Part 3

960 39 1
                                    

Laura Pov

Aku mondar-mandir di kamar ku sambil terus-terusan menelponnya, apakah acara mereka belum selesai. Aku penasaran bagaimana dengan hasilnya. Sedikit di hati aku berharap Daniel di tolak. Tapi wanita mana yang akan menolak jika rancangan seperti aku buat. Aku mengutuk diriku yang membuat lamaran itu sangat romantis. Akhirnya dia mengangkat telpon ku.

"Kok lama kali ngangkatnya, ngapain aja sih?"bête ku

....

"bagaimana hasilnya?"tanya ku to the point

....

"bagus deh, aku senang, terus bagaimana?"tanyaku yang kepo berat dengan dia.

.....

"yah kan kita bisa jumpa saat mengukur pakaian nikah kalian"ujarku yang sebenarnya sedih jika enggak ketemu dengan Daniel.

......

"Ooh begitu padahal aku kasi free loh, ya udah calon suaminya kan orang kaya mana mau gretongan"canda ku "ohya hari ini Raka menyatakan cintanya padaku tadi di butik dan aku menerimanya. Kami resmi pacaran hari ini" lanjutku.

....

"Enggak usah kaget gitu. Lagian kan kamu tau Raka baru pulang dari hongkong rela-rela nemuin aku buat menyatakan perasaannya.dan siapa sih yang gak suka sosok Raka" aku ingin sekali mendengar dia cemburu tapi siapa sangka jawabannya diluar harapan.

....

"Ya sudah aku ngantuk, tadi aku penasaran rencana ku berhasil atau tidak"aku mengakhiri percakapan kami.

Aku memandang foto aku dan Daniel di nakas ku. Aku menyayangimu lebih dari sahabat, apakah kamu tahu itu. Aku menyadari perasaan ku saat sma kelas 3, aku cemburu saat Daniel mulai menjalin kasih dengan cewe lain. Memang Daniel sudah sering pacaran tapi hubungannya enggak lama-lama hanya 1 ampe 3 bulan karena pacarnya pada cemburu dengan ku yang selalu mengikuti Daniel kemana saja. Hanya Julie yang bertahan 2 tahun, aku rasa sih juga karena mereka sempat LDR 1 Tahun. tapi aku sadar 5 bulan belakangan ini tepatnya sejak kepulangan Julie, Daniel berubah dia jarang menemuiku. Apakah ini hanya perasaan ku aja, bahwa aku akan semakin menjauh dari Daniel.

Sungguh aku belum siap kehilangan Daniel. Air mata jatuh membasahi pipiku.


Daniel Pov

Di Kafe

Aku dan Julie sedang duduk berhadapan. Aku mengajak Julie makan siang.

"Aku ingin selain tidak bertemu dengan Laura kamu juga tidak berkomunikasi dengannya"Julie tiba-tiba berbicara yang dari tadi di mobil hanya diam.

"Tapi..."

"Hai dan.."suara yang enggak asing di telinga ku, laura ada disini dengan seorang pria yang di rangkulnya lengannya.

"Hai Julie, selamat ya pertunangan kalian" Laura ingin duduk disebelahku tapi di tahan oleh pria di sebelahnya. "Oh iya ini Raka Pacar aku" jadi pria ini Raka. Tunggu sepertinya wajahnya tidak asing buatku.

"kamu duduk sini aja"pria itu mempersilahkan Laura duduk disebelah Julie. Apa dia cemburu Laura ingin duduk disebelahku. "Aku tidak suka kamu duduk di sebelah pria lain"ujarnya.

"Ya ampun Raka, dia ini Daniel, sahabat aku. Kami udah sahabatan dari jaman SMA"jelas laura sambil tertawa, sepertinya suasana hatinya sedang bagus dia terlihat ceria hari ini. Tidak seperti kondisi hati aku yang gelisah dan merana karena memikirkan persahabatan kami.

"Aku permisi dulu ya ke toilet" Laura pergi.

Raka memanggil waitress dia memesan minuman buatnya dan laura, apa tunggu dia ingin memesan strawberry. "Laura tidak suka strawberry, pesankan dia greentea latte cream"celetukku tiba-tiba.

"Ohya, "Raka menoleh pada ku. "kayaknya aku harus banyak-banyak menanyakan tentang pacarku padamu ya" aku enggak ngerti itu sindiran atau apa.

Julie menatap ku, aku tidak paham arti tatapannya, untuk menenangkannya aku mengelus punggung tangannya.

Laura datang dan kembali duduk disebelah Julie. "Aku masih ada pekerjaan, harus segera kembali kekantor"Julie berdiri, aku mengikutinya.

"Aku pamit pulang"ujarku melihat laura. Biasanya setiap aku pamit pulang aku pasti mencium keningnya. Dimana saja, dan kapan saja. Tapi karena ada Julie aku takut dia salah paham.

1 bulan kemudian

Oke 1 bulan sudah terlewati, aku benar-benar frustasi. Aku tidak menyangka aku dapat bertahan untuk tidak menghubungi laura. Aku tidak tau bagaimana kabarnya. Apakah dia baik-baik saja. aku terus menatap layar handphone ku. Kenapa dia tidak menghubungi ku. Kalau dia menghubungiku pasti aku akan menjawabnya.

Aku tidak mungkin menghubunginya karena aku sudah janji dengan Julie. Aku harap setelah aku menikah, Julie tidak bersikap seperti ini,setelah menikah aku udah jelas menjadi miliknya dia tidak perlu takut lagi.

Aku membuka galeri di handphone ku, aku melihat foto-foto laura dan aku. Di Handphone ku memang banyak fotonya karena dia sangat suka sekali selfi. Aku juga melihat video-video dubsmash kami. Ini adalah solusi pelepas kangen ku. Aku tertawa melihat tingkahnya.

"Maaf pak"sekretaris ku datang."nyonya Julie ingin bertemu bapak".

Aku langsung mematikan handphone ku. "ada apa baby?"aku mendekatinya dan mengecup singkat bibirnya.

"kamu lupa hari ini jadwal kita melihat undangan dan memilih desaigner perancang baju pernikahan kita" cemberut Julie. "kenapa sangat kusut dan tidak merawat diri seperti ini?"

"sorry baby, aku lupa aku terlalu sibuk jadi tidak sempat merawat diri. Aku harus menyelesaikan semuanya Karena aku harus cuti pas kita menikah dan honey moon kan"goda ku pada Julie. Dia hanya tersenyum dan mencium bibirku singkat.

--

Jangan Lupa beri Like dan Komentar

I Love You, My BFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang