Part 5

764 34 0
                                    


Daniel Pov

Aku dan Julie sedang berada di butik yang ada di salah satu mall. Aku tidak mengerti kenapa raut wajah Julie sedikit tidak enak. Dari tempat cetak undangan dia telihat bad mood.

"Gaun-gaun disini tidak sebagus di butik Laura"cetusku padanya. Dia menatapku sinis.

"Come on baby kita ke butik Laura aja minta dia mendesainnya, dia termasuk desaigner ternama di Indonesia loh"pujuk ku pada Julie, agar aku bisa bertemu dengan Laura. Julie menepis tangan ku. Dia pergi keluar dari butik.

Aku mengejarnya. Menahan tangannya dia menangis, aku kaget.

"Dari tadi kamu selalu menyebut Laura, di tempat undangan kamu bilang Laura suka model yang simple, di toko bunga kamu bilang Laura menyukai bunga-bunga cerah. Sekarang Laura lagi. Kamu udah menyakiti aku, dan"Julie menangis histeris dia marah-marah sambil memukul dada ku. Aku tidak pernah menyadari menyakitinya seperti ini. Dia pergi meninggalkan ku. Aku terpaku kemudian aku tersadar untuk mengejarnya. Aku menuruni ekskalator. Aku menarik tangannya dan memeluknya.

"Maafkan aku"ucapku "aku lebih memilih kehilangan Laura dibanding kehilangan mu" ucapku dengan kuat sambil memeluknya erat. "kalau perlu kita tidak usah mengundang Laura di pernikahan kita agar kamu merasa nyaman. Bukan kah aku sudah berjanji tidak menghubungi dan bertemu dengan Laura." Jelas ku.

"Kamu berjanji tidak menemui laura, karena aku membencinya"ujar Julie memelukku erat. "Iya. Dia tidak seberarti dirimu baby" aku mengecup puncak kepalanya.

Dia melepas pelukan ku dan tersenyum. Aku menghapus air matanya.

"Berjanjilah Kamu hanya mencintaiku"Tegasnya.

"aku hanya mencintai kamu Julie babyku"aku mencium bibirnya bukan ciuman singkat tapi lembut dan lama.

Setelah beberapa hari kejadian itu hubungan ku dengan Julie membaik. Saat ini aku dan Julie sedang di apartement ku bersantai. Aku duduk disofa, dia menyandarkan kepalanya di dadaku. Kami menonton Tv.

Sebuah berita mengejutkan dari desaigner Tanah air Laura Putri, Laura Putri mengadakan Perlelangan besar-besaran dengan seluruh hasil karya. Di katakan bahwa dia akan segera meninggalkan tanah air untuk menuntut ilmu ke perancis. Mari kita wawancara.

"apa anda akan meninggalkan Indonesia?" tanya presenter laki-laki. "iya, saya ingin belajar di paris, itu adalah impian saya yang tertunda". "apakah anda akan kembali ke Indonesia?"tanyanya lagi. Laura diam sebentar "mungkin saya akan menetap disana dan memulai karir disana"

Clek

Julie mengganti siarannya, aku meliriknya. Dia terlihat biasa saja. Aku heran kenapa Laura tidak mengabariku kalau akan perancis. Apa dia sudah tidak menganggap aku. Tunggu tadi dibilangnya dia ingin menetap disana. Aku langsung berdiri.

"Kamu mau kemana?"tanyak Julie memegang tanganku.

"Perut ku sakit sayang" bohong ku memegang perutku.

"Handphone mana?"Julie mengulurkan tangannya.

"Tuh di sebelah kamu"tunjuk ku, "perut ku sangat mulas"aku langsung ke toilet.

Di Toilet

Aku benar-benar tidak menyangka akan jadi seperti. Aku mati-matian bertahan sebulan lebih tidak menemuinya sekarang akan menjadi selama-lamanya, aku menjambak rambutku frustasi. Padahal niatnya setelah menikah ingin memperbaiki hubungan Julie dan Laura. Karena aku tidak tahan dengan kondisi seperti ini. Aku harus bertemu dengan Laura segera enggak peduli dengan janji ku.

"Daniel"Panggil Julie mengetuk pintu kamar mandi. Aku segera menyalakan keran air westafel dan membasuh mukaku. Aku benar-benar frustasi.

******

Jangan Lupa beri Komentar dan Like ya ^^

I Love You, My BFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang