SAAT PAGI

514 14 3
                                    

Pagi, adalah suasana yang selalu aku ingin temui, karena pagi selalu memberi harapan baru dan semangat baru sebelum aku berangkat memulai aktivitas. "Tan, tolong bawakan pesanan ini ke meja nomor 5!" Kata seorang pria dibalik meja barista. "Aakkkh oke" kataku sebal.

Tania Anjani Hadikusumo, ya itu namaku, nama yang cukup aneh untuk seorang yang bekerja mengantar kan makanan, dan orang yang meneriakan namaku tadi adalah Dean. Dean adalah sahabat ku sekaligus barista dan owner coffee shop tempat aku bekerja. coffee shop tempat ku bekerja ini relatif baru di daerah jogja dan aku adalah karyawan pertama disini, bisa dibilang senior lah.

"Untuk meja no 5, yang ini gayo robusta dan capucino" kata ku sambil menaruh gelas.

Aku sebenarnya lahir dari keluarga kaya, ayahku yang masih keturunan kerabat keraton jogja adalah seorang pengusaha biro periklanan terbesar di jogja tapi itu dua tahun lalu sebelum beliau di jebloskan ke penjara oleh lawan politiknya saat beliau mengikuti pemilihan DPR, dan sekarang inilah aku seorang mahasiswa jurusan hukum yang bekerja paruh waktu untuk membayar kuliah tiap semesternya.

"Woooi, ngelamun aja kerjaanmu!, lagi mikir apaan beb?" Sentak dean

"Eh, bikin kaget aja lu bos" jawab ku refleks.

"Mikir apaan sih tuan putri? Serius amat" tanya dean hangat.

"Ini besok hari terakhir gue bayar kuliah padahal duit aja belum ada" jawabku malas.

"Oh kirain lu mikirin si Echa lagi, kalo masalah itu gampang lah pakek duit gue dulu nggak masalah" jawabnya dengan tersenyun.

"Beneran yan? Makasih banyak bossku" lega rasanya "tapi gue nggak tau kapan bisa balikin yan" jawabku melas

"Yaelah tinggal lu kerja nggak gue gaji kan beres" dean tertawa."kalo enggak lu nyari om om kaya yang udah mau mati" terusnya.

"Anjrit, solusi lu ngrugi in gue semua" jawabku

"Yah kan gue cuma ngasih solusi" katanya sambil berlalu pergi menuju ruangan nya.

"Permisi mas, bener disini buka lowongan untuk barista?" Ucap seorang pria asing ber perawakan tinggi besar dan berwajah tampan. Memang si dean lagi nyari barista buat meng cover kerjaannya.

"Oh iya mas bener ada yang bisa saya bantu" kata ku setengah kaget.

"Maaf ini mbak saya mau masukin lamaran, bisa saya titipkan ke mbak atau gimana ya?" Tanya nya sopan.

"Bentar mas saya tanyakan langsung ke owner nya langsung" jawabku,"yan ada yang mau nglamar kerja" teriak ku

"Suru masuk ruangan gue aja langsung" balas nya

"tuh mas denger sendiri kan, langsung aja naik" kata ku pada si cowok asing.

"Iya mbak makasih, misi mbak!"ucapnya.

"Gua yakin dia mantan bodyguard" kata ku yakin setalah lelaki itu berlalu pergi.

Satu jam kemudian dean dan si cowok asing itu turun dari ruangan dean.

"Kenalin dre ini tania, dia senior waitress disini" kata dean mengenalkan

"Tania" kataku sambil menjabat tangan.

"Andre" ucapnya.

"Tan dia andre, barista baru di coffee shop ini" lanjut dean.

"Yaudah mas mbak, kalo nggak ada yang di bicarakan lagi saya mau balik, besok pagi saya kesini lagi" ujar andre

Aku dan dean mengangguk tanda mempersilahkan.

"Mari mas mbak" ucapnya sambil berlalu pergi dan lansung mengangkat HPnya.

"Itu orang lebih mirip body guard dari pada barista yan" kata ku sambil membereskan meja

"Tapi dia mantan pegawai di omah kopi tan, makanya gue terima, lagi pula dia gue suru training dulu 2 minggu" kata nya. "lu mau ke kampus kapan? Ini duitnya" lanjutnya sambil menyerahkan uang.

"Abis kerja kali yan, makasih banyak boss ku yang tampan" ucap ku.

"Yaudah balik kerja lagi" ucap dean.
-----------------------------------------------
Tak terasa jam sudah menunjukan angka 12, aku segera berberes memasukan semua barang ke tas dan merapikan diri karena siang ini aku harus ke kampus.

"Yan gue ke kampus dulu" pamit ku ke dean.

"Oke tuan putri, perlu gue anter?" Tawarnya

"Kagak usah ntar dikira bawa om om ke kampus, gue naik motor sendiri aja" jawab ku bercanda

Dean hanya tertawa mendengar celotehku, dan aku pun langsung pergi ke parkiran. Tapi aku melihat sesuatu yang aneh. Si cowok asing masih ada di parkiran seperti sedang mengawasi sesuatu. Karena penasaran aku mendekatinya. "Andre, masih disini?" Sapa ku.

"Eh iya mbak, nunggu temen" jawabnya kaget

"Yaelah dre tau gitu tunggu di dalem aja, kering dong lo berjemur sini 4 jam" keluh ku.

"Nggak enak mbak kan saya bukan costumer" kata andre

"Yaudah deh gue mau ke kampus dulu, jangan lupa besok pagi hari pertama masuk" pamit ku

"Iya mbak siap" ucap andre penuh semangat.

"Ganteng juga si andre " kataku dalam hati.

My Spy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang