[Oneshot] Namae

147 19 18
                                    

SeishinUroshi presented:
Namae
(Nama)
Selamat membaca :)


Terdengar suara perkelahian di belakang gudang sekolah. Seorang anak lelaki memukul jatuh senior-senior yang tadi mengerubunginya. Beberapa senior segera bangkit dan berlari pergi, sambil meneriakkan ancaman-ancaman pada anak tersebut.

Anak itu jatuh terduduk setelah ditinggal sendiri. Sambil terengah, ia memandang telapak tangan kanannya. Beberapa saat, ia mengepalkan tangannya.

"Hei."

Lelaki itu membuka matanya dan menoleh pada seorang gadis di sebelahnya. Gadis itu mengisyaratkan dengan telunjuknya, bahwa giliran lelaki itu sudah tiba.

Lelaki itu tersadar dan menoleh ke depan. Wali kelas menatapnya sambil tersenyum, menunggu. Beberapa orang memandangnya. Segera ia berdiri dan berjalan ke depan kelas.

"Namaku Uzuro Nato."

Perhatian satu kelas langsung tertuju pada lelaki itu. Beberapa murid saling lirik dan tersenyum-senyum menahan tawa. Setelah menyebutkan asal sekolah, Nato kembali berjalan ke tempatnya dengan tenang. Kelihatannya ia sudah terbiasa menghadapi reaksi orang-orang setelah mendengar namanya.

Namaku memang aneh. Nato kembali duduk di tempatnya yang berada di dekat jendela kelas. Terbersit dibenaknya bagaimana pertama kali ia memperkenalkan namanya. Dua kata yang membuat ia ditertawakan seisi kelas. Setelah itu ia menanyakan pada ibunya kenapa orang-orang menertawakannya.

Jawaban seperti apa yang diberikan ibu? Nato bertopang dagu dengan sebelah tangannya. Pikirannya berusaha keras mengingat kalimat itu. Namun sekeras apa pun ia berusaha, yang bisa diingatnya hanyalah wajah ibunya yang tersenyum lembut sambil mengatakan sesuatu. Kalimat itu tetap tak terngiang ditelinganya.

Terdengar suara kaki kursi yang bergesekan dengan lantai. Nato melirik ke sebelahnya. Gadis berambut pendek berkuncir dua itu baru saja berdiri dan bersiap maju ke depan, ketika ...

Bruk! Kaki gadis itu tersangkut disalah satu kaki mejanya, sehingga ia jatuh menabrak meja Nato. Nato memandang gadis itu setengah kaget. Seisi kelas pun menolehkan pandangan pada mereka.

"Ka-kau tidak apa-apa?" tanya Nato, melihat gadis itu masih diam dengan posisi wajah menempel diatas meja Nato. Beberapa saat kemudian gadis itu meringis pelan dan mengangkat wajahnya.

"Aku baik-baik aja," ia mengacungkan jempol kirinya, dengan tangan kanan memegang hidung. Nato memandangnya datar. Apanya yang baik-baik ketika hidungmu mimisan?

"Uwah, hidungku berdarah," gadis itu mengusap darah yang mengalir dari hidungnya. Nato segera mengeluarkan sapu tangannya dan menyerahkannya pada gadis itu.

"He-hei, kau tidak apa-apa?" wali kelas segera menghampiri. Gadis itu mendongak dengan sapu tangan Nato menutupi hidungnya. "Hidungmu berdarah?"

Wali kelas terlihat panik. Gadis itu menenangkan gurunya dengan bilang ia tidak apa-apa, tapi wali kelas bersikeras agar ia pergi ke ruang kesehatan.

"Biar saya yang mengantarnya," entah karena apa, tiba-tiba Nato berdiri dari tempat duduknya dan menawarkan diri. Gadis itu melirik Nato.

"Ti-tidak apa-apa, aku bisa sendiri."

"Tolong ya, Uzuro-kun." Wali kelas sepertinya mengabaikan ucapan gadis itu. Nato mengangguk dan segera membantu gadis itu berjalan keluar kelas. Dengan setengah terpaksa, gadis itu pun menurut.

Nato dan gadis itu hanya diam selama perjalanan menuju ruang kesehatan. Merasa suasana terlalu canggung, akhirnya gadis itu angkat bicara.

"Sapu tanganmu," ujarnya—masih dengan kepala mendongak. Nato menoleh ke arahnya. "Sapu tanganmu nanti akan kuganti."

[Oneshot] NamaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang