Pagi itu adalah pagi yang mencekam, terutama bagi ku.
Ini adalah pagi dimana kita dites, apakah layak untuk lulus atau tidak.
Meskipun aku terkenal dengan otak yang pintar dikelas, tidak membuatku menyepelekan ujian ini.
Bahkan aku telah mempersiapkan nya 1 tahun lalu dengan berbagai materi pelajaran yang selalu dikeluhkan oleh teman-teman ku.
°
"Semua siswa silahkan berdoa sebelum mengerjakan lembar ujian" Guru Shim yang dikenal lemah lembut namun tegas menjadi guru pengawas dikelas ku, beliau juga menjadi wali kelas kesayangan kami, beliau seperti teman yang dihormati. Asik saat mengajar dan menyenangkan saat diajak berbicara.
"Ndee Seongsenim" Kami menjawab serentak mengiyakan titah beliau
'Hening'
"Semua sudah siap? Silahkan dibuka"
Dengan hati yang berdebar aku membuka lembar ujian dengan mata pelajaran Korea Sastra kesukaan ku.
'Benar saja, usaha tidak mengecewakan hasil, lihat saja 1 butir soal dengan mudah ku jawab tanpa ragu'
10 menit berlalu~
Suasana kelas ujian yang hening, hanya terdengar suara kertas yang saling bergesekan satu sama lain. Seketika dibuat fokus semua murid kearah pintu kelas.
'Tok Tok'
"Maafkan saya bu, saya terlambat datang"
Lelaki idola sekolah, perawakan nya tinggi dan berotot. Meskipun dia jarang masuk sekolah, namun dirinya tetap dikenal 1 sekolahan ini, bagaimana tidak dia adalah selebriti.
"Tidak apa-apa ibu mengerti, masuk lah, isi kursi kosong dibelakang itu"
Guru Shim menunjuk kursi kosong yang ada dibelakang ku, huh dibelakang ku?
Sebenarnya aku diam-diam juga mengagumi lelaki ini, lelaki yang telah menjadi teman sekelas ku.
3 Tahun kami sekelas, nampak nya dia tidak menyadari bahwa aku adalah teman sekelas nya? mungkin saja.
Dia tampak cuek jika sudah dikelas, teman-teman yang lain juga terlalu malas untuk mengajak nya berbincang. Hanya siswi dari kelas lain yang sering bergerombolan disekitar kelas ku jika selebriti ini masuk sekolah.
'Tuk tuk tuk'
Langkah kaki itu semakin mendekat, aku tidak bisa fokus mengerjakan ulangan ini, meskipun hampir selesai aku benar-benar harus menyelesaikan nya hingga tuntas.
Dia melewatiku, parfume mahal nya menyeruak masuk ke penciuman ku, wangi yang maskulin.
'Srett'
Kembali, aku tidak dapat fokus dan hanya membayang kan dia duduk dibangku belakang ku.
Meskipun tidak mungkin dia menatap punggung ku, tetap saja aku merasa risih. Aku takut punggung ku jelek, aku takut ada noda di seragam putih ku, aku takut rambut ku tidak rapi, aku takut semuanya.....
°
'Apa-apaan ini? aku bahkan tidak pernah mempelajarinya'
Lelaki itu beguman, namun tetap tertangkap oleh pendengaran tajam ku.
Apakah 'Bangtan Boys' sesibuk itu, sehingga Jungkook yang notaben nya adalah seorang pelajar tidak mendapatkan jatah nya untuk belajar?
Betul sekali, lelaki dibelakang ku adalah Jeon Jungkook, siswa di kelas ini (meskipun jarang masuk) sekaligus idola ternama di dunia Hallyu.
