Pukul sembilan malam, Anita berbaring diranjangnya dengan ponsel ditelinganya. Bibirnya melengkung keatas mendengarkan seseorang diseberang sana tengah bercerita lewat via suara.
"Untung gua bawa celana olahraga, Nit, kalo nggak basah-basahan gua. Ya Allah, makasih udah mengabulkan doa Anita."
"Lah, emang tau gua berdoa apa?"
"Lindungi Richie, beri kemudahan dalam segala urusan, jauhkan dari marabahaya, dari cewek lain apalagi."
"Amit-amit, Rich." Aamin..
"Masa? Boong. Lu juga dijauhkan dari cowok lain, ya?" Richie tertawa kecil.
"Gak usah, dideketin aja enak kok." Aamin..
"Makin lama, makin ngeselin ternyata, Nit."
Anita diam, dia tersenyum.
"Terus tadi lu pulang bareng Thomas gapapa, kan?
"Gapapa lah, tapi gua ngeri, sumpah."
"Dia ngebut?"
"Nggak, justru pelan banget, tapi dia nyetir kepalanya gelayut-gelayut gitu, kaya orang ngantuk."
"Ya, emang ngantuk, mungkin."
"Tadi siang itu terakhir kali gua naik motor sama dia, gak lagi-lagi sumpah."
Terdengar Richie tertawa diseberang sana. "Thomas bau bangkai, emang."
"Sebenernya dia wangi, sih, dari awal ketemu aromanya khas."
"Khas Cirebon?"
Anita hanya mendengus, nada bicara Richie terdengar meledek.
"Kalo gitu tidur aja, yuk?"
"Iya, ngantuk."
"Yaudah, tapi gini Nit, gua itu gak nyaman ngomong cinta-cintaan, tapi kalo gua gak ngomong nanti lu yang gak nyaman."
"Ya, gak usah kalo gitu, susah amat."
"Oke, gini aja, kalo gua ngomong Arrivederci anggap aja artinya I love you, ya?"
"Yaudah, iya, terserah lu."
"Oke, gua tutup, ya?"
"Iya."
"Arrivederci, Nit."
"Arrivederci too, Richie."
Sambungan terputus, Anita terlelap dengan Richie dibenaknya sepanjang malam.
~~~~~~
Thomas berdiri dihadapan Naomi, matanya menatap Naomi tegas namun juga teduh. Perempuan dihadapannya itu menatap balik, matanya yang lebar itu menatapnya intens seperti biasa.
"Ada apa lu ngajak ketemu?" Tanya Naomi.
"Kamu gapapa, kan? Katanya Rian baru mutusin kamu tadi."
"Gua gapapa, gak usah khawatir, bukannya udah biasa kalo ada kabar gua baru putus? You know me, Thom."
"Sampe kapan, sih, Nom? Mereka itu cuma main-main sama kamu."
"Lu juga sampe kapan bertahan jadi pacar gua? Kalo gua juga cuma main-main, gimana?"
"Kamu cinta aku, aku tau, kamu main-main sama mereka, tapi nggak sama aku."
"Thomas, gimana kalo kamu cuma salah satu dan bukan satu-satunya? Gimana kalo suatu saat aku nyakitin kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold Richie (revisi)
Teen FictionAda kehangatan yang terselubung dibalik tebalnya bongkahan es. Dia sendirian, dia kesepian, mencoba bertahan dalam diam. Dia rapuh, mencoba sembuh tanpa penawar. Cinta datang, cinta menolong, cintalah sang tabib penyembuh, cintalah penawarnya.