Mentari pagi tersenyum menyambut hari baru. Burung-burung bermain dibalik awan biru. Embun pagi membuatnya terdiam sejenak. Menikmati indahnya pagi yang ia tunggu.
Sekarang pukul 6 lewat 15 menit. Orang-orang terlihat memulai aktifitasnya. Termasuk Dhanisa. Ia sedang berkaca diri di cermin. Tiba-tiba Mama Dhanisa masuk ke kamar.
“Sayang, Ryzki udah datang tuh” ujar Mama Dhanisa.
“Oh iya Mah. Bentar lagi Dhanisa turun” ujar Dhanisa.
Mama Dhanisa tersenyum lalu keluar diikuti Dhanisa yang meraih tas ransel miliknya.
“Kak Iqbaal ke mana, Ma?” ujar Dhanisa sambil bergegas memakai sepatunya.
“udah berangkat dari jam 6 tadi” jawab Mama Dhanisa.
“oohh. Rajin amat . Yaudah aku berangkat ya, Ma” ujar Dhanisa sambil mencium tangan mamanya.
“iya, Nak! Hati-hati” jawab Mama Dhanisa.
Dhanisa segera menuju pintu pagar. Ternyata Ryzki sudah ada di depan pagar. Begitu melihat Mama Dhanisa, Ryzki langsung menganggukkan kepala dan memberi senyum pada Mama Dhanisa.Mama Dhanisa membalasnya dengan senyuman juga.Sebelum berangkat Dhanisa melambaikan tangan pada mamanya.Mamanya pun membalas lambaian itu.Kemudian Dhanisa menarik tangan Ryzki dan mereka berangkat.
“pa, anakmu sudah besar semua” ujar Mama Dhanisa lirih lalu masuk ke rumah.
Papa Dhanisa sudah meninggal 2 tahun lalu.Tepatnya saat Dhanisa kelas 2 SMP dan kakak Dhanisa,Iqbaal,kuliah jurusan arsitek semester 3.Semenjak itu, Mama Dhanisa kerja keras untuk menghidupi keluarganya.Alhasil, kini Mama Dhanisa memiliki satu Butik yang terkenal dan satu restoran.Sangat cukup untuk biaya hidup mereka bertiga.
Sedangkan Ryzki adalah sahabat Dhanisa semenjak ia masuk SMA. Sewaktu MOS, Ryzki melihat Dhanisa menangis dipojokan kelas. Ryzki menghampirinya dan berusaha menenangkannya.Ia bertanya ada apa dengan Dhanisa. Namun Dhanisa tetap diam. Semenjak Papa nya meninggal, Dhanisa sudah kehilangan senyumnya. Dan ia tidak mau bercerita kepada siapapun.
Namun entah kenapa, kehadiran Ryzki membuat Dhanisa merasa tenang.Ia merasa Ryzki adalah orang yang baik dan bisa dipercaya. Setelah lama membujuk, akhirnya Dhanisa menceritakan semua masalah dan latar belakang keluarganya.Semenjak itu mereka menjadi sahabat sampai hari ini.Mama Dhanisa pun senang dengan kehadiran Ryzki.Karena kehadirannya, putrinya kini bisa mendapatkan senyumnya lagi.
“udah siap ulangan, Ki?” Tanya Dhanisa.
“kalo nggak siap, bisa end gue sama Pak Hardi” ujar Ryzki.
Dhanisa hanya nyengir.Ryzki dan Dhanisa memang terbiasa berangkat sekolah bersama.Selain karena bersahabat, jarak rumah mereka juga tidak terlalu jauh.Dan mereka terbiasa jalan kaki karena jarak sekolah mereka juga tidak jauh.
Ryzki dan Dhanisa bersama.Sudah bukan hal baru bagi teman-teman mereka.Meski Ryzki dan Dhanisa pernah berkata bahwa mereka nggak pacaran.Tetap saja teman-temannya mnganggap mereka berpacaran dan terus menggoda mereka.Seperti pagi ini saat mereka tiba di sekolah.
“yaakk. Pasangan Ry-Sa sebutan untuk Ryzki dan Dhanisa sudah datang.Jengjengjeng” ujar salah seorang siswa.
Ryzki dan Dhanisa tetap cuek.Mereka lalu duduk di bangku-kebetulan mereka juga sebangku.Tak lama, bel masuk pun berbunyi.Semua siap menghadapi ulangan Kimia dari Pak Hardi.
■■■
Bel istirahat berbunyi.Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas.Mendadak Dhanisa merasakan nyeri di kepalanya.Ia merebahkan kepalanya di meja. Ryzki yang hendak keluar kelas jadi mengurungkan niatnya.
YOU ARE READING
Promise?
Fanfiction"Sampai kapan pun lo akan tetep jadi sahabat gue dan ada di hati gue,"