Laura Pov
2 tahun kemudian
Aku berlari menuju kantor majalah Vogue yang ada di paris. Hari ini aku ada jadwal Interview. Seharusnya aku tidak seperti ini kalau Christ bersedia mengantarku, dia marah pada ku karena menolak lamarannya. Padahal aku bilang aku ingin kami pacaran dulu.
"Huhhh"aku menghela nafas akhirnya aku tidak terlambat.
"Bonjour..."Sapa ku pada resepsionis. Dia melihat jam, hello aku belum telat masih ada waktu 15 menit.
Dia tersenyum "silahkan" dia mempersilahkan aku menuju ruangan interview.
Di Café de Flore.
Oh ini adalah kafe favorit ku karena ini adalah café tertua di paris, pertama kali aku di paris tempat ini lah membuatku nyaman, selain karyawannya bisa berbahasa inggris hehehe. Aku memiliki kesulitan pertama kali datang ke paris adalah dengan bahasanya makanya walau udah 1 tahun aku masih membawa kamus kemana-kemana.
Aku mensyukuri bisa bertemu Christ, pria Indonesia-Perancis-Jepang. disinilah pertama kali aku bertemu Christ, pria humoris yang bisa mengubah mood ku lebih baik, aku menikmati hot coffe dengan macaroon. Pahit dan manis menjadi satu hem aku menyukainya, karena hidup itu tidak selamanya manis. Aku melihat kedua pasangan yang selalu membuat ku iri, mereka selalu datang ke kafe ini. Mereka bukan pasangan muda, usia mereka sudah 70 tahunan,pernikahan mereka juga sudah berjalan selama 45 tahun dan mereka adalah sahabat jadi cinta. Aku kenal kedua pasangan itu, tuan dan nyonya Alexandria. aku ingin seperti itu, tapi.. sudah lah aku tidak boleh mengingatnya terus-terusan. Dia pasti sudah berbahagia sekarang harusnya aku senang.
PLUK!!!
"HEIII"bentak ku. "Chirst "sebel ku saat melihat pelakunya adalah Christ, kekasihku.
Christ pria yang sudah resmi menjadi kekasih ku 2 bulan ini.
"kamu manis kalau marah cher (sayang) "dia mencium pipi ku.
"aku membencimu"cetusku sebel
"Je t'aime (aku mencintaimu)"ucapnya nyengir.
Aku pun tersenyum.
"Bagaimana interviewnya?"tanya Christ meminum minumanku.
"not bad"aku mengangkat bahu.
"aku berencana segera membuka butik disini, sambil belajar aku bisa memulai bisnis"ucap ku mengeluarkan setumpuk kertas.
"besok weekend aku ingin mengajak kamu ke Museum Louvre" jelas Christ.
"Aku kan sudah pernah kesana" aku meliriknya
"aku ingin kamu menemani ku, perusahaanku menyumbang salah satu lukisan disana, aku akan mengirimkan gaun ke Penthouse kamu cher" Christ mencubit pipiku. "Aku ada meeting, je t'aime"
Aku mengecup pipinya. Dia tersenyum dan mengacak rambutku.
Christ tau aku belum bisa mencintainya, tapi Christ bilang tidak masalah karena waktu yang akan membalas perasaanya, dasar pria paling narsis. Jika dipikir-pikir siapa yang tidak akan menyukainya, tampan, kaya dan penyayang. Dia seperti..... oh cukup.
Aku langsung bersiap untuk berangkat ke kampus aku ada matakuliah siang ini. Kampus ku ESMOD INTERNASINAL Fashion institutes & Universities Group. Aku bisa sedikit bersombong, ini adalah sekolah desain fashion pertama dan tertua di perancis bahkan di dunia. Karena aku mahasiswinya makanya aku dapat tawaran sebagai jurnalis fashion di Vogue, majalah terkenal dunia. Hari ini kelas usai pukul 4 pm. Aku ingin langsung pulang, hari ini badan ku tidak enak. padahal teman-teman ku mengajak ke party yang di adakan di salah satu club di dekat kampus.
Sesampai di penthouse. Aku langsung melempar badan ku ke tempat tidur. Aku melirik jam di dinding mungkin tidur sejam dua jam akan membuat badan ku fit. Pandangan mata ku beralih melirik kanvas lukisan yang tertutup kain putih. Aku membukanya, Daniel. Di dalam kamar ini tidak ada foto Daniel satu pun. Foto pria yang ada di kamar ini adalah papa dan Christ. Christ sengaja memasang fotonya di dalam tempat tidur ku. Aku mengelus lukisan Daniel. Dia menjadi objek lukisanku. Aku mengangkat kanvasnya dan berjalan keluar. Aku membuang kanvas itu kedalam tong sampah, rutinitas yang menyedihkan. Setiap aku rindu aku melukisnya kemudian membuangnya. Aku harap perasaan ku juga bisa seperti itu, mudah untuk dibuang.Ternyata selama 1 tahun tetap sama.
----
Jangan Lupa beri Komentar dan Like
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My BF
RandomDiantara pria dan wanita tidak ada murni yang namanya persahabatan. Aku laura aku mencintai sahabat ku sendiri Daniel, kami sudah bersahabatan selama 8 tahun. aku tidak tau bagaimana dia tidak menyadari aku mencintainya apakah karena hubungan kami...