Seperti yang dikatakan Raka tadi malam. Raka sudah berada dirumah Keisa dengan senyum yang cerah. Kenzo menyuruhnya menunggu Keisa di depan televisi dengan seorang perempuan yang tersenyum ke arahnya. Raka membalas senyum perempuan itu.
"Loe udah punya Keisa, jangan naksir sama pacar gue."
Raka mencibir. "Gak akan gue naksir pacar loe Ken, gue udah punya Keisa yang sayang sama gue."
"Cih, pasti Keisa loe pelet jadi dia kayak gitu."
Raka mencibir lagi. "Loe jadi kakaknya gak dukung banget sih. Orang tua kita aja udah dukung masak loe gak?"
Kenzo melipat tangannya didada. "Loe mau gue dukung? Gampang banget. Loe selama sebulan trak-"
"Gak usah makasih, Keisa udah turun. Gue sama Keisa berangkat dulu. Bye kakak ipar." Potong Raka cepat.
Raka langsung menarik tangan Keisa kedalam mobilnya. Melupakan kalau Keisa belum sarapan pagi. Raka langsung melajukan mobilnya ke arah sekolah dengan senyum cerahnya. Setelah sampai disekolah, Keisa membuka pintunya sendiri tanpa menunggu Raka yang membukanya.
Semua tatapan murid langsung beralih ke arahnya dan Raka yang keluar mobil secara bersama. Apalagi rambut Keisa yang berubah membuatnya tersenyum tipis. Keisa merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Keisa tersenyum ke arah Raka.
"Mereka pada bicara kita Kei,"
Keisa menghendikkan bahunya acuh. "Aku gak peduli. Emang kamu peduli?" Raka menggeleng.
Mereka langsung memasuki kelas dengan tatapan murid yang langsung mengarah ke pasangan itu. Salah satu dari mereka bertepuk tangan dengan keras membuat perhatian mereka teralihkan. Disana, duduk seorang perempuan yang tersenyum sangat cerah dari biasanya.
"Kalian pasti udah jadian kan?" Keisa dan Raka mengangguk.
"Kapan jadian? Kenapa gak bilang gue sih? Atau kalian sengaja gak bilang gue?"
Keisa melepaskan tangan Raka dengan pelan. "Baru jadian kemarin. Karena gue gak bisa telepon loe. Kita emang baru jadian dan gak mungkin sengaja gak bilang sama loe." Jawab Keisa menatap Aulia.
Aulia tersenyum setelah itu memeluk Keisa dengan erat. "Loe emang sahabat gue yang perfek deh Kei. Loe gak ada duanya."
"Makasih Aulia." Jawabnya sambil membalas pelukan Aulia.
Aulia melepaskan pelukan Keisa. Menyuruh Keisa duduk dibangkunya dan Raka duduk dibelakang mereka dengan matanya yang menatap Keisa terus. Aulia memutar bola matanya melihat Raka yang menatap Keisa terus.
"Pacar loe disini Raka. Biasa aja kalo lihat dia, takut banget Keisa direbut orang?"
Raka tersenyum ke arah Aulia. "Nah loe tahu sendiri. Loe tanya aja sama Keisa, gue gak akan ganggu kok."
Aulia mendecakkan lidahnya. "Gue malah risih lihat loe Raka. Biasa aja dong kalo lihat Keisa."
"Sorry gue gak bisa."
Keisa tersenyum menatap Aulia yang mulai terlihat emosi. "Udah loe tanya aja Aul, biarin Raka lihatin gue."
Aulia melebarkan matanya dengan tiba-tiba membuat Raka ingin membuka suara tapi langsung ditutup oleh Keisa sebelum mereka adu mulut lagi. "Loe diapain sama Raka Kei sampai jadi kalem gini? Loe dipelet sama dia?"
"Gue gak diapa-apain kok. Gue biasa aja. Gak usah aneh-aneh loe Aulia." Jawabnya. Tangan Keisa masih menutup mulut Raka.
"Oke gue ngerti. Lepasin dulu tangan loe dari mulutnya Kei," Keisa langsung melepaskan tangannya dari Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Ficção Adolescente[[TAHAP REVISI]] Menurut kalian menjadi bad girl itu bagus gak? Menurut kalian kalo cewek jadi bad girl gimana? Menurut kalian kalo cewek bad girl punya cowok gimana? Menurut kalian cewek bad girl punya saudara overprotektif gimana? Menurut kalian c...