Team

291 14 4
                                    

Written by: Namikaze_Shiina

Siang hari yang panas, namun angin berhembus dengan segarnya, menyegarkan orang-orang yang tengah berkumpul di stadion Konoha.

Semuanya berkumpul dengan semangat serta minat yang tinggi. Para penduduk desa, Shinobi, orang-orang dari luar desa, serta para hokage yang tengah duduk di kursi yang telah disediakan. Semua orang disebutkan tadi memusatkan pandangannya kearah tengah-tengah lapangan yang berada di bawah mereka, stadion yang digunakan untuk menyaksikan pertandingan ujian Chuunin.
Ya, ujian Chuunin.
Stadion ini sempat hancur lebur oleh Otsutsuki Momoshiki dan satu pengawalnya yang gemuk. Ujian Chuunin yang digelar waktu itu pun kacau balau. Alhasil, di hari ini, diadakan ujian Chuunin yang sesungguhnya, bagi mereka ... generasi baru.
"Kualifikasi ujian chuunin akan segera dilaksanakan." Ucap Sai dengan lantang di tengah-tengah stadion pertandingan di desa Konoha.
"Peraturan sederhana, di ujian Chuunin kali ini, akan memakai sistem Tim. Bertarunglah dengan kekompakkan kalian." Ucap Sai.
Para genin yang berbaris disana mendengarkan dengan serius setiap untaian kata yang dilontarkan seorang jounin yang menggandeng gulungan dibelakangnya.
"Setiap tim akan bertarung dengan tim lain, setiap pertandingannya akan ditentukan oleh kami. Dua tim yang tersisa akan bertanding di final, dan dua tim tersebut akan diambil tiga pemenang saja, hanya tiga orang itulah yang menyandang gelar Chuunin." Terus Sai.
"Huohh!" Semua bersorak, bersorak bukan karena kagum, namun karena terkejut dengan keketatan prosedur Ujian Chuunin kali ini.
Semua genin calon chuunin yang tengah berbaris menghadap Sai itu mengalirkan keringat dingin di wajahnya. Jujur saja ujian chuunin ini lumayan dadakan, dan juga peraturan tadi membuat mereka sedikit kehilangan kepercayaan diri.
Meski begitu, sepertinya tidak dengan dua tim yang berbaris saling bersampingan ini. Tim Boruto, dan Tim Shikadai.
"Zentai kats tebasa!" Teriak Boruto, bocah blonde berambut unik. Berdiri di barisan paling depan.
"Sou da ne, kita harus berusaha." Suara kalem terdengar, dilontarkan dengan sangat indah oleh Mitsuki, berdiri di barisan ketiga.
"Hem! Kita bertiga harus keluar sebagai chuunin hari ini. Harus!" Ambisi Sarada, gadis keturunan Uchiha yang berdiri ditengah-tengah Boruto dan Mitsuki, sambil memegang ujung kaca mata merahnya.
"Pasti!" Jawab Boruto dengan semangatnya.
Boruto, Mitsuki, Sarada saling melontarkan senyuman semangat.
Sementara tim Shikadai.
Chouchou sedang asik memakan cemilannya, Inojin tengah berpikir keras, dan Shikadai tengah melirikan matanya kearah Boruto yang berdiri di samping kanannya.
Manik hijau lumut miliknya perlahan menatap tajam.
"Kali ini aku takkan mengalah." Ucap Shikadai kemudian.
Membuat Boruto yang tengah tertawa itu menengok kearah Shikadai. Menatap serta mengkerutkan dahinya. Nampaknya ucapan Shikadai tadi tak begitu terdengar oleh Boruto.
Dengan santainya Shikadai mengalihkan arah pandang matanya ke arah lain.
Aku tak kan mengalah lagi, ujian kali ini aku yang akan menang, Boruto. Ucap Shikadai dalam hati. Wajah datarnya memancarkan kelelahan.
Semua ini memang merepotkan, tapi aku tak mau kalah lagi. Apalagi kalah untuk kedua kalinya di depan paman Gaara dan paman Kankuro. Terus Shikadai dalam benak.
Wajahnya perlahan menengok kearah kiri, mendongkakkan kepalanya menatap keatas sana, ke tempat duduk para hokage.
Kekuatan Boruto yang belum seberapa saja sudah membawanya sebagai pahlawan waktu menyelamatkan Hokage-sama waktu itu. Kedua tangan Shikadai mengepal kuat, kuat, erat sekali.
Aku keturunan clan Nara, akan menjadi Chuunin di hari ini! Ambisi yang membakar hati Shikadai, pemicu semangat seorang keturunan Nara yang biasanya malas seperti ayahnya ini.

"Ujian chuunin kali ini ketat sekali ya." Ucap Godaime Kazekage, Sabaku no Gaara kepada pemimpin desa Konoha yang duduk di samping kirinya.
"Ha ... begitulah, hehe." Jawab Nanadaime Hokage dengan helaan nafas serta senyuman khasnya, Uzumaki Naruto.
. . "Baiklah! Mari kita mulai babak penyesihannya!" Sai membuka secara resmi ujian Chuunin.
"HUWOH!"
"YEAH!"
Sorak sorai semua penonton.
Pertandingan antar tim pun di mulai, Rock Lee menjadi wasit kembali di ujian Chuunin pengulangan ini.
Dari sekian banyaknya tim yang mengikuti ujian Chuunin di hari ini, orang-orang yang sama waktu ujian Chuunin yang sempat gagal beberapa waktu lalu. Dari sekian banyaknya tim, tim manakah yang akan berhadapan di final nanti?
. . . Babak penyisihan yang telah berlangsung beberapa jam ini pun telah menentukan hasil. Dua tim yang mampu bertahan menghadapi tim yang lain, entah itu dari sesama akademi maupun yang dari luar desa.
Sebuah papan yang membentang di sana memamerkan sebuah nama tim.
Tim Boruto vs Tim Shikadai
Ya, kedua tim itulah yang akan memperebutkan tiga tempat yang akan mengubah status mereka dari Genin menjadi Chuunin.
Hening, tenang, dan sedikit rasa ketegangan terjadi disini.
Boruto, Mitsuki, dan Sarada berdiri dengan segala pandangan yang mantap. Boruto berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada.
Shikadai, Inojin, Chouchou, berdiri berjejer menghadap Boruto dan dua rekannya. Shikadai menatap datar kearah Borutu, kedua tangannya ia simpan di kedua sakunya.
Rock Lee, Jounin pengguna Taijutsu itu berdiri ditengah-tengah kedua tim yang akan segera bertanding.
"Sudah siap?" Tanya Rock Lee kepada kedua tim itu.
Tim Shikadai mengangguk dengan kompaknya.
"Ha'i!" Tim Boruto menjawab dengan kompak dan mantapnya.
Tanpa basa basi lagi, tangan kanan Rock Lee mengepal kuat, dan langsung diangkat keatas, sembari berteriak.
"HAJIME!"
Pertandingan penentuan dimulai!
Boruto, Sarada, Mitsuki langsung berlari kearah tim Shikadai yang masih menyiapkan kuda-kudanya.
"Kita pakai formasi," bisik Shikadai.
Chouchou dan Inojin mengangguk.
Shikadai jongkok, memperhatikan ketiga lawan yang masih berlari kearahnya. Inojin berlari ke samping kanan.
Setelah dirasa dekat jarak ketiga lawannya itu, tangan Shikadai pun langsung membentuk segel jutsu khas clannya.
"Kage mane no jutsu!" Ucapnya kemudian. Dengan cepat bayangan miliknya memanjang ke depan, mencoba meraih ketiga bayangan lawannya.
Boruto dan dua rekannya menyadari itu.
Yabai! Jurus pelumpuh bayangan! Panik Boruto dalam hatinya.
Dengan cepat dan sigap. Ketiganya, Boruto, Sarada, Mitsuki langsung melayang mundur kebelakang. Sehingga jurus Shikadai tak mampu menjangkau bayangan mereka.
Namun,
Shikadai menyeringai kecil.
Puk!
Suara tepukan tangan yang dilakukan Chouchou.
"Baika no jutsu!" Teriak Chouchou, dengan cepat tubuhnya membesar, bak raksasa.
Boruto, Sarada, dan Mitsuki panik.
Dengan santai namun cerdik, Shikadai memainkan jutsu bayangannya ke dalam bayangan Chouchou. Alhasil, bayangan miliknya memanjang, dan daya cakup jutsunya melebar.
Sreet.
Kuso!
Shikadai berhasil melumpuhkan bayangan Sarada, dan Boruto. Membuat keduanya diam tak berkutik, tak bisa bergerak.
Itulah jurus bayangan clan Nara.
Hanya Mitsuki yang berhasil meloloskan diri dari kejaran bayangan Shikadai.
Mitsuki menatap kedua rekannya yang tertangkap.
Aku akan membebaskan kalian, Boruto, Sarada. Ucap Mitsuki mantap dalam hati.
Sarada menatap Mitsuki, melihat kearah sisi kiri Mitsuki.
"Mitsuki, awas!" Teriak Sarada panik.
Mitsuki tak mengerti, langsung menengok kearah pancaran mata Sarada, kearah kirinya.
"Shintensin no jutsu!"
Deg! Deg!
Jutsu Inojin berhasil mengenai Mitsuki.
Tubuh Inojin tumbang ke tanah.
Mitsuki menyeringai.
Langsung menatap mantap dengan seringai keberhasilan kearah Sarada, dan Boruto.
"Maaf, Sarada. Aku sedang menguasai tubuh Mitsuki sekarang. Mitsuki kubiarkan tidur sebentar, ya." Kata-kata yang terlontar dengan ramahnya dari mulut Mitsuki.
Terlambat, Inojin sudah ada di tubuh Mitsuki. Batin Sarada yang menarik kesimpulan.
Dengan cepatnya Mitsuki berlari kearah Boruto dan Sarada.
Bak!
Memukul keras wajah Boruto.
"Aa! Uhuk! Uhuk!" Boruto tak bisa berbuat apa-apa.
"Maaf ya, Boruto. Aku juga ingin jadi Chuunin." Ucap Mitsuki ramah, Mitsuki yang sedang dikendalikan oleh Inojin.
Boruto hanya memandang tajam, ia tak bisa berbuat apa-apa. Sarada pun sama begitu, andai kan ia bisa menolong, ia pasti bergerak membantu Boruto.
"Hiyaaa!"
Mitsuki berteriak, dengan raga yang siap menghantamkan pukulannya ke seluruh tubuh, serta wajah Boruto.
Boruto hanya diam menggertakan giginya, tubuh bergetar hebat, mencoba bergerak namun tertahan kuat oleh jutsu bayangan yang kini tengah mengikatnya.
Brak! Bruk! Dak! Bak! Buk! Dak!
"Aaa!"
Boruto kini sedang dipukul habis-habisan oleh Mitsuki.
Semua penonton yang menyaksikan itu merasakan ketegangan serta kasihan melihat anak dari Hokage dipukuli macam itu.
Mari kita tengok sejenak ke bangku penonton.
"Ino, anakmu semangat sekali, ya." Ucap Sakura dengan helaan nafas lelah.
Wajah Ino sedikit memerah karena senang, senyuman nya pun tak tertahankan.
"HAJAR TERUS, INOJIN!" teriak Ino mendukung anaknya.
Inojin berhenti sejenak dari aktifitas memukul Boruto. Dia siapkan kepalan tangan kanannya.
"Hiyaaa!"
BRUAK!
Memukul dengan keras dagu Boruto, hingga Boruto terpental jauh, dan terlepas dari jutsu bayangan Shikadai.
Bruk!
Boruto mendarat ke tanah dengan wajah terlebih dahulu.
"Uhuk! Uhuk!" Boruto terbatuk-batuk, wajahnya sedikit memar dan berdebu. Darah juga keluar dari hidung dan bibirnya.
Inojin yang tengah mengendalikan tubuh Mitsuki itu pun beralih pandang kearah Sarada yang masih mematung terperangkap jutsu Shikadai.
"Sasuke-kun, Sarada." Sakura yang duduk di bangku penonton itu pun mulai cemas.
"Tenang, Sakura." Suara Sasuke terdengar.
Sakura menengok kearah suaminya.
Sasuke pun memandang wajah cantik istrinya.
"Dia anak kita, ingat?" Ucap Sasuke kembali dengan senyuman kecil yang mampu menenangkan kecemasan istrinya.
Sakura pun membalas senyuman yang di berikan Sasuke.
"Tsugi wa, Sarada desu nee." Mitsuki bicara kembali, dengan wajah ramah dan senyum khasnya.
Keringat dingin membanjiri wajah Sarada.
Tanpa basa basi lagi, Inojin langsung berlari kearah Sarada.
Sarada mencoba tenang, memejamkan matanya.
Inoji siap mendaratkan tinjunya.
Tapi,
Shing!
Deg! Deg!
Mata Sarada membuka lebar, menampilkan Sharingan merah bertitik dua dan menghentikan laju lari Inojin yang sekarang sudah ada di depan matanya.

~Hatsu Event~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang