan jalan!"
"Heh lo ini gue mau nonton bola"
"Ayolah ri, ok deh gue minta temenin ke butik Labeel aja"
"Hhh ya udah gue temenin"
"Horeee"
"Dasar lo ini"

Gak bisa dipungkiri gue emang kangen sama Hari. Tapi saat gue pacaran, Gio, pacar gue terlalu posesif. Menentang gue sana sini.
Lo pikir gue monyet! Dikandangin terus.

Line!
Sombong lo ya Ni, gak pernah nge line gue lagi, lo gak inget jasa gue?
Gue tersenyum lagi melihatnya. Kali ini dari Bobby.

"By, kalo dia gak nembak nembak gue gimana?"
"Ya udah lo sama gue aja"
"Sembarangan lo! Gue gak maulah"

Kenapa gue jadi deg deg-an gini setelah ngebaca line dari mereka?
Ooowww ada apa ini?




HALOOOOO
hoho maaf ya lama vacuum, hal ini disebabkan oleh rasa mager yg kelewatan.😂😂😂.

Salam hoho

Sylvi 🐸

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 28, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PictureWhere stories live. Discover now