2. Lady Killer

161 24 7
                                    


Setelah kejadian tadi Vina merutuki dirinya sendiri. Mungkin saja pertanyaan nya tadi menyinggung Wandy. Bisa saja. Tapi apa salah nya jika dia bertanya?
Vina teringat kembali, air muka laki-laki itu berubah saat dia bertanya seperti itu.
Mungkin ada sesuatu yang disembunyikan Wandy? Tapi apa?
Hm benar-benar aneh.

•••

Vina masih menunggu Andre yang sedang berkumpul bersama tim basket nya. Mereka terlihat berdiskusi.
Andre kemudian menangkap sosok Vina, lalu memberi isyarat dengan telunjuk nya seperti "tunggu sebentar, beberapa menit lagi"
Dan Vina mengangguk paham.

Sekitar 15 menit, tim pun selesai berdiskusi. Anak-anak basket lainnya terlihat bergegas untuk pulang.
Andre menghampiri Vina.

"Vinvin, pulang yuk! Gue udah selesai" ajak Andre

"Yuk ndre" sahut Vina.

Andre mengggandeng tangan Vina dan berjalan ke arah parkiran.

Sudah hal yang biasa bukan jika sepasang sahabat yang dekat saling bergandengan tangan?
Tentu.

Tapi bagaimana jika kedua nya saling menyimpan rasa? Maksud ku seperti rasa suka seorang laki-laki kepada perempuan.
Dan inilah yang sebenarnya terjadi.
Vina dan Andre memang saling menyukai. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang berani mengungkapkan nya.

Mereka takut persahabatan yang sudah terjalin selama ini harus retak karena perasaan mereka.
Sampai saat ini mereka tetap bungkam dan tidak saling mengetahui.
Mereka hanya bisa memendam perasaan mereka masing-masing.

"Yuk Vin naik" perintah Andre sambil memasangkan helm putih bergambar Hello Kitty ke Vina, baru setelah itu ia memakai kan helm untuk dirinya.

Kemudian mereka pun melaju meninggalkan gerbang sekolah.

"Vin gue laper nih, makan pecel dulu yuk" ajak Andre dari balik helmnya.

"Yuk ndre. Gue juga laper nih. Nungguin lo lama banget" gerutu Vina.

•••

"Vin, makan nya pelan-pelan dong, elah. Lele nya gak bakalan terbang juga kok." Andre menggelengkan kepalanya melihat cewe didepan nya sedang menyantap pecel lele dengan semangat 45.

"Siapa suruh ngajak gue kesini? Udah tau ini makanan favorit gue" sanggah Vina.

"Kalo gitu gue bakal setiap hari ngajak lo makan disini." Jawab Andre

"Kenapa? Ntar kantong lo kering lagi gara-gara bayarin gue tiap hari, hehe" tawa Vina jahil.

"Gak masalah. Selama gue bisa liat lo kayak gini. Karena lo itu lucu Vin kalo lagi makan pecel dengan semangat" sahut Andre sambil menatap cewe di hadapan nya.

Apa tadi? Andre bilang gue lucu. Aaaaa, rasanya seperti mau melayang aja.
Vina hanya tersenyum menunduk. Ia rasa pipi nya sudah merah seperti kepiting rebus.

Setelah membayar makanan nya, mereka pun memutuskan untuk pulang.

"Makasih ya ndre. Jangan kapok ngajak gue makan lagi" kata Vina saat sampai dan berlari masuk ke dalam rumah nya sebelum Andre sempat menjawab.

"Ckck. Lo lucu banget sih Vin. Gue sayang banget sama lo. Seandainya lo tau itu" kata Andre dalam hati sebelum melajukan motor nya dari depan rumah Vina.

Di dalam kamar nya Vina duduk di meja belajar nya sambil menulis sesuatu di buku diary-nya.

"Kalau sebagai sahabat lo aja gue bisa ngerasa bahagia kayak gini, untuk apalagi sebuah status diantara kita.
Biarlah tetap seperti ini Ndre, dan plis jangan berubah. Gue takut kehilangan lo"

RUBIK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang