(dua) mengapa bisa?

35 11 2
                                    

“renata.” Lirih keenan.

Gadis itu menautkan alisnya bingung. Pasalnya laki-laki dihadapannya ini menyebut bahwa dirinya renata.

“permisi pak. Ada lagi yang ingin dipesan?” ucap gadis itu. Keenan tersadar dari lamunannya. Kemudian keenan mengangkat tangannya diudara seperti mengatakan ‘cukup’.

“baik. Silahkan tunggu sebentar.”

Keenan menganggukkan kepalanya. Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju tempat duduk yang kosong. Keenan menjatuhkan bokongnya pada meja nomer 2.

“renata, apa itu kamu?” ucapnya masih tidak percaya dengan kejadian beberapa detik yang lalu.

Keenan menatap lurus kedepan dengan pandangan yang kosong. Tak lama kemudian lamunannya tersadar saat pesanannya datang.

“hot moccachino. Selamat menikmati.” Ucap gadis itu seraya tersenyum kearah keenan.

Keenan tertegun melihat senyum itu. Semuanya sama seperti gadisnya. Benar-benar sama.

“renata, tunggu.” Cegah keenan saat mengetahui gadis itu melangkahkan kakinya.

“ada yang bisa saya bantu.” Tawar gadis itu tak lupa dengan senyumnya yang masih melekat.

Keenan mengatur detak jantungnya yang tak karuan. Pelan-pelan ia menghembuskan nafasnya yang sempat terasa ingin berhenti itu.

“renata. Apakah itu kamu?” ucap keenan.

Gadis itu lagi-lagi menautkan alisnya. Ia bingung dengan laki-laki dihadapannya. Mengapa sedari tadi laki-laki ini menyebut dirinya renata.

“maaf. Mungkin anda salah orang. Saya Bianca, bukan renata.” Ucap Bianca yang masih setia dengan senyumnya.

Keenan tersentak kaget saat mendengar penuturan kata gadis dihadapannya. Gadis itu Bianca? Bukan renata? Tapi, bagaimana bisa?.
Bagaimana bisa gadis dihadapannya ini memiliki wajah yang sama dengan gadisnya. Mengapa bisa ada seseorang mempunyai rupa yang benar-benar sama. Setahu keenan kalau renata tidak mempunyai kembaran atau apapun.

Keenan kembali tersadar dalam lamunannya. Ia mencoba menetralkan semua rasa kegugupannya. “maaf. Tapi, kau benar-benar mirip dengan renata.” Ucap keenan.

Bianca terjengat kaget mendengarnya. dengan segera ia kembali menormalkan ekspresinya itu. Melihat perbedaan dari Bianca. Keenan mencoba mengalihkan suasana.

“aku keenan. Kamu?” keenan mengulurkan tangannya kehadapan Bianca.

“kayanya tadi saya udah ngasih tau kamu deh.” Bianca terkekeh.

“err maksudnya nama panjang kamu?” ucap keenan dengan gugup.

“Bianca mariza adhya.” Ucap Bianca terkekeh. Lalu, menerima uluran tangan keenan.

Bianca berdeham saat melihat keenan tak kunjung melepaskan tangannya. Keenan tersadar dan langsung melepaskan tangannya itu.
Sejurus kemudian keduanya merasa salah tingkah. Keadaan di ruangan ini menjadi panas padahal suhu AC di ruangan ini sudah diatur paling dingin.

Keenan merasa darahnya berdesir saat tangannya bersentuhan dengan tangan Bianca. Entah perasaan apa yang muncul dihatinya.
Tetapi yang jelas. Keenan merasa gadisnya hadir kembali, walaupun hanya dengan raga yang sama.

******

Hari sudah semakin larut. Matahari sudah menyembunyikan dirinya sejak satu jam yang lalu. Namun, Bianca masih berkutik dengan pekerjaannya.

Canda tawa menghiasi seluruh ruangan kedai kopi di tempat Bianca bekerja. Saat ini Bianca sedang mengelap gelas dengan serbet putih yang ada ditangan kanannya. Tetapi, ada sesuatu yang menganggu pikirannya sejak siang tadi.
Keenan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRACLE OF LOVE KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang