Hasegawa Toudou

23 1 0
                                    

Aku berlari mengejar Eichi supaya ia tidak memberitahu yang lain.Akh!Aku menyesal berbohong!Memang sih aku ingin mencium Jun,tapi kan tidak jadi!Gara-gara Eichi menggedor pintu sambil teriak-teriak,aku tidak jadi mencium Jun.Padahal sedikit lagi aku-  Duh kenapa aku berpikir seperti itu?

"Hoi Eichi!Jangan beritahu!Aku hanya bercanda!Aku tidak melakukannya!"Huh lelahnya..Eichi berhenti berlari."Are?Benarkah Hasegawa?Huuh tidak asik!"kata Eichi cemberut.Aku tertawa kecil.

Kami berjalan bersama menuju dapur.Setelah itu aku ke kamar Jun dan Eichi ke ruang makan.

"Maaf jika kau menunggu lama,"ucapku saat sudah di kamar Jun."Hai daijoubu.Terimakasih Hasegawa.."Aku tersenyum,mengangguk.Aku meletakkan piringku di atas meja kecil,kemudian duduk di tepi ranjang.Tanganku menyendok bubur dengan hati-hati lalu mendekatkan ke mulut Jun."Jangan Hasegawa.Aku bisa sendiri.Makanlah duluan.""Kau masih sakit,jangan paksakan dirimu."Jun menurut.Akhirnya bubur itu dimakannya juga.Aku memperhatikan wajahnya yang lucu saat mengunyah.Aku tertawa kecil."Apa yang lucu?"tanyanya."Kau terlihat lucu saat mengunyah."Saat itu juga kulihat wajah Jun memerah."Hei kenapa wajahmu merah?Kau demam?"Jun memalingkan wajah."Ti-tidak!A-aku baik-baik saja!"Lagi aku tertawa kecil."Jangan begitu Jun,tinggal sesuap lagi."

Aku menghabiskan makananku setelah selesai menyuapi Jun.Sebentar-sebentar aku melirik Jun.Aku berdebar-debar setiap kali meliriknya.Ingin sekali aku memeluknya- Apa?Perasaan apa ini?

"Jun,aku letakkan piring ini dulu ya..,"ujarku sembari mengambil piring Jun.Saat pintu hampir terbuka Jun berkata,"Hasegawa kau akan kembali ke sini kan?"Aku bergumam."Emm ya.."

Aku sudah di kamar Jun lagi dan kami belum mengeluarkan sepatah kata pun.Aku menatap Jun yang sedang melihat rembulan.Wajahnya cantik dan bersinar.

"Hasegawa ..""Eh?Iya?"jawabku setelah tersadar dari lamunan."Aku takut tidur sendirian malam ini.."Aku mengerutkan alis.Jun yang melihatku seperti ini menunduk."Bayangan Hazer yang sangat kejam itu selalu muncul dan itu membuatku merinding.Seolah-olah dia berdiri di belakang pintu kamarku lalu berjalan mendekatiku kemudian melukaiku .."Aku tersenyum kecil.Aku berganti posisi,duduk di tepi ranjang bagian kiri.Mataku menatap rembulan yang bersinar terang dan beralih ke Jun."Kemarilah Jun."Jun duduk tepat di sampingku.Tanganku menggenggam erat tangannya lalu menatap rembulan itu lagi."Hazer sudah musnah Jun.Dia tidak akan muncul dan mengganggumu lagi.Bayangkanlah sesuatu yang menyenangkan.Kalau kau ingin tidur namun perasaanmu tidak tenang,bayangkan saja kalau aku ada bersamamu.Kau lihat rembulan itu?"aku menunjuk rembulan tersebut."Ya""Dia bersinar sangat terang kan?"Jun mengangguk.Aku menurunkan tanganku."Kau juga harus bersinar terang seperti rembulan.."Jun tersenyum lebar."Baik Hasegawa.Aku akan melakukannya."Nah begitu dong.."Jun semakin menggenggam tanganku."Hasegawa,ceritakan aku sesuatu."Aku sedikit terkejut."A-apa?Aku tidak mau,aku malu."Yap,aku senang mengarang cerita,hanya saja aku malu kalau aku bercerita di depan orang."Ayolah Hasegawa.Kau harus melatih rasa percaya dirimu.Mumpung hanya ada aku dan kau di sini.."Aku dan kau.."Baiklah.."Jun terlonjak senang."Berceritalah.Aku akan mendengarkannya!""Hai.Judulnya Persahabatan Sejati."aku memulai ceritaku.Sebenarnya belum lama ini aku menulis cerita ini di buku tebalku sebelum tidur.

Aku terus bercerita dan Jun mendengarkanku dengan seksama."bel pulangpun akhirnya berbunyi.Zuo mendekati bangku Rin karena hari ini Zuo berniat mengajak Rin pulang bersa-"aku berhenti bercerita,menoleh ke arah Jun yang sudah tidur pulas di pundakku.Kedua sudut bibirku terangkat.Genggaman tangannya di tanganku sedikit melonggar,tapi aku tak melepaskan tanganku.Tatapanku beralih ke rembulan yang masih bersinar terang,cahayanya sangit putih dan terkesan suci.Tak lama aku memandang rembulan itu karena beberapa detik kemudian aku tertidur,menyandarkan kepalaku di kepala Jun.
****
Aku membuka mataku perlahan,karena cahaya pagi yang masuk lewat jendela.Aku tersentak kaget.Jun memelukku begitu juga denganku.Satu lagi...wajah kami sangat dekat!

Jun mengusap matanya dengan tangan kanannya,dan saat membuka mata ia hanya diam menatapku.Aku dan Jun cepat-cepat duduk."Em..Ma-maafkan aku Jun.Aku tidak tahu kenapa posisi tidur kita jadi seperti itu."Aku menahan malu dan Jun?Dia tidak bereaksi apa-apa.Sepertinya dia malu juga."E-eh tidak tidak masalah.Aku aku juga minta maaf,"balas Jun terbata-bata."Kalau begitu aku mandi dulu ya,"kataku sambil nyengir.Jun mengangguk.Aku berjalan dan membuka pintu kamar Jun."Hasegawa,terimakasih banyak sudah menemaniku tadi malam""Sama-sama."
****
Selesai mandi aku berjalan menuju tempat latihan.Tetapi aku berhenti di ambang pintu tempat latihan.Pandanganku menatap teman-temanku satu persatu."Hasegawa..Ohaiyo gozaimasu..,"sapa Eichi,Irui,dan Yuika bersamaan."Ohaiyo gozaimasu..,"balasku."Hasegawa,mana Jun?"tanya Yuika."Dia belum selesai mandi.""Baiklah"setelah itu mereka bertiga kembali mengobrol."Ohaiyo!"sapa Jun sembari menepuk pundakku.

"Ohaiyo"

"Semoga latihan hari ini lancar,"kata Jun.

Aku tersenyum."Ya"

"Hasegawa?"

"Ya,Jun?"

Jun memegang lenganku lalu Jun mencium pipiku.Aku terkejut,terbengong menatap Jun yang berjalan santai mendekati Eichi,Irui,dan Yuika.

Itu tadi apa?Jun ..mencium pipiku?Aku bisa mendengar detak jantungku sendiri.Aku berdebar-debar hebat.

"Ayo!Mulai latihan!,"ucap Tetsuya lantang membuat suaranya menggema.Aku tersadar dan langsung berlari bergabung dalam barisan.

"Besok,waktunya untuk kita mengembalikan keadaan!Fokus dalam latihan hari ini!Ingat!Jangan main-main!"

"Baik Tetsuya!"jawab kami serempak.

Shina aku akan menyelamatkanmu.

Rainbow Magic vs Dark MagicWhere stories live. Discover now