(Namakamu) menghentikan langkahnya sebelum memenuhi hasratnya. Pandangannya terpaku ke pada lelaki yang sangat ia kenal. Pagi ini, suasana kantin masih sangat sepi, begitu pula dengan lelaki itu yang tengah duduk sendiri, ia terlihat tengah menunggu pesanan makanannya datang. (Namakamu) melanjutkan langkahnya dengan cara mengendap-endap karena takut ketahuan lelaki itu.
Matanya sedari tadi menatap ke sana-ke mari. Akhirnya ia mendapati sebuah ibu kantin yang hendak membawa pesanan. Sebelum ibu kantin itu berlalu, (Namakamu) menghentikan si ibu kantin. "Bu, bu, bu! Makanannya buat siapa?" bisiknya.
"Buat mas Iqbaal, Neng. Kenapa?"
(Namakamu) memberi isyarat agar ibu kantin tidak pergi terlebih dahulu. Setelah ibu kantin berbadan kurus itu mengiyakan keinginan (Namakamu), gadis rese nan jahil ini mengeluarkan sebuah benda dari kotak yang dibawanya di dalam tas sekolah. Ia mengeluarkan obat pencuci perut berbentuk serbuk dari kotak berisi berbagai bahan kejahilannya itu. Ternyata kelakuan jahilnya selama ini tidak tanggung-tanggung.
"Itu untuk apa, Neng?"
"Tenang Bu, tenang. Aku cuma mau ngerjain si Iqbaal itu. Ibu ngga usah khawatir, kantinnya bakalan ditutup atau digusur dari sekolahan ini. Kalopun sampai itu terjadi, aku bakalan biayai hidup ibu," celoteh (Namakamu).
Ibu kantin berbadan kurus itu hanya menganga mendengar pengakuan (Namakamu). "Ah engga ah Neng, Ibu takut!"
"Ibu, tenang aja. Kalo sampe dia nuntut Ibu, nanti aku bakalan dateng, kok. Percaya deh ya?"
Kemudian ibu kantin itu akhirnya mengangguk. (Namakamu) segera nenaburi serbuk obat pencuci perut yang tak berasa itu di atas makanan dan minuman yang akan dihidangkan ke Iqbaal. Selamat bermules-mules ria, Iqbaal. Aku menyertaimu~
"Udah Bu, kasihin ke dia. Jangan bilang dulu ini kerjaan aku karena bakalan jadi kejutan buat dia," ujar (Namakamu) nyengir kuda.
Berberapa saat kemudian, ibu kantin itu meninggalkan (Namakamu). (Namakamu) bersembunyi di balik gerobak milik ibu kantin tadi sambil mengawasi gerak-gerik Iqbaal. Dan god job! Pekerjaanya kali ini berhasil.
Ibu kantin kurus itu kembali. Kemudian (Namakamu) juga memesan makanannya. "Neng kok ngasih obat gitu ke dia?"
"Bukan apa-apa Bu, aku kesel. Karena dia, aku jadi bentol-bentol gini," adu (Namakamu) sambil memperlihatkan sisa-sisa kulitnya yang gatal.
"Neng kenapa kok sampe gitu?"
"Alergi, Bu. Dia ngerjain aku tahu,"
"Ya ampun.. kalian ini ada-ada saja deh,"
(Namakamu) kembali nyengir. "Biasa Bu, anak muda. Pumpung masih bisa bercanda. Hehe,"
Ibu kantin itu menghidangkan makanan pesanan (Namakamu) berupa nasi dan beberapa lauk di atasnya. (Namakamu) mengambil posisi duduk yang membelakangi Iqbaal agar tidak disangka sebagai tersangka utama. (Namakamu) menikmati makanannya.
***
(Namakamu) melangkahkan kakinya girang ke kantin setelah mendengar bel istirahat berkumandang. Ia kembali menempati bangku yang didudukinya pagi tadi sambil menunggu reaksi apa yang terjadi sebentar lagi. Sepanjang jalan ia tersenyum ceria sambil menyapa orang-orang yang dikenalinya. Beruntung, kakinya sudah tak pincang lagi seperti beberapa hari yang lalu itu.
(Namakamu) meneguk minuman kalengnya. Beberapa saat kemudian Salsha bersama lelaki berbadan kerempeng yang biasa dipanggil Basbetot datang mengejutkan (Namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]
Ficção Adolescente[[SEBAGIAN CHAPTER HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS]] #SERI PERTAMA SENIOR JUTEK VS JUNIOR RESE . . Bagaimana dengan kehidupanmu setelah bertemu dengan Senior Jutek yang sok ganteng. Atau bertemu dengan Junior Rese yang selalu mengusik keseharianmu...