Part 7

769 31 0
                                    


Laura Pov

Aku sudah di bandara, menunggu di waitingroom sebelum boarding time. Aku tidak tahan jika harus berlama-lama di Indonesia. Kesedihan ku merusak kesehatanku, aku harus segera menjauh dari Daniel. Aku melihat handphone ingin sekali menghubungi Daniel. Mengucapkan kata terakhir. Aku memutuskan merekam suara ku dan mengirim ke emailnya tidak aku akan mengirimnya setelah sampai di paris.

Hy Daniel, apa kabar sahabatku?dimana pun kamu berada aku masih menganggap kamu sahabat terbaikku. Aku enggak tau kamu masih peduli pada ku atau tidak setelah sudah beberapa hari kamu tidak menghubungiku. Apa masih menganggap aku sahabatmu atau tidak?. Aku sudah tidak di Indonesia. Kamu heran?atau kamu senang? Hahaha. Selamat ya atas pernikahan mu. berbahagiala, dan mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi, aku... aku mencintaimu sangat mencintaimu lebih dari seorang sahabat. I love you,...

Aku menaikkan daguku menahan agar air mata ku turun. Aku melihat buket bunga disebelah ku.Raka, tadi dia datang memberi bunga. Aku juga mengizinkannya mencium keningku, sebagai salam perpisahan. Semoga kamu mendapatkan pasangan yang baik Raka.

Daniel Pov

Aku mengendarai mobil Audi r8 ku dengan cepat menuju bandara. Hari ini Laura akan segera ke paris. Aku benar-benar harus memukul kepalanya, bagaimana bisa dia tidak pamit sebelumnya. Kalau saja aku tidak bertemu dengan sinta tadi di kantor aku tidak akan tau dia akan berangkat hari ini.

Flashback

"Hai mr.daniel"sapa Sinta

Aku tersenyum "apa yang sedang kamu lakukan disini?"

"aku ada meeting dengan pihak mu, ohya kenapa kamu tidak menemani laura di bandara"

aku mengernyitkan dahi.

"Jangan bilang kamu tidak tau kalau hari ini laura akan ke paris"

"Hari ini?"aku memastikan.

"Iya, padahal dia baru pulang dari rumah sakit tapi dia sudah memenuhi jadwalnya dengan kegiatan lelang dan sekarang belum sempat beristirahat langsung ke paris. Laura memang sulit dinasehati" oceh Sinta.

Aku langsung meninggalkan Sinta tanpa pamit

Aku berlari mencari Laura. Aku melihat Laura memeluk Raka. Aku tidak berani bertemu Laura langsung, aku menjaga jarak dari mereka. Aku senang laura tersenyum aku kira dia akan sedih jika tidak bertemu dengan ku selama ini. Aku melihat raka mencium laura. Sepertinya Laura tidak terlalu memikirkan ku karena sudah ada Raka. Aku senang, karena aku merasa bersalah tiba-tiba menghilang darinya. Saat raka pergi aku melihatnya menangis. Aku ingin mendekat tapi kaki ku seperti ada yang menahan. Berbahagialah Laura-ku.


******

Jangan Lupa beri Like dan Komentar ya ^^

I Love You, My BFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang