Joohyun pov
Aku terbangun di pagi yang indah seperti biasanya. Tapi menurutku, semua hari adalah hari yang indah.
Mengapa?
Karena hariku penuh dengan diri nya.
Oh Sehun, sahabatku.
Menurut beberapa orang, menyukai sahabat sendiri adalah hal yang menyakitkan. Tapi tidak dengan diriku. Ia memperlakukanku sungguh seperti kekasih nya. Ia memperhatikan tiap detail yang berada pada diriku.
Aku beruntung memiliki nya. Walaupun hanya sebatas sahabat. Terkadang, aku ingin menanyakan tentang perasaan nya kepadaku. Tetapi aku selalu mengurungkan niatku itu karena takut.
Terkadang aku berpikir. Apa ia menyukaiku juga? Semua tindakan yang ia lakukan memang menunjukkan sikap bahwa jawaban atas pertanyaanku adalah 'iya'.
Tapi jika iya, mengapa ia tidak menyatakan nya padaku? Apa ia mempermainkanku? Tetapi semua dugaan-dugaan buruk itu kubuang jauh-jauh. Aku mempercayainya.
Inilah aku.
Bae Joohyun.
Seseorang yang terjebak pada masa yang dinamakan 'Friendzone'.
***
"Joohyun-ah!"
Teriakkan seseorang yang sangat familiar di telingaku membuatku yang awalnya sedang berjalan menyusuri lorong sekolah pun akhirnya berhenti dan menolehkan kepalaku kepadanya yang sedang berjalan santai menghampiriku.
"Bisakah kau tidak teriak? Aish. Untung lorong ini sepi!" gerutuku ketika ia sudah berada di hadapanku.
"Hehe. Ayo ke kelas bersama!" ajak nya dengan senyum khas nya.
Aku mengangguk dan membalas senyuman nya.
Kurasakan tangan nya kini berpindah ke pundakku dan menarikku lebih mendekat. Aku kembali merasakan sengatan listrik yang mengalir di tubuhku. Kami pun mulai berjalan mengitari lorong sekolah yang begitu sepi.
"Tidak terasa ya besok kita akan wisuda dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi." ujar nya tiba-tiba.
Aku mengangguk, "Eum. Benar-benar tidak terasa. Yakk Oh Sehun, kau belum memberitahuku tentang universitas yang kau pilih."
"Mungkin 2 hari lagi kau akan tau." ujar nya santai.
"Kenapa? Tinggal beritahu aku susah sekali." gerutuku kesal.
"Sudahlah. Oh ya, sesudah wisuda besok, ayo ke taman dekat rumahmu!"
"Eum. Baiklah."
Kami terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing.
"Dan satu lagi." ucap nya tiba-tiba.
"Apa?"
"Nanti sepulang sekolah, aku akan memilihkan gaun untuk kau kenakan besok."
"Baiklah. Tapi, aku rasa akhir-akhir ini kau menjadi aneh." ucapku sambil memperhatikan keseluruhan wajah nya dengan tatapan curiga.
"Aneh bagaimana?" tanya nya sambil menatapku dan melepaskan tangan nya pada pundakku agar dapat melihatku lebih bebas.
"Kau lebih sering mengajakku keluar akhir-akhir ini."
YOU ARE READING
Friendzone
FanfictionMencintai sahabat sendiri? Hal itu bisa terjadi pada setiap orang. Termasuk aku. Setelah dia membuatku jatuh, tiba-tiba saja dia menghilang. Aku.. Membenci nya.