Summer in Heaven - Kumpulan Cerita Pendek

3.2K 38 11
                                    

Cinta Krysan

--------------------

Air matanya menetes perlahan menempa pipinya yang mulus. Dilihatnya seorang lelaki tampan dengan iris hijaunya yang dapat dikenali bahkan dari jarak sejauh ini. Perempuan itu menekan dada kirinya kuat-kuat, seakan dengan cara itu ia dapat mengurangi nyeri di sana. Hatinya serasa dicabik menjadi serpihan, perasaannya sungguh tak karuan, Batinnya sakit, raganya lelah, bahkan tak sanggup lagi ia untuk marah.

Lelaki itu tersenyum. Memberikan sepenuhnya perhatian yang dia miliki untuk sesosok wanita cantik yang duduk di hadapannya. Tangan mereka saling menggenggam erat dan tak sekali lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke arah sang wanita, hanya demi mengecup keningnya. Terkadang sederet gigi putihnya terlihat dan kedua lesung pipinya menyembul, tanda bahwa lelaki itu sedang tertawa. Entah menikmati lelucon apa yang sedang diutarakan wanita yang duduk di depannya.

Krysan mengatur napasnya yang tersengal, akibat air matanya yang kini mulai mengalir, membentuk aliran di kedua belah pipinya. Pemandangan yang menyayat hati. Pemandangan yang membuat dia serasa mati rasa, kebas terhadap cinta. Lelaki bermata hijau itu adalah kekasihnya, sejak lima tahun lalu sampai mungkin hingga saat ini. Ia sadar bahwa ia telah dikhianati. Dan sang wanita cantik yang kini tengah tersenyum dan memandang penuh cinta pada lelaki yang dicintainya, Krysan mengenalnya. Seperti dia mengenal dirinya sendiri.

Selama ini dia tak pernah menghiraukan perkataan orang mengenai lelaki dan sang wanita yang sudah ia kenal lama. Menepis segala bentuk rumor dan menghalau berita murahan yang menyebutkan adanya affair di antara mereka. Kali ini Krysan tak lagi dapat mengelak. Bukti nyata ada di hadapannya. Mungkin ia dulu buta, seperti apa yang dituduhkan orang-orang kepada dirinya. Ia buta karena cinta. Krysan terlalu buta dan menyangkal. Dan kini hanya tersisa penyesalan. Kenapa dia tidak percaya rumor yang bererdar dahulu?

Suara dalam hatinya menyuruh Krysan untuk pulang, tak ada gunanya lagi melihat kemesraan yang ditunjukkan secara terang-terangan antara lelaki dan wanita itu. Bahkan mereka kini semakin berani mengumbar kemesraannya, saling bertukar pandang kasmaran dan suara tawa lembut yang keluar dari bibir mungil milik sang wanita. Mereka seakan lupa, bahwa kafe yang mereka tempati kini merupakan tempat pertama Krysan jatuh cinta. Pada lelaki bermata hijau yang duduk menyendiri di sudut, asyik dengan Inferno di tangannya.

Alih-alih melangkahkan kaki menuju stasiun terdekat untuk kembali ke flatnya dan meredakan sakit yang kini menyelibungi seluruh tubuhnya tanpa ampun, Krysan beranjak dari tempatnya berdiri menuju kafe itu. Mencoba menghadapi kenyataan dan menerimanya. Ia bukan seorang pengecut yang takut menghadapi kenyataan, sepahit apapun itu.

Tangannya gemetar ketika meraih handle pintu kaca. Sempat melihat pantulan dirinya di kaca tadi, tidak sepenuhnya buruk. Rambut warna mahogany-nya masih rapi, tergerai melapisi punggungnya yang tak mau tegak semenjak tadi. Hanya sedikit riasan saja di wajahnya yang luntur akibat air mata, dan dengan punggung tangan ia mengusap bekas air mata yang mengering di sana. Kedua sudut bibirnya terangkat naik, maksud ingin tersenyum dan terlihat setulus yang dibisanya, namun ternyata gagal. Bibirnya enggan untuk berkompromi lagi sekarang.

Hawa hangat langsung menyergapanya ketika Krysan sepenuhnya masuk ke dalam kafe itu, berbeda dengan udara dingin akhir musim gugur yang seakan menusuk tulangnya. Kali ini ia menghela napasnya dan menghitung sampai hatinya merasa siap dan melangkah ke arah dua insan yang masih saling menggenggam.

Krysan berdiri di antara mereka dengan kikuk. Tak sepantasnya dia kikuk seperti ini, seharusnya wanita cantik inilah yang merasakan rasa gugup saat melihatnya. Namun kenyatannya, tidak sama sekali. Sang wanita cantik tersenyum sinis, semakin mengeratkan genggaman tangannya pada lelaki itu. Sementara sang lelaki merasa tak terganggu sama sekali.

Summer in Heaven - Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang