Daniel pov
Mama meminta ku kerumah sakit karena om Wijaya papanya Laura masuk rumah sakit karena serangan jantung. Aku khawatir bagaimana kondisi keluarga Laura, disaat tidak ada Laura. Aku kaget saat datang ke rumah sakit, ternyata om Wijaya ingin perusahaannya aku handle selama dia tidak ada. Tapi aku tidak bisa menolak walau aku menyadari aku akan sangat sibuk harus menangani 2 perusahaan besar sekaligus. Aku tahu om wijaya tidak memiliki penerus kedua putrinya berada dibidang yang berbeda Laura memilih jalan sendiri sedangkan seina juga sepertinya tidak tertarik dengan dunia ini.
Kekagetan ku lebih bertambah kali lipat saat Laura datang. Dia melihat ku tapi tidak menyapa ku malah hanya melihat ku sebentar setelah Itu sedikit pun melihat ku tidak ada, melirik juga tidak. Saat aku pamit pulang, dia tidak mengatakan apa pun. Aku tidak tahu kalau kami akan sekaku ini, aku jadi kepikiran dengan surat Julie. Sebenarnya laura membenciku atau mencintaiku.
Dikantor om wijaya
Pagi ini aku sengaja mendatangi kantor om wijaya terlebih dahulu, sebelum ke kantor ku. Aku sudah memutuskan akan meminta orang kepercayaan ku menghandle sebentar perusahaanku. Dan berfokus sejenak pada perusahaan om wijaya. Aku masuk keruang om wijaya dan sudah ada sekretaris nya memberi banyak berkas buat aku pelajarin, dan suara pintu kebuka. Seorang wanita yang sangat aku rindukan, dia sangat cantik, memakai blazer abu-abu dengan rambut diikat dan rok yang oh kenapa dia menggunakan rok pendek itu, bagaimana kalau pria-pria nakal di kantor tergoda. Apa dia mau memamerkan tubuhnya.
"Nona Laura" pengacara keluarga Laura berdiri.
"Maaf pak dermawan, saya rasa perusahaan ini tidak perlu ditanganin oleh orang asing. Karena saya sendiri yang akan menjalaninya" Laura mendekati ku oh bukan aku tepatnya tapi kami semua.
"Tapi nona, ini amanah tuan"ucap pengacara itu menunduk, mungkin karena tatapan intimidasi Laura, tunggu sejak kapan dia punya tatapan intimidasi seperti itu.
"Kalau begitu kita bawa saja ke rapat direksi, apa mereka mau di pimpin sama orang asing, atau putri dari pemilik ini"
"saya rasa Laura benar. Mungkin saya bisa berperan sebagai pembantu atau penasehat saja mengenai perusahaan ini" ucap ku berdiri.
"tapi nona Laura tidak memiliki kredibilitas di bidang ini" sahut sekretaris om wijaya.
"kredibilitas? " Laura tersenyum sinis "Apa kamu kecewa kamu tidak melayani seorang pria tapi malah melayani seorang wanita".
"Baiklah jika nona Laura memang menginginkan seperti itu, sesuai prosedur hal ini akan di bahas ke rapat besar pemegang saham dan direksi"jelas pengacara itu sambil membetulkan kacamatanya "Rapatnya akan diadakan besok"lanjutnya kemudian pergi.
Laura duduk di sofa yang ku duduki tadi, dia melihat berkas-berkas di meja.
"aku akan mengajari kamu"ucap ku duduk disebelah nya.
"Maaf Tuan Bramasta, saya rasa sudah saatnya anda pulang. Karena ini bukan perusahaan anda. Kembali lah ke kantor anda, mungkin kantor anda saat ini membutuhkan anda" sejak kapan dia memanggil nama keluarga ku. Apa dia marah karena aku tidak pernah menghubunginya seperti di telan bumi, dia juga tidak menghubungi ku dan lebih parah di tidak mengkabari ku akan keberangkatan ke paris.
"Apa perlu sekretaris saya yang mengantarkan anda Tuan Bramasta" dia melihat ku dengan tatapan intimidasi oh come on aku tidak takut malah jujur sangat tergoda dengan dirinya ini.
" baiklah saya rasa tidak perlu. Hubungi saya jika anda perlu bantuan. Oh apa anda tahu bagaimana menghubungi saya? Bukan kah sudah lama anda tidak menghubungi saya jadi.." ujar ku tapi dipotong oleh nya.
"Saya tidak akan pernah menghubungi anda Tuan Bramasta. Jadi anda tidak perlu khawatir" Khawatir? Aku lebih khawatir kalau dia tidak menghubungi ku. Apa yang terjadi pada mu laura. Tanpa mengatakan sepatah kata aku langsung keluar, tanpa pamit juga. Dia benar-benar menyebalkan. Aku tidak yakin bahwa dia mencintai ku. Dengan sikapnya yang seperti macan betina ini. Dia benar-benar menjadi laura pembangkak.
--
Jangan Lupa beri Like dan Komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My BF
De TodoDiantara pria dan wanita tidak ada murni yang namanya persahabatan. Aku laura aku mencintai sahabat ku sendiri Daniel, kami sudah bersahabatan selama 8 tahun. aku tidak tau bagaimana dia tidak menyadari aku mencintainya apakah karena hubungan kami...