Turn on multimedia nya ya
Song : Alan Walker - FadedSetelah digendong Vina sudah mendapati dirinya mendarat nyaman di dalam mobil seorang laki-laki yang dia kenal. Kak Wandy.
"Kak Wandy.."
"Ssst. Lo diam aja, gue anter lo ke warung buat ngobatin luka lo"
Tanpa sempat Vina membalas nya Wandy sudah melajukan mobilnya.
Setelah sampai Wandy langsung membeli obat merah dan juga hansaplast. Kemudian masuk kembali ke dalam mobil.
"Sini gue obatin dulu luka lo"
Hening. Tidak ada yang bicara, sampai Wandy selesai mengobati luka Vina.
"Makasih ya kak"
"Lain kali lebih hati-hati lagi. Untung cuman kaki lo yang luka." Terdengar khawatir dari nada bicara Wandy.
"Iya kak maaf"
•••
Di lain tempat,
Andre dan Tasya menunggu Vina yang sedari tadi tak kunjung datang juga.Andre coba menelepon Vina.
Gak aktif. Andre juga sudah coba telepon Mama Vina katanya Vina belum pulang.
"Kemana nih anak?" Tanya Andre bingung."Mungkin masih ada kegiatan kali, ndre" ujar Tasya menenangkan.
Tasya tau kalau sudah menyangkut Vina, Andre selalu siap sedia.
Tasya sedikit cemburu sama Vina, karena Andre selalu memberi perhatian kepada Vina.
Ndre, gue juga mau diperhatiin lo, seperti lo merhatiin Vina, risau Tasya dalam hati.Tidak bisa dipungkiri, Tasya memiliki rasa suka kepada Andre sejak pertama kali bertemu. 1 tahun yang lalu saat Andre membantu Tasya dari kakak kelas yang melabrak Tasya.
Tasya merasa dilindungi. Dan saat itu pula perasaan nya muncul dan semakin bertumbuh.Tapi apalah daya, seorang cewek hanya bisa memendam perasaan nya tanpa bisa mengungkapkan nya.
Berbeda dengan cowok yang bisa mengungkapkan nya kapan saja dan tanpa malu.•••
"Yaudah, gue anter lo pulang ya. Ntar sepeda lo gue suruh orang untuk bawa ke rumah lo."
Vina hanya mengangguk.
Dan Wandy melajukan mobil nya."Belok kiri kak, lurus aja ntar ada persimpangan" Vina mengarahkan Wandy.
"Lo anak fotografi ya?" Tanya Wandy setelah beberapa saat.
"Iya kak. Kenapa?"
"Adik perempuan gue juga suka fotografi."
"Oh ya? Bagus dong kak. Sekolah dimana kak?" Tanya Vina.
"Wendy udah gak disini lagi sejak 2 tahun yang lalu. Ia sudah meninggal," jawab Wandy miris.
"Maaf kak. Gak bermaksud," kesekian kalinya Vina mengucapkan hal yang salah.
Dan mobil Wandy sudah mendarat didepan rumah Vina
"It's okay,Vin. Udah sampe nih.""Sekali lagi thanks ya kak" pamit Vina.
Saat Vina hendak membuka pintu Wandy menahan tangan nya.
"Gue minta nomor lo boleh?" tanya Wandy menatap Vina dalam.
"Boleh kak." Vina menyebutkan nomor nya, kemudian masuk ke dalam rumah nya.
•••
Hari udah menjelang malam. Vina merebahkan tubuhnya diatas kasur. Setelah mandi dan makan malam, Vina ingin segera beristirahat karena hari yang cukup melelahkan. Namun tiba-tiba mendapati hp-nya bergetar
Drrrt.. Drrrt..
Dilihatnya notifikasi dari Line tertera nama Wandy Marcellino. Segera dibuka nya chat dari Wandy.
Wandy : Lagi apa?
Vina : Lagi tiduran kak.
Wandy : Gimana luka nya?
Vina : lumayan kak, udah mulai kering.
Setelah itu hanya di read oleh Wandy tanpa membalas nya.
Vina pun segera tenggelam ke alam mimpi nya.
•••
Ke-esokan harinya seperti biasa Vina bergegas untuk berangkat ke sekolah dan mendapati Andre yang sudah nangkring di motornya.
Tapi kemudian matanya melihat sepeda putih nya di teras. Ban nya udah gak kempes, batin Vina.
Kemudian Vina melangkahkan kakinya menuju Andre.
"Kemarin lo kemana? Katanya mau main ke rumah gue. Gue tungguin lo gak dateng-dateng," tanya Andre memulai percakapan
"Sorry, ndre. Gue gak bisa dateng karena gue jatuh dari sepeda. Ban sepeda gue kempes dan harus ngobatin luka gue dulu" jelas Vina sambil menunjukkan lutut nya yang terluka.
"Jadi, lo pulang sama siapa kemarin?"
"Hm, sama Kak Wandy. Kebetulan dia lewat trus ngeliat gue jatuh. Jadi dia bantuin gue, ndre"
"Oh. Yaudah naik"
•••
"APA?! Serius njir? Lo satu mobil dan dia ngobatin lo Vin?" Pekik Tasya kencang.Beberapa mata mulai melihat ke arah merek.
"Ssst. Jangan kenceng-kenceng, kek. Ntar di denger yang lain" ujar Vina sambil membungkam mulut Tasya dengan tangan nya.
"Gile-gile. Trus-trus gimana lagi?"
"Ya yaudah, abis di-obatin, dia langsung ngantar gue pulang"
Sesampai nya di sekolah Vina diserbu pertanyaan yang sama oleh Tasya seperti pertanyaan Andre tadi.
Kemudian ia menjelaskan pada Tasya tentang kejadian kemarin.
Tentu saja dia gak cerita-in tentang Wandy yang meminta nomor hp-nya.-
Saat Vina lagi berdiri di koridor kelas bersama Tasya, Wandy lewat dihadapan nya sekilas kemudian tatapan mereka beradu 1 detik saja dan Wandy sudah memalingkan muka nya.Kenapa sih tuh orang, seakan-akan gak kenal gue, tanya Vina dalam hati.
Iiih! Apaan sih, emang nya lo siapa Vin? Lo bukan siapa-siapa nya dia. Hanya sebatas hubungan adik kelas dan kakak kelas. Gak lebih! , rutuk Vina.
Bel berbunyi menyadarkan dari lamunan nya.
•••
Drrrt.. Drrrt..Vina mengeluarkan hp-nya yang bergetar dan membuka nya di kolong meja.
Chat dari Kak Wandy!Wandy : Pulang bareng gue. Gue mau ajak lo ke kafe
Baru saja dia ingin membalas chat tersebut dan..
Wandy : Dan gak terima penolakkan.
Beberapa saat Vina kaget dan bingung mau jawab apa. Oh ya, gak perlu jawaban. Karena dia udah bilang gak terima penolakkan.
Vina mengernyit, 'Tadi pagi lo pura-pura gak kenal gue kak. Sekarang lo malah ngajak gue jalan, seakan-akan kita udah kenal deket. Sebenarnya, mau lo apa sih kak?'
To Be Continue..
"Was it all in my fantasy, where are you now, were you only imaginary"
°••°
4 Juli 2016
KinatlinaSelesaiii juga. Harap meninggalkan jejak ya teman2 :')
Kalo bisa comment juga gimana, ada yg typo gak. HeheHari ini kalau sempat aku mau update "Heart Catcher" ya.
Thanks juga udah baca cerita abal ku yg jauh dri sempurna ini. Xoxo
#kecupreadersatuatu
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBIK LOVE
Teen FictionCinta seperti Kubus Rubik. Memiliki macam warna yang berbeda-beda di dalamnya yang harus dimainkan dan disusun hingga menjadi satu warna yang sama. Namun, dalam memainkan sebuah Rubik begitu sulit dan tidak mudah bukan? Inilah yang dialami oleh Vina...