Oke aku menyesal. Aku menyesal telah memberitahu si gadis stalker itu alamatku. Meskipun aku yakin aku hanya memberitahunya nama kompleks perumahanku saja.
Sungjae menenteng sebuah rantang pink yang dititipkan pada satpam rumahnya pagi ini. Setelah membawanya ke meja makan, ia mendudukan dirinya di ruangan yang sepi itu dan membuka rantang tersebut.
Aroma semerbak khas masakan China menyeruak dari rantang yang baru saja ia buka. Sour and sweet chicken (tangsuyuk) kesukaannya, dan juga chapjae. Dengan cepat Sungjae mengambil sendok dan garpu dari dapur, dan menyantap hidangan itu langsung dari rantangnya.
"Hm.. Enak juga" ucapnya sambil sibuk menggiling sepotong ayam dengan gigi geraham miliknya.
Ponselnya kemudian berbunyi.
4 new chat
Mungkin aku akan membalasnya nanti. Setelah selesai menyantap masakannya.
---
Meskipun terlihat cuek, kasar, dan pemarah, namun Sungjae sangat menyayangi noonanya, Sungyoung. Kini ia sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi noonanya yang sedang terbaring lemah.
Kakaknya itu merupakan satu-satunya anggota keluarga yang ia dapat percaya, selain ibunya yang telah meninggal kurang lebih setahun yang lalu.
Sejak ibunya meninggal dan kakaknya masuk rumah sakit, ia seperti kehilangan tujuan hidupnya. Ayahnya yang selalu sibuk dengan perusahaan miliknya memutuskan untuk menikah lagi tepat sebulan setelah ibunya meninggal, dan memilih tinggal di Gangnam bersama istri barunya. Hal tersebutlah yang membuat Sungjae meyakini bahwa ayahnya adalah penyebab utama seluruh hal buruk yang menimpa dirinya, ibu dan kakaknya yang ia sayangi.
Sungjae menjadi sangat membenci ayahnya. Ia merasa cukup beruntung ayahnya tidak tinggal lagi bersamanya, karena ia tak perlu melihat sumber pemancing amarahnya setiap hari dan membuatnya semakin reda.
Oleh karena itu, Sungjae juga menolak untuk meneruskan perusahaan ayahnya, dan memutuskan untuk memperlambat kelulusannya, agar ia dapat memperoleh alasan menghindari kemungkinan tersebut.
"Noona... cepatlah bangun. Kau tahu? Aku kesepian."
Atau mungkin tidak belakangan ini? Tiba-tiba pikiran itu muncul dibenak Sungjae. Namun segera ia tampik dan kembali fokus pada kakaknya yang masih terbaring dengan sebuah selang infus dan tabung oksigen.
"Noona... Kau harus cepat bangun dan kita akan bersama-sama mengunjungi taman bermain kesukaanmu, seperti dulu!"
Jemari gadis yang terbaring itu hanya bergerak kecil merespon Sungjae. Namun hal tersebut cukup sebagai jawaban bagi Sungjae untuk tetap melanjutkan hidup. Sungjae mengusap kepala kakaknya dan mencium keningnya.
"Kau adalah satu-satunya yang kusayangi di dunia ini, noona. Cepatlah sembuh."
---
"Ya! Park Sooyoung!!!! Kau tak membersihkan kamarmu, hah?" Omel seorang wanita paruh baya setelah membuka kamar anak gadis sulungnya.
"Maa, aku lelah. Tadi pagi aku habis berkeliling mencari alamat, dan aku hanya berjalan kaki. Izinkan aku untuk istirahat sebentar. Oke?"
"Ya! Siapa yang menyuruhmu pergi mencari alamat sejak subuh tadi??? Maumu sendiri kan?? Cepat bereskan!! Setelah itu bantu mama menyiapkan makan malam. Cepat!!"
"Iya... Iya.." Sooyoung bangkit dan dengan enggan membereskan satu persatu barang yang berserakan di lantai kamarnya. Sesekali iya melirik ke arah ponselnya yang terletak di atas kasur hijau miliknya, "ah belum ada jawaban.... Apa dia memakannya? Apa dia sedang sibuk? Atau jangan-jangan bekalku tidak sampai? Heu..." ocehnya asal.
Sooyoung pun menghela nafas panjang dan setelah selesai membereskan kamarnya, ia segera beranjak menuju dapur sebelum ibunya kembali mengomel. Ponselnya ia biarkan terletak di kasurnya, masih seperti semula.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Fresh like an Apple • C O M P L E T E
Fanfiction(Last Chapter private!) Fresh like an apple, itulah Park Sooyoung. Gadis ceria ini bercita-cita membuat semua orang di sekitarnya menjadi bahagia. Misi terbesarnya kali ini adalah membuat Yook Sungjae, pemuda tampan berwajah masam, dapat tersenyum d...